GridOto.com - Sebelumnya tim GridOto telah merasakan impresi berkendara menggunakan TVS Ronin dalam kondisi turing.
Saat itu rutenya enggak tanggung-tanggung, dari Surabaya ke Banyuwangi lewat Malang dan naik ke Bromo, jaraknya mencapai 460 km.
Lalu bagaimana impresinya jika dipakai harian? Nah kami langsung melanjutkan pengetesannya.
Kali ini malah lebih lama, sekitar 10 hari dan jarak tak kurang dari 800 km.
Peruntukannya mayoritas dipakai untuk aktivitas harian, seperti liputan hingga untuk belanja ke pasar.
Tentunya juga sekalian ambil data yang di sesi first ride belum ada, seperti konsumsi bensin, akselerasi, top speed sampai tes performa pakai dynamometer untuk mengetahui lebih mendalam karakter mesinnya.
Bagaimana hasilnya? Yuk simak sampai akhir.
DESAIN
Desain sebenarnya sudah diulas sejak sesi first impression Juli silam saat pertama diperkenalkan di Indonesia (7/7).
Secara garis besar Ronin adalah sebuah motor bergaya retro modern, makanya didominasi garis serba membulat, namun banyak bagian yang mendapat sentuhan modern.
Baca Juga: Lebih Murah Dari XSR155, TVS Ronin 225 Resmi Mengaspal Di Indonesia
Contoh dari penggunaan lampu LED, suspensi depan upside down dan belakang monosok, hingga rem cakram di kedua roda.
Jika dilihat lebih mendalam, kesan yang ditampilkan di Ronin serba padat yang tampak mulai dari depan.
Karena lampu utama terpasang seperti melesak ke area antara segitiga atas dan bawah.
Kesan padat juga terlihat di area tengah yang didominasi tangki berukuran besar, yang seakan tak ada celah di area bawahnya, karena mesin yang besar apalagi terdapat juga crash bar bawaan motor.
Nah ada juga bagian yang unik, salah satunya tentu dari penempatan spidometer di setang yang menyerong ke kiri.
Satu lagi tentunya dari penggunaan lampu rem model garis memanjang ala motor custom.
Yang juga perlu lebih disoroti kali ini dari sisi build quality. Harus diakui motor yang telah diproduksi secara lokal di pabrik TVS yang berada di Karawang, Jawa Barat ini perlu diacungi jempol.
Paling kentara dari bodi utama seperti tangki, tutup aki sampai sepatbor depan dan belakang, yang semuanya terbuat dari besi yang tebal dan sangat kokoh. Makanya jangan heran jika bobotnya mencapai 160 kg.
Catnya juga tebal dan begitu mengkilat, enggak heran kalau tak mudah baret. Cat yang hitam doff seperti di sasisnya juga tampak sangat tebal.
Baca Juga: Intip Deretan Fitur TVS Ronin 225 Yang Bikin XSR155 Minder, Punya Konektivitas Smartphone
Komponen yang terbuat dari plastik seperti misal lampu sein dan under cowl juga kuat dan solid, karena bahannya tebal, bukan pakai plastik yang tipis.
RIDING POSITION & HANDLING
Salah satu yang paling menyenangkan menggunakan Ronin untuk harian adalah posisi berkendara dan karakter pengendaliannya, yang lagi-lagi harus diacungi jempol.
Untuk yang cari motor bergaya retro modern yang nyaman, Ronin bisa dibilang sebagai yang terbaik di kelas 225 cc dengan harga kisaran Rp 34-38 jutaan. Mengapa bisa begitu?
Yang paling utama memang posisi duduknya yang sangat santai. Hal ini didapat dari setang tinggi dan dekat dari badan sehingga mudah digapai.
Kombinasinya dengan pijakan kaki yang letaknya lebih maju dari jok, sehingga terasa rileks, seperti mengendarai motor cruiser.
Makin nyaman karena karakter joknya pun empuk, karena busanya cukup tebal dikombinasi kulit yang karakternya lembut.
Jadi untuk berkendara lebih dari 1 jam pun terasa nyaman, bokong jadi enggak lekas terasa pedas.
Baca Juga: Kupas Detail TVS Ronin 225, Banjir Fitur Harga Terjangkau, Tantang XSR
Oiya kembali perlu dicatat, tinggi jok Ronin sedang saja cuma 795 mm, jadi untuk yang postur badannya hanya sekitar 165 cm, masih tetap mudah menapakkan kaki saat berhenti.
Kenyamanan juga dirasakan saat jadi pembonceng, karena bukan hanya joknya empuk, posisi pijakan kaki yang rendah juga membuat nyaman, karena posisi kaki jadi enggak nangkring. Apalagi ada behel yang bisa sebagai pegangan.
Ketika dikendarai, kenyamanannya juga ditunjang oleh karakter suspensi yang mendukung.
Untuk depan yang pakai upside down berdiameter as 41 mm dari Showa karakternya sedang saja, enggak empuk banget, tapi juga enggak keras, rasanya pas!
Sementara suspensi belakang yang pakai monosok tanpa link tapi ada setelan preload 7 tingkat, redamannya ternyata sungguh bikin betah berkendara!
Empuk tapi yang enggak sampai bikin pantat motor mengayun, racikannya jempolan! Baik untuk sendirian maupun berboncengan sama sekali enggak ada keluhan.
Karakter handling juga perlu diacungi jempol. Meski bobotnya 160 kg, mendekati sport 250 cc 2 silinder, namun tetap terasa ringan dan lincah.
Baca Juga: Harga Setara XSR155, TVS Ronin 225 Banjir Fitur? Yuk Tonton Detailnya!
Diajak belok cepat di tikungan ganda atau menikung panjang di tikungan tusuk konde, sama sekali enggak ada gejala melawan atau narik ke dalam. Menikung seperti effortless!
Namun tetap ada catatannya, yaitu tentang radius putar. Karena pakai tabung upside down yang besar, maka sudut belok setang jadi lebih terbatas. Sehingga radius putarnya jadi besar.
Efeknya ketika mau putar balik jadi butuh area yang luas. Lalu ketika menghadapi kemacetan tak bisa selincah motor yang sudut belok setangnya besar, jadi harus lebih bersabar.
PERFORMA
Selain untuk turing santai, karakter mesin Ronin ternyata juga sangat cocok untuk mobilitas harian. Mengapa bisa begitu?
Kita kupas dahulu spesifikasinya mesin yang berkapasitas murni 225,7 cc ini.
Tipenya 4 langkah SOHC 4 katup injeksi berpendingin udara ditambah oil cooler, sedangkan transmisinya manual 5 percepatan saja.
Dapur pacu yang letak businya di sisi kanan ini punya ukuran bore x stroke sama alias square, yaitu 66 x 66 mm.
Rasio kompresinya 10,14:1, jadi sebaiknya memang pakai bensin RON 92.
Baca Juga: Rasio Kompresi Mesin 10,4:1, TVS Ronin Masih Bisa Pakai Pertalite?
Meski saat turing Surabaya-Banyuwangi dikasih RON 90 dan diajak menanjak ke Bromo juga enggak ngelitik.
Jika dianalisa, mesin ini memang lebih cocok untuk turing santai atau penggunaan harian, karena punya torsi yang sangat kuat di putaran rendah.
Klaim maksimalnya 19,93 Nm yang diraih di 3.750 rpm. Sementara klaim tenaga maksimal 20,2 dk di 7.750 rpm.
Efeknya apa dengan torsi besar di putaran rendah? Tentunya responsif! Gas dibuka sedikit saja motor sudah melaju dengan cepat dan rasanya mesin rileks saja.
Dipakai harian yang kecepatannya hanya main di kisaran 50-70 km/jam terasa lebih dari cukup, untuk stop & go di kemacetan juga enak.
Lalu menaklukkan tanjakan juga santai saja, tak ada rasa ngos-ngosan keberatan. Lagi-lagi seperti effortless.
Dan karena torsi besar, mayoritas perjalanan akan lebih sering pakai gigi 5 meski jalan perlahan. Sehingga putaran mesin bisa lebih rendah, efeknya tentu bisa lebih irit bensin.
Meski kalau dirasakan, khususnya di kecepatan lebih 90 km/jam seperti butuh 1 gigi lagi yang karakternya lebih overdrive.
Makin asyik harian pakai Ronin karena ada fitur Glide Through Technology, jalan perlahan misal di kemacetan pengendara tak perlu main setengah kopling.
Baca Juga: Meski Bertampang Retro, Kopling TVS Ronin Punya Fitur Ninja ZX-25R
Motor tetap bisa melaju santai tanpa ada gejala endut-endutan atau mesin mau mati.
Di gigi 1 misalnya dalam posisi gas ditutup bisa jalan santai kisaran 7 km/jam, kalau gigi 2 kisaran 11 km/jam.
Makin enak karena karakter mesinnya enggak panas. Meski berkendara di kemacetan di bawah terik matahari yang saat ini sedang panas-panasnya, suhu udara Jakarta bisa tembus 36° C, area kaki sampai paha tetap terasa nyaman.
Getaran mesin juga tergolong minim, karena baru muncul di putaran tinggi, di atas 7.000 rpm.
Tentunya akan jarang dirasakan, karena untuk harian sangat jarang main lebih dari 6.000 rpm.
Cukup sampai 5.000 rpm saja, malah kalau jalan santai cuma di kisaran 4.000 rpm.
Berikutnya yang tak kalah menyenangkan adalah suaranya. Kalau dari mesin tergolong halus, yang istimewa suara knalpotnya yang empuk ngebas seperti knalpot bobokan. Enak didengarnya sepanjang jalan!
Karakter mesin yang punya torsi kuat di putaran rendah juga terlihat jelas dari grafik hasil tes pakai dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport, yang ada di Rawamangun, Jakarta Timur.
Baca Juga: Enggak Pakai Radiator, Mesin TVS Ronin Bisa Dingin Berkat Hal ini
Mulai dari sebelum 2.000 rpm ketika gas dibuka, ternyata torsinya sudah besar, lebih dari 17 Nm dan puncaknya terekam sebesar 18,15 Nm di 3.290 Nm.
Nah torsi besar itu terus bertahan sampai sekitar 6.200 rpm, baru kemudian perlahan menurun.
Sementara untuk tenaga di roda tampak naik secara linear dari bawah, hingga mencapai puncaknya sebesar 16,99 dk di 7.690 rpm, dan kemudian turun hingga kena limiter.
Dari karakter tenaga juga tergambar jika mesin Ronin memang bukan untuk kebut-kebutan, karena powerband sempit, bisa dilihat dari grafiknya setelah 8.000 rpm baik tenaga maupun torsi sudah turun. Apalagi putaran maksimal mentok di 9.300 rpm saja!
Enggak heran juga jika top speed yang diraih biasa saja, untuk motor bermesin 225 cc tergolong rendah.
Dari hasil tes di lintasan sekitar 1,5 km di spidometernya mentok di angka 133 km/jam, sementara pada Racebox terekam 123,8 km/jam.
Dari hasil angka itu juga menunjukkan jika deviasi angka spidometer Ronin tergolong rendah, hanya 9,2 km/jam atau kalau dihitung persentasenya cuma 7,4% saja.
Bagaimana dengan akselerasinya? Ternyata juga biasa saja, karena setaranya justru dengan sport retro modern 155 cc yaitu Yamaha XSR 155.
Karena meski tenaga dan torsi Ronin lebih besar, namun bobotnya berat. Jadi secara power to weight ratio hampir sama.
Baca Juga: Mirip Motor Matic, Electric Starter TVS Ronin Jadi Halus Berkat Ini
Ambil contoh 0-60 km/jam, Ronin mencatatkan waktu 3,84 detik, sedang XSR 155 3,9 detik.
Untuk jarak 0-201 meter Ronin waktunya 11 detik, sedang XSR 155 10,9 detik. Nah untuk lebih lengkapnya bisa disimak di tabel hasil tes.
KONSUMSI BENSIN
Meski bisa diisi bensin RON 90, tapi pada pengetesan kali ini bahan bakar yang digunakan RON 92 agar sesuai dengan rasio kompresi mesinnya yaitu 10,14:1.
Berapa rata-rata konsumsinya saat dipakai untuk penggunaan harian?
Ternyata setelah dipakai harian dan diukur pakai metode full to full, didapat angka rata-rata 40 km/liter. Ini terbilang irit untuk motor bermesin 225 cc!
Dengan kapasitas tangki sebanyak 14 liter, berarti sekali isi bisa untuk menempuh jarak sekitar 560 km! Dari Jakarta sampai Kudus, Jawa Tengah lewat Pantura bisa tanpa isi ulang!
Oiya ada fakta menarik saat isi bensin, ternyata dilarang mengisi sampai bibir tangki.
Karena jika dilakukan akan seperti ada kebocoran, ada bensin mengucur dari slang pembuangan. Nah itu dari mana?
Baca Juga: Ini Alasannya Mesin TVS Ronin Hanya 225 Cc, Enggak Pakai 250 Cc
“Disarankan pengisian tidak sampai ke bibir lubang, karena di bawah bibir lubang ada selang ke evap. Evap berfungsi menyalurkan uap bensin ke mesin. Jika bensin melebihi batas akan mengalir ke selang evap dan dibuang ke slang udara bebas dari evap,” wanti Rizal Tandju, Deputy General Manager Marketing & Dealer Development PT TVS Motor Company Indonesia.
Fakta lain adalah saat lambang bensin di spido menyala, penanda untuk segera isi ulang bensin dan info DTE (Distance To Empthy) angkanya sudah 0 km, ternyata di tangki masih ada sisa 1 liter.
Karena saat diisi ulang hanya masuk 13 liter. Jadi ketika DTE sudah 0 km, tak perlu panik, masih bisa sekitar 40 km lagi.
FITUR & TEKNOLOGI
Pakai Ronin untuk mobilitas harian khususnya di malam hari, yang langsung terasa sangat membantu tentu lampu utamanya.
Lampu dekat sorotnya sih biasa saja, khas LED putih, tapi tak terlalu tebal. Nah beda cerita saat lampu jauh digunakan, sorotnya tebal dan fokus, terang!
Sementara spidometer seperti diulas saat sesi first ride, meski ukurannya kompak dan posisinya lebih ke kiri, tapi tetap mudah dibaca infonya, khususnya petunjuk kecepatan karena angkanya besar.
Info selengkapnya di dalam layar digitalnya ada takometer, spidometer, jam, gear position dengan gear shift assist, odometer, tripmeter A & B, fuelmeter, DTE alias range, dan trip time.
Kemudian paling bawah ada info pilihan ABS, antara Urban atau Rain.
Di sisi luar ada info lampu-lampu, yaitu lampu gigi netral, check engine, sein kiri, pengingat bensin, lampu jauh, peringatan, sein kanan, pengingat standar samping dan lampu ABS.
Baca Juga: Jadi Fitur Bawaan, Ini Fungsi Penting Crash Guard di TVS Ronin
Untuk mengganti trip A & B, tinggal tekan tombol Mode yang ada di sisi bawah kiri panel, untuk mengenolkan trip tekan tombol Set yang ada di sebelahnya.
Nah untuk mengganti setingan ABS, lewat tombol Mode yang ada di panel sakelar setang kanan, selain itu juga ada sakelar engine cut off, hazard dan starter.
Sedang di setang kiri ada tombol pass beam, sakelar lampu jauh-dekat, sein, klakson dan ada tombol bertuliskan “i” alias info switch.
Fungsinya banyak, salah satunya untuk mengatur fitur connected di Ronin.
Jadi panel instrument Ronin khusus tipe TD bisa terhubung dengan smartphone lewat Bluetooth, tentu dengan menginstal terlebih dahulu aplikasi TVS Connect – South East Asia. Salah satu menunya untuk menampilkan navigasi.
Saat dicoba memang sangat membantu khususnya ketika mau menuju lokasi yang belum hafal jalurnya.
Tinggal dipilih tujuan, maka nantinya di tampil petunjuk secara turn by turn, belok ke kanan atau kiri lengkap dengan jaraknya.
Hanya sayangnya, aplikasinya belum bersahabat. Setiap keluar dari aplikasi dan mau pakai harus log in ulang, dan minta masukkan lagi alamat email untuk kirim kode OTP.
Baca Juga: Seperti Motor Sport Honda, Ini Jenis Oli Mesin Yang Dipakai TVS Ronin
Tentunya sangat tidak praktis! Semoga segera diperbaiki agar tak selalu log out.
Fitur berikutnya yang begitu terasa gunanya saat dipakai harian tentu adalah Assist & Slipper Clutch, membuat handel kopling jadi sangat ringan.
Saat macet-macetan jari tangan kiri enggak akan lekas pegal.
Apalagi handel kopling dan rem untuk Ronin versi TD (triple tone dual channel ABS) seperti yang dites ada setelannya, jadi bisa disesuaikan dengan panjang jari.
Yang juga menambah kenyamanan adalah teknologi Integrated Starter Generator (ISG), yang menggabungkan antara fungsi starter dan generator atau pengisian, sehingga momen menyalakan mesin lebih seyap seperti ACG Starter di Honda atau SMG di Yamaha.
Tapi di Ronin lebih advance, karena ada teknologi seperti Easy Start System di Suzuki, cukup tekan tombol sekali maka starter akan bekerja beberapa detik sampai mesin menyala.
Bagaimana dengan fitur keselamatan yaitu rem? Ronin dibekali rem depan cakram 300 yang dikawal kaliper 2 piston, sedang belakang cakram 240 mm dengan kaliper 1 piston.
Nah kinerjanya ternyata biasa saja, pakem tapi handel rem harus ditarik secara kuat untuk mengurangi laju. Jadi sebaiknya jaga jarak pengereman, jangan terlalu dekat.
Baca Juga: Jadi Penjegal Yamaha XSR 155, Segini Harga TVS Ronin 225 Per Oktober 2023
Nah kalau sistem ABS-nya kinerjanya cukup lembut.
Antara yang Urban dan Rain bedanya dari denyutan modulatornya, yang Rain lebih kalem sehingga jarak pengereman akan sedikit lebih panjang namun roda lebih kalem berhentinya, jadi lebih aman.
Data tes:
0-60 km/jam: 3,84 detik
0-100 km/jam: 12,08 detik
0-201 meter: 11 detik (@97,1 km/jam)
0-402 meter: 17,96 detik (@107,6 km/jam)
Top speed di spidometer: 133 km/jam
Top speed di Racebox: 123,8 km/jam
Konsumsi bensin: 40 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe mesin: 4 langkah 1 silinder SOHC 4 katup injeksi berpendingin udara + oil cooler
Kapasitas: 225,7 cc
Bore x stroke: 66 x 66 mm
Rasio kompresi: 10,14:1
Tenaga maksimal: 20,2 dk @ 7.750 rpm
Torsi maksimal: 19,93 Nm @ 3.750 rpm
Transmisi: manual 5 percepatan
Tipe rangka: Double cradle split synchro stiff (DCSSS)
Suspensi depan: supside down 41 mm
Suspensi belakang: tunggal, preload adjuster 7 step
Roda depan: 110/70-17
Roda belakang: 130/70-17
Rem depan: cakram 300 mm kaliper 2 piston
Rem belakang: cakram 240 mm kaliper 1 piston
P x L x T: 2.040 x 805 x 1.170 mm
Tinggi jok: 795 mm
Jarak sumbu roda: 1.357 mm
Bobot basah: 160 kg
Kapasitas tangki: 14 liter