GridOto - Buat yang sedang mengincar moge adventure kelas menengah, Aprilia Tuareg 660 bisa jadi salah satu pilihan. Di artikel kali ini, kami akan memaparkan hasil test ride lengkap, simak kelebihan dan kekurangan Aprilia Tuareg 660.
Pesaing BMW F 750 GS, Honda XL750 Transalp hingga Yamaha Tenere 700 yang masuk lewat importir umum ini dibanderol cukup tinggi. Tapi jadi terdengar murah setelah ada potongan harga signifikan.
PT Piagio Indonesia selaku APM Aprilia mengumumkan diskon bombastis sebesara Rp 220 juta pada Desember 2022 silam, yang membuat harganya jadi Rp 436 juta dari awalnya Rp 656 juta.
Aprilia Tuareg 660 mengusung penampilan khas motor gede (moge) adventure dengan orientasi off-road.
Memiliki posturnya jangkung dengan suspensi bertravel panjang, roda Tuareg 660 pakai pelek jari-jari kombinasi ring 21-18 inci ban kembangan kasar serta silencer knalpot yang menjulang tinggi.
Desain bodi cukup unik, dari depan ke tengah jika diperhatikan bentuk lampu utama sampai ke shroud tangki dan bodi kanan-kiri radiator seperti ular kobra yang siap mematuk.
Sedangkan bentuk belakang seperti belalang sembah, bentuk joknya ala motor trail, yang cenderung datar.
Untuk pasar Indonesia PID memberikan 2 pilihan warna, Indaco Tagelmust (biru-putih) dan Acid Gold seperti unit yang dites.
Baca Juga: Bongsor Tapi Lincah! Begini Rasa Berkendara di Atas Aprilia Tuareg 660
BANJIR FITUR & TEKNOLOGI CANGGIH
Tuareg 660 dibekali lampu yang seluruhnya pakai jenis LED.
Lampu utama terbagi dalam 3 bagian, kanan-kiri lampu dekat dan tengah lampu jauh, lengkap dengan DRL (Daytime Running Light).
Stoplampnya unik, sisi atasnya menyala dengan bentuk memanjang persis seperti ekor belalang sembah, sedang lampu seinnya segitiga berisi LED titik.
Sebagai motor adventure tulen, Tuareg dibekali fitur wajib berupa windshield yang ukurannya tinggi dan tegak serta sedikit cembung.
Di kedua ujung setang fatbar yang digunakan juga sudah ada handguard.
Di bawah mesin sudah ada skidplate yang bertugas melindungi bagian bawah mesin berukuran sangat lebar, sampai ke sisi kanan-kiri.
Baca Juga: Bongkar Fitur Aprilia Tuareg 660, Beneran Paling Lengkap di Kelasnya?
Satu lagi yang khas motor adventure ialah pelek jari-jari yang digunakan.
Asyiknya sudah model tubeless, jari-jari menembusnya ke sisi pinggir bibir pelek, tentu nya jadi lebih aman, jika terkena paku ban tak langsung kempis.
Pelek tadi dibalut ban Pirelli Scorpion Rally STR dengan kembangannya kasar, cocok untuk main tanah tapi ternyata di aspal juga masih nyaman dan tak terlalu berisik.
Spek suspensi yang digunakan memang cocok untuk main tanah dngan jarak main kedua suspensi mencapai 240 mm!
Sok depan pakai suspensi upside down 43 mm dan belakang monosok bertabung, enaknya kedua suspensi fully adjustable.
Untuk depan setelan preload ada di kedua tabung, untuk compression di tabung sebelah kiri, sedang rebound atau tension di tabung kanan.
Suspensi belakang pakai setelan preload model puteran ada di sisi kiri motor yang bisa langsung diraih tangan, bahkan sambil jalan pun bisa.
Baca Juga: Jajal Motor Petualang Aprilia Tuareg di Lintasan Off-road Bareng Komunitas, Intip Keseruannya!
Setelan compression ada di sisi atas sebelah kanan, yang rebound di bawah juga di bagian kanan.
Masih di area roda, Tuareg 660 mengusung rem cakram di kedua sisi.
Rem depan pakai piringan ganda semi-floating 300 mm yang dikawal kaliper 2 piston di setiap sisi sedangkan rem belakang pakai cakram 260 mm dengan kaliper 1 piston.
Merek Brembo mendominasi sistem pengereman Tuareg 660 mulai dari master, slang sampai kaliper.
Slangnya sudah pakai yang anyaman baja (metal braided brake line) dan kinerjanya sangat memuaskan, empuk dan pakem.
Rem depan bahkan bisa main satu jari saja! Kedua sisi pengereman tentunya ada fitur ABS (Anti-lock Braking System) dan ada opsi mematikan ABS roda belakang khas motor adventure off-road.
Bahas fitur elektronik, Tuareg 660 dibekali panel instrumen berupa layar TFT 5 inci full color. Serunya tampilan layar bisa dipilih day (layar putih) atau night (layar hitam), atau bisa juga diseting otomatis. Saat kondisi gelap atau terang berubah sendiri, sehingga nyaman di mata.
Baca Juga: Pengguna Aprilia Tuareg 660 Turing Bareng, Jajal Jalur Off-road di Kawasan Gunung Bromo
Isi panel instrumen lengkap dan informatif, ada spidometer, takometer, odometer, fuelmeter, gear position indicator, tripmeter, jam, suhu sekitar, temperatur mesin dan riding mode.
Di dalam opsi menu masih banyak lagi pilihan info yang dapat diseting, termasuk seting shift light yang model aktifnya akan membuat takometer berkedip.
Bicara riding mode, Tuareg 660 punya empat buah mode yaitu; Urban, Explore, Off-road dan Individual.
Di mode Off-road, ABS dapat dimatikan, begitu pula dengan traction control, selain itu di mode ini dan mode Individual, pengendara dapat juga mengatur tingkat kontrol traksi.
Riding mode dapat diganti melalui tombol di bawah tombol starter di setang sebelah kanan. Sementara itu di setang kiri terdapat tombol lampu-lampu serta tombol navigasi untuk memilih menu.
Ada pula tombol Cruise Control, yang sangat terpakai saat berkendara di jalan lengang.
Baca Juga: Absen Satu Dekade Lebih, Aprilia Mau Ikutan Reli Dakar 2024 Pakai Tuareg 660
Saat diaktifkan tangan kanan tak perlu lagi menahan gas, untuk menambah atau mengurangi kecepatan tinggal mainkan tombolnya.
Tuareg 660 juga dibekali sistem APRC atau Aprilia Performance Ride Control yang bukan hanya mengatur Cruise Control, tapi juga ATC (Aprilia Traction Control), AEB (Aprilia Engine Brake), dan AEM (Aprilia Engine Map).
Panel instrumen juga dapat menampilkan navigasi berbekal aplikasi Aprilia MIA yang sebelumnya harus diunduh dan diinstal di smartphone.
Geser ke tangki, kapasitasnya lumayan besar, 18 liter, benar-benar motor adventure sejati!
Yang unik tutupnya, ketika posisi terkunci bisa diputar-putar seperti kendor, tapi sejatinya tak bisa dibuka, tetap harus colok dan putar dulu pakai anak kunci baru tutup tangki bisa diputar ke kiri untuk membukanya.
Oiya ada satu fitur yang cukup mengganggu ketika berkendara di jalan yang ramai, yaitu suara klaksonnya terlalu kecil.
Sangat tidak sebanding dengan motornya yang tinggi besar, tapi suara klaksonnya kalah dari Honda BeAT.
RIDING POSITION & HANDLING
Aprilia Tuareg 660 punya postur jangkung khas besutan adventure. Tinggi joknya mencapai 860 mm, memang jadi tantangan tersendiri ketika menaiki Tuareg 660.
Buat Tester kami yang tingginya 173 cm dan bobot 65 kg pun masih jinjit! Jadi kalau yang tinggi badannya kurang dari 170 cm, minimal wajib pakai sepatu dengan sol tebal.
Posisi duduknya khas motor buat jalan jauh dan banyak off-road, santai tapi bisa mengontrol secara maksimal.
Kombinasi setang yang lebar dan tinggi, jok ramping dengan permukaan rata dan pijakan kaki yang posisinya lurus dengan jok.
Joknyapunya busa yang sangat empuk, super nyaman! Apalagi kulit joknya berbahan sangat lembut dan kesat, efeknya saat main tanah dan basah tak perlu khawatir jadi licin.
Dengan permukaan rata memanjang, sangat memudahkan ketika melewati tanjakan dan turunan curam, bisa maju mundur seperti halnya membawa motor trail.
Pijakan kaki yang letaknya lurus dengan posisi duduk pengendara, meski bikin nyaman tapi ternyata juga memberikan konsekuensi lain.
Saat kaki turun misal di kemacetan, bakal mentok ke area belakang tulang kering.
Cukup repot ketika awal pemakaian, walaupun akhirnya setelah terbiasa kaki akan adaptasi, jadi refleks untuk lebih mengangkang.
Setang yang pakai tipe fatbar dan lebar, sangat terasa efektif memudahkan mengontrol arah terutama saat di jalanan rusak.
Karena semakin lebar, otomatis memerlukan usaha yang lebih kecil untuk mengarahkan roda.
Begitu terasa saat melewati jalan off-road menuju Curug Cibereum, Rawagede di Sukamakmur, Bogor.
Meski jalannya menanjak, rusak dan berbatu, motor berbobot basah 204 kg ini tetap mudah dikontrol.
Namun, setang yang lebar ada konsekuensinya, jadi kurang lincah saat dipakai di jalanan kota yang padat, sulit untuk selap-selip di antara mobil.
Tapi kalau buat keluar kota baik di jalan aspal maupun tanah memang sangat nikmat, utamanya karena karakter handling yang ringan dan lincah! Laju motor yang punya ground clearance 240 mm ini sangat mudah dikontrol.
Rancangan sasis berbahan besi baja dengan suspensi depan upside down 43 mm dan belakang monosok di Tuareg 660 wajib banget dikasih acungan jempol.
Apalagi didukung redaman suspensi yang terbilang nyaman, memang yang depan empuknya kurang, masih agak jedug kalau melewati gundukan tinggi, tapi tenang karena masih bisa disetel ulang.
Sementara suspensi belakang setelan standar empuknya sudah pas, nyaman banget!
Efeknya saat ketemu jalan rusak enggak perlu sering mengerem, langsung terabas saja dijamin laju motor tetap mudah dikontrol.
Tapi kalau ngebut di jalan aspal di atas 100 km/jam memang jadi agak mengayun, khususnya saat menikung.
Oiya grip ban bawaan yang meski karakternya cenderung lebih buat tanah, di aspal ternyata juga sangat bisa diandalkan, grip Pirelli Scorpion Trail Rally STR masih oke dan tak terlalu berisik.
MESIN TURUN MOTOR BALAP
Tuareg 660 dibekali mesin yang basisnya sama persis dengan RS 660 dan Tuono 660, tapi secara karakter disesuaikan dengan kebutuhan motor adventure.
Basis mesin ini sendiri berupa blok, piston sampai kepala silinder ternyata diambil dari superbike Aprilia RSV4.
Spesifikasinya 659 cc 2 silinder segaris DOHC 8 katup injeksi berpendingin cairan.
Meski 2 silinder segaris, tapi karakternya dibuat seperti mesin v-twin dengan menggunakan crankshaft 270°.
Tenaga maksimal Tuareg 660 memang tak sebesar RS 660 yang mencapai 99 dk, hanya 80 dk di putaran mesin 9.250 rpm dan torsi maksimal 70 Nm di 6.500 rpm.
Namun, karakternya dibikin kuat di putaran rendah sampai menengah, cocok dengan kebutuhan saat adventure.
Tak perlu buka gas dalam-dalam motor sudah bisa ngacir, ketemu tanjakan curam juga dengan mudahnya menaklukkan.
Secara garis besar karakternya memang begitu kuat di putaran bawah sejak tarikan awal, menengahnya masih enak tapi atasnya malah loyo.
Setelah 9.000 rpm mesin seperti sudah kehabisan nafas, dan di sekitar 10.000 rpm sudah brebet kena limiter.
Namun, keluaran tenaga tentunya juga dipengaruhi Riding Mode yang dipilih, atau lebih tepatnya tergantung Aprilia Engine Mapping (AEM).
Pakai yang Off-road yang setingan bawaan AEM 1 jadi yang paling agresif, gas sedikit saja motor bisa melaju sangat cepat.
Beda jika Riding Mode pakai yang Urban, yang mana AEM otomatis yang 3, otomatis jadi kalem, keluaran tenaga paling lemot, cocok buat di dalam kota yang padat, ketika hujan sehingga jalanan licin atau bagi yang baru belajar bawa moge.
Nah kalau ingin yang karakternya sedang bisa pakai yang Explore atau AEM seting di 2, responsifnya masih dapat tapi tak segalak yang Off-road.
Asyiknya bukan cuma dari AEM yang bisa dimainkan, ATC (Aprilia Traction Control) juga bisa dengan mudah diubah.
Kalau sedang ingin main-main misal wheelie atau sliding, ATC bisa dimatikan, bisa dilakukan di Riding Mode yang Off-Road.
Satu lagi yang bisa diutak-atik karakter engine brake, bisa diset ngeloyor atau punya engine brake kuat, karena ada fitur AEB (Aprilia Engine Brake) yang dengan mudah diubah lewat kontrol tombol di setang kiri, dan bisa dilakukan sambil jalan.
Seberapa cepat sih akselerasinya? Buat catatan saat tes tentu pakai AEM 1 dan ATC 1 biar responsif tapi traction control masih bekerja.
Ternyata ngacir banget! 0-60 km/jam hanya 1,88 detik! Catatan tadi jauh lebih cepat dibanding BMW F 750 GS yang catatannya 2,3 detik.
Tapi catatan waktu 0-100 km/jam Tuareg 660 4,08 detik cuma berselisih tipis dari F 750 GS, yang mencatatkan waktu 4,1 detik, maklum Tuareg nafas atasnya pendek.
Top speed di lintasan sekitar 1 km cukup tinggi, dapat 190 km/jam. Kalau di Racebox tercatat 179 km/jam, berarti deviasi spidometernya hanya 6,1%, cukup akurat.
Data tes:
0-60 km/jam: 1,88 detik (@18 m)
0-100 km/jam: 4,08 detik (@68 m)
0-201 m: 8,03 detik (@139,4 km/jam)
0-402 m: 12,77 detik (@163,8 km/jam)
Top speed spidometer: 190 km/jam
Top speed Racebox: 179 km/jam
Meski sangat responsif sehingga sangat menyenangkan ketika dipakai, mesin Tuareg juga menyimpan kekurangan, salah satunya adalah suhu yang sangat tinggi!
Di area lutut dan paha terasa sangat membara, sangat menyiksa ketika berkendara di dalam kota siang hari dalam cuaca panas terik. Dan tentu kipas radiator juga hampir selalu aktif.
Jika ditelisik, panas mesin besar kemungkinan efek dari rasio kompresi yang sangat tinggi, mencapai 13,5:1!
Wah spek mesin RS 660 yang lebih dominan buat di lintasan balap juga diturunkan ke motor adventure, pantas jika panasnya super!
Catatan kedua, tuas persnelingnya ketika turun gigi terasa keras, perlu diinjak kuat-kuat biar bisa turun gigi.
Seandainya fitur Quick Shifter sudah jadi bawaan seperti RS 660, pasti lebih menyenangkan, sayang fitur ini dijual terpisah sebagai opsional.
KONSUMSI BENSIN
Dengan rasio kompresi mencapai 13,5:1, Aprilia menyarankan bahan bakar yang digunakan minimal mengandung oktan (RON) 95, seperti tertera di tangki bensinnya.
Tentunya ini tantangan tersendiri ketika turing di Indonesia, karena di pelosok umumnya maksimal ketemu hanya RON 92.
Benar saja ketika turing, bensin sempat tinggal sedikit sehingga terpaksa pakai RON 92.
Hasilnya ketika gas dibuka mendadak terdengar ada gejala ngelitik! Jadi kalau pakai bensin di bawah RON 95, ngegasnya mesti kalem biar tak terjadi detonasi.
Oiya konsumsi bensin rata-ratanya berapa? Dipakai lebih dari 500 km, ternyata di MID tertera angka 16,5 km/liter.
Rakus juga ya! Dengan kapasitas tangki Tuareg 660 mencapai 18 liter, berarti sekali isi bisa dapat menempuh jarak sekitar 297 km atau sebagai perbandingan dari Jakarta bisa sampai Cirebon.
Data Spesifikasi:
P x L x T : 2.220 x 965 x 1.440 mm
Jarak sumbu roda : 1.525 mm
Jarak terendah : 240 mm
Tinggi jok : 860 mm
Berat : 187 kg (dry) 204 kg (wet)
Kapasitas bensin : 18 Liter
Tipe rangka : Tubular steel frame, engine used as a stressed member
Rem depan : 300 mm floating double disc 2 piston
Rem belakang : 260 single disc 1 piston
Suspensi depan : Fully adjustable 43 mm Kayaba upside down 240 mm travel
Suspensi belakang : Aluminium swingarm fully adjustable Kayaba monoshock 240 mm travel
Ban depan : 90/90-21
Ban belakang : 150/70-18
Tipe mesin : 4-stroke DOHC 8 katup
Silinder : Inline twin
Kapasitas : 659 cc
Bore x stroke : 81 x 63,93 mm
Rasio kompresi : 13,5:1
Cooling system : Liquid cooled
Tenaga maksimal : 80 dk (59 kW) @ 9.250 rpm
Torsi maksimal : 70 Nm @ 6.500 rpm
Sistem starter : Electric starter
Sistem pelumasan : Wet sump
Sistem pengabutan : Fuel injection
Tipe kopling : Wet multi plate, slipper
Tipe transmisi : Manual 6 speed
Emisi : Euro 5
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR