Lalu saat melewati jalan tak rata membuat rasa jok semakin keras, lantaran busa joknya kalau ditekan langsung amblas sehingga mudah mentok dasar jok. Kalau segitiga berkendara masih tergolong nyaman untuk harian atau turing jarak dekat.
Karena punya setang yang agak lebar serta cukup rendah, mudah digapai sehingga bikin terasa sigap dan lincah ketika mesti selap-selip di jalan yang padat.
Untuk deknya mirip Vario 160, yang untuk pijakan kaki tak begitu panjang, masih aman untuk sepatu ukuran 44, namun sisa bagian depan dan belakangnya tinggal sedikit. Sedang dek area tengah tentunya sempit.
Kemudian jarak dek ke jok masih bisa ditolerir, bagi pengendara dengan tinggi sekitar 173 cm belum sampai bikin kaki seperti jongkok. Jadi tak sampai bikin kaki lekas pegal, tak senangkring naik BeAT.
Bagaimana dengan karakter handling? Ternyata impresi awal di sirkuit masih sama dengan penggunaan di jalan raya. Karakter sasis eSAF yang membuat motor terasa ringan dan lincah kembali bisa dirasakan.
Meski bobot motor mencapai 118 kg, namun asyik aja ketika dipakai meliak-liuk di antara kemacetan.
Apalagi tentu khas skutik kecil, sudut belok setangnya besar dan jarak sumbu roda pendek (1.275 mm), sehingga mudah saja untuk selap-selip.
Makin asyik karena Stylo 160 dibekali ban yang lebar dan profilnya gendut, 110/90-12 dan 130/80-12, sehingga memberikan rasa yang mantap ketika dipakai untuk menikung.
Baca Juga: Modifikasi Honda Stylo 160 Pertama Di Dunia! Garapan Bengkel Tangsel
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR