Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Kelebihan dan Kekurangan Honda EM1 e: Buat Harian, Gak Bisa Diajak Lari Kencang?

Antonius Yuliyanto,Rangga Kosala - Kamis, 11 Januari 2024 | 10:35 WIB
Test ride Honda EM1 e:
Rizky/GridOto
Test ride Honda EM1 e:

Pemasangannya di motor dikasih pengunci yang sangat solid, sehingga bisa dipastikan baterai tak akan terguncang meski lewat jalan tak rata.

Baterai Honda EM1 e: terpasang kuat dengan kuncian khusus
Rangga/Otomotif
Baterai Honda EM1 e: terpasang kuat dengan kuncian khusus

Baterai HMPP ini dipadukan dengan motor listrik (dinamo) tipe brushless 3 phase yang berada di teromol atau tipe hub, yang tenaga maksimalnya cuma 1,7 kW atau 2,3 dk di 540 rpm.

Malah kalau rated power hanya 0,58 kW atau 0,8 dk. Motor listrik ini memiliki klaim torsi sebesar 90 Nm. Tapi didapat di 25 rpm alias sesaat setelah motor mulai jalan saja.

Dinamo Honda EM1 e: dipasang di hub, terdapat nomor ‘mesin’
Rangga/Otomotif
Dinamo Honda EM1 e: dipasang di hub, terdapat nomor ‘mesin’

Jika dibandingkan, di rentang harga yang sama atau malah lebih murah seperti Gesits G1, motor listriknya punya tenaga maksimal 5 kW dan rated power 2 kW.

Dengan spek tadi bisa ditebak performa EM1 e: sangat kalem atau smooth kalau tidak mau dibilang lemot. Penyaluran tenaganya sangat halus sejak gas dibuka sampai mencapai kecepatan maksimal.

Keluaran tenaga yang halus dan linear ini tanpa hentakan mengagetkan ini berkat kontribusi “controller” yang bagus. Beda dengan motor listrik murah.

Sistemnya juga agak beda jika dibanding motor listrik kebanyakan. EM1 e: masih pakai 2 buah kabel gas yang umumnya motor listrik tidak pakai, langsung seperti motor yang dilengkapi Throttle By Wire.

Baca Juga: Seberapa Tinggi Honda EM1 e: Bisa Menanjak? Begini Penjelasan AHM

Kedua kabel gas ini terhubung pada Axel Position Sensor yang diletakkan di dekat komstir.

Dari sana inputnya diumpan ke controller alias PCU (Power Control Unit), di komponen yang merupakan otaknya motor ini juga diolah arus DC dari baterai menjadi AC menuju motor listrik yang di roda.

Lantas seberapa ‘kencang’ kah akselerasi EM1 e:? Dengan klaim kecepatan maksimal hanya 45 km/jam, tentunya tidak bisa berharap banyak.

Menggunakan alat ukur Racebox, mencapai kecepatan 20 km/jam dari keadaan diam butuh waktu 2,63 detik. Sementara itu akselerasi 0-40 km/jam memakan waktu 9,12 detik.

Yang terasa lama yaitu catatan 0-201 m dan 0-402 m. Masing-masing butuh waktu spektakuler 20,19 detik dan 36,17 detik! Bisa sambil balas chat di WhatsApp nih!

Sementara itu digaspol sampai mentok kami mendapat top speed sebesar 49,1 km/jam. Menariknya angka ini identik dengan raihan di spidometernya yang menunjukkan 49 km/jam.

Wow jarang-jarang nih deviasi spidometer dengan kecepatan ril sangat kecil atau malah bisa dibilang nol persen.

Oiya kalau digas di tempat pakai standar tengah mentok 52 km/jam di spidometer digitalnya.

Pengambilan data akselerasi semuanya menggunakan Riding Mode STD. Kalau menggunakan ECON jauh lebih pelan lagi.

Baca Juga: Khusus di Indonesia, Honda EM1 e: Lebih Tahan Air Karena Hal Ini

Sebagai contoh kecepatan maksimal di mode ini hanya 32 km/jam. Tentu supaya irit penggunaan listriknya, sehingga jarak tempuh bisa lebih jauh.

Meski tidak sebanding, coba kita bandingkan dengan catatan akselerasi Honda BeAT. 0 ke 60 km/jam 7,8 detik dan 0-80 km/jam 14,2 detik.

Mencapai jarak 0-201 m hanya butuh waktu 13,9 detik, sedangkan 0-402 m 22,1 detik. Sementara itu top speednya 108 km/jam (spidometer) dan 99,6 km/jam (Racelogic).

Secara overall performa EM1 e: lebih cocok buat penggunaan jarak dengan dengan lingkup terbatas. Yang tidak perlu kecepatan tinggi dan jarak tempat tujuan dekat.

Seperti tinggal di kota mandiri atau kecil macam BSD atau Bintaro. Dengan performa seperti ini juga lebih ramah bagi pengguna pemula yang baru mengendarai kendaraan bermotor.

Selain penyaluran tenaga yang halus, EM1 e: juga minim suara dan tidak ada getaran. Jadi nyaman dikendarai.

Selain itu catatan penting lain, semua komponen kelistrikan diklaim aman atau kuat dari air. Bahkan bisa melintasi genangan dengan tinggi maksimal 30 cm.

JARAK TEMPUH, BIAYA KONSUMSI & PENGISIAN
Dalam pengetesan kami juga mengukur jarak tempuh terjauh Honda EM1 e: dengan masing-masing Riding Mode, STD dan ECON.

Pilihan Riding Mode Honda EM1 e: terdapat di setang kiri
Rangga/Otomotif
Pilihan Riding Mode Honda EM1 e: terdapat di setang kiri

Baca Juga: Honda EM1 e: Masih Perlu Servis ke AHASS, Ini yang Dikerjakan Mekanik

Metodenya dengan menghabiskan daya satu baterai hanya dalam masing-masing Riding Mode tanpa diganti-ganti, dengan gaya berkendara normal.

Hasilnya dalam mode STD didapat jarak terjauh sebesar 46 km sampai baterai benar-benar mati.

Kemudian di mode ECON kami berhasil meraih angka 53,2 km, sampai motor tidak bisa dijalankan lagi. Kedua capaian kami lebih jauh dari klaim Honda sebesar 41,1 km (WMTC).

Dari kapasitas baterai nol persen, ternyata EM1 e: masih bisa menempuh jarak sekitar 5 km-an sampai mati.

Saat logo kura-kura muncul di baterai 0%, kecepatan maksimal akan dibatasi di mode STD hanya sekitar 37 km/jam saja dan berangsur menurun ketika logo kura-kura mulai mengedip, kecepatan maks hanya 22 km/jam saja.

Sementara itu di mode ECON, top speed tidak berubah saat baterai 0% (32 km/jam).

Kami juga tak lupa untuk mengkomparasi biaya konsumsi listrik Honda EM1 e:. Dibedakan atas biaya konsumsi jarak tempuh terjauh dan terdekat.

Kami juga membandingkan dengan biaya komsumsi listrik dengan jarak tempuh yang diklaim oleh Honda serta biaya jika menggunakan metode swap.

Menghitung konsumsi listrik menggunakan rumus jumlah kWh baterai (1,494 Wh atau 1,49 kWh) x tarif dasar listrik (Rp 1.440,70)/jarak tempuh.

Baca Juga: Meski Tahan Air, Honda EM1 e: Enggak Disarankan Cuci Steam, Ini Alasannya

Pertama perhitungan jarak tempuh terjauh yang kami dapat (53,2 km), menghasilkan angka sebesar Rp 40,35 per kilometer.

Kemudian jarak tempuh paling dekat atau yang paling boros selama pengetesan (39 km), hasilnya Rp 55,04 per kilometer.

Sementara itu jika membandingkan dengan jarak tempuh klaim Honda sebesar 41,1 km (WMTC) didapat angka Rp 52,22 per kilometer.

Terakhir, menggunakan metode swap yang sekali tukar memakan biaya Rp 8 ribu per energi atau per baterai, maka jika satu baterai bisa menempuh jarak 41,1 km, berarti biaya per km adalah Rp 194,6.

Menariknya biaya konsumsi listrik dengan metode swap mirip dengan biaya Honda BeAT pakai Pertalite yang satu liternya bisa untuk sekitar 51 km.

Pengisian ulang daya baterai hanya bisa dilakukan secara off-board alias baterai harus dilepas dari motor. Tak ada opsi langsung mengisi ulang di motor.

Pengisian daya hanya menggunakan Honda Power Pack Charger e: yang berbobot 5,3 kg dan dibanderol sekitar Rp 5,9 juta.

Pengisian daya baterai Honda EM1 e: menggunakan off-board charger dengan durasi cukup lama
Rangga/Otomotif
Pengisian daya baterai Honda EM1 e: menggunakan off-board charger dengan durasi cukup lama

Daya yang dibutuhkan untuk mengcharge kecil hanya 400 Watt, sehingga rumah dengan daya 1.300 Watt mestinya aman.

Baca Juga: Enggak Dianjurkan Cuci Steam, Begini Cara Mencuci Honda EM1 e:

Namun, dengan daya yang kecil jangan heran jika proses isi ulang berlangsung lama.

Klaim Honda mengisi daya dari 25-75% perlu waktu 2,7 jam, sementara 0-100 persen sekitar 6 jam. Menariknya angka ini sesuai dengan pengetesan kami.

Seperti disinggung tadi, AHM juga menyediakan opsi tukar baterai pakai Honda e: Swap.

Akan ada stasiun penukaran baterai, khususnya di AHASS dengan tanda khusus Honda e: Shop yang saat ini baru ada di seputaran Jakarta.

Proses tukar baterai ini menggunakan aplikasi bernama Honda e: Swap. Pada aplikasi ini akan menampilkan peta lokasi tempat tukar baterai, selain tentunya untuk transaksi.

Data spesifikasi:
P x L x T: 1.795 x 680 x 1.080 mm (EM1 e:)
1.860 x 680 x 1.080 mm (EM1 e: PLUS)
Jarak sumbu roda: 1.300 mm
Jarak terendah: 135 mm
Tinggi tempat duduk: 740 mm
Bobot kosong: 94 kg (EM1 e:), 96 kg (EM1 e: PLUS)
Tipe motor: In-Wheel Brushless Motor
Power maksimal: 2,3 dk (1,7 kW) @ 540 rpm
Torsi maksimal: 90 Nm @ 25 rpm
Rated power: 0,58 kW
Tipe baterai: Lithium-ion
Voltase baterai: 50,26 V
Kapasitas baterai: 29,4 Ah
Bobot baterai: 10,2 kg
Waktu pengisian baterai: (0-100%) 6 jam / (25-75%) 2,7 jam
Tipe rangka: Underbone
Ukuran ban depan: 90/90-12 44J
Ukuran ban belakang: 100/90-10 56J
Rem depan: Cakram Hidolik 190 mm kaliper 1 piston
Rem belakang: Tromol
Sistem pengereman: Combi Brake System
Tipe suspensi depan: Teleskopik
Tipe suspensi belakang: Ganda

Tabel Akselerasi
0-20 km/jam    : 2,63 detik
0-40 km/jam    : 9,12 detik
0-201 m        : 20,19 detik @45,1 km/jam
0-402 m        : 36,17 detik @44,6 km/jam

Top speed      
49 km/jam (spidometer)
49,1 km/jam (racelogic)

Baca Juga: Aman Enggak Motor Listrik Honda EM1 Menerobos Banjir? Ini Kata AHM

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

City Car Toyota Ini Iritnya Tembus 35 Km/Liter, Lebih Murah dari Agya

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa