Motor tetap bisa melaju santai tanpa ada gejala endut-endutan atau mesin mau mati.
Di gigi 1 misalnya dalam posisi gas ditutup bisa jalan santai kisaran 7 km/jam, kalau gigi 2 kisaran 11 km/jam.
Makin enak karena karakter mesinnya enggak panas. Meski berkendara di kemacetan di bawah terik matahari yang saat ini sedang panas-panasnya, suhu udara Jakarta bisa tembus 36° C, area kaki sampai paha tetap terasa nyaman.
Getaran mesin juga tergolong minim, karena baru muncul di putaran tinggi, di atas 7.000 rpm.
Tentunya akan jarang dirasakan, karena untuk harian sangat jarang main lebih dari 6.000 rpm.
Cukup sampai 5.000 rpm saja, malah kalau jalan santai cuma di kisaran 4.000 rpm.
Berikutnya yang tak kalah menyenangkan adalah suaranya. Kalau dari mesin tergolong halus, yang istimewa suara knalpotnya yang empuk ngebas seperti knalpot bobokan. Enak didengarnya sepanjang jalan!
Karakter mesin yang punya torsi kuat di putaran rendah juga terlihat jelas dari grafik hasil tes pakai dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport, yang ada di Rawamangun, Jakarta Timur.
Baca Juga: Enggak Pakai Radiator, Mesin TVS Ronin Bisa Dingin Berkat Hal ini