GridOto.com - Test ride Kawasaki KLX150 S, motor trail termurah dari Kawasaki dengan ukuran paling ringkas dari varian lainnya.
Kawasaki Motor Indonesia tetap mempertahankan KLX150 S ketika menghadirkan KLX150 series terbaru awal Februari lalu (4/2).
Padahal kalau dilihat secara proporsi terlihat nanggung, karena tergolong pendek dan kecil untuk sebuah motor trail, akibat pakai ban ukuran ring 19 dan 16 inci.
Tapi ternyata, selain menyasar pasar fleet, seperti untuk instansi pemerintah, setelah dites versi S alias small ini justru menyimpan berbagai kelebihan. Bahkan bisa dibilang yang paling cocok untuk mayoritas orang Indonesia.
Kenapa bisa begitu? Simak hasil tes dari motor yang dijual Rp 32,9 juta, termurah di kelasnya, yang pilihan warnanya hanya ada lime green.
Riding Position & Handling
Salah satu keunggulan utama KLX150 S sebagai sebuah motor trail adalah joknya tergolong tak terlalu tinggi, sehingga bersahabat untuk mayoritas orang Indonesia.
Untuk yang tinggi badannya hanya berkisar 165 cm, ketika berhenti dan kedua kaki turun pun masih bisa menapak dengan baik.
Makanya sangat bersahabat, dan tentunya tidak merepotkan ketika menggunakannya di lintasan sulit, gampang menggunakannya karena kaki mudah menapak.
Hal tersebut karena tinggi jok hanya 830 mm. Terlihat tinggi jika itu jok motor on-road, tapi kalau besutan off-road termasuk pendek, sebagai perbandingan yang KLX150 SE mencapai 865 mm.
Dan jangan lupa ketika diduduki suspensi motor trail akan amblas, makanya jadi pendek. Dimensi joknya juga ramping, jadi paha enggak mengangkang saat kaki turun.
Meski tergolong pendek untuk ukuran motor trail, namun jarak terendah KLX150 S masih cukup tinggi, 265 mm dari tanah. Jadi enggak mudah menggasruk jalan saat dipakai blusukan.
Selain posturnya yang ramah, karakter suspensi KLX150 S juga sangat menyenangkan.
Kenapa? Walaupun suspensi depan masih pakai teleskopik yang sama dengan versi awal yang keluar di 2009, tapi redamannya memang bikin berkendara jadi nyaman.
Suspensi depan teleskopik berdiameter as 33 mm dengan jarak main 175 mm ini ternyata tergolong sangat empuk!
Paling empuk di antara keluarga KLX150 terbaru. Suspensi belakang yang pakai monosok dengan uni-track dengan jarak main mencapai 192 mm tentunya juga empuk.
Efeknya ketika berkendara di jalan tak rata, banyak lubang atau polisi tidur, bahkan di lintasan off-road jadi nyaman, guncangan bisa diredam secara maksimal.
Pas banget jadi andalan untuk yang tinggal di pedalaman atau daerah yang kondisi jalannya belum mulus.
Bagaimana jika dipakai di jalan mulus perkotaan? Tentunya kalau ngebut jadi terasa mengayun, khas suspensi empuk ditambah penggunaan ban berprofil kasar khas karet bundar yang untuk off-road.
Kelebihan lain tentunya dari segi bobot yang hanya 115 kg, seringan motor bebek 110 cc! Hal tersebut membuat handling terasa gampang.
Misal mau mengoreksi arah secara mendadak, bisa dilakukan dengan mudah. Begitu juga kalau suka ngerem mendadak pun jadi tak perlu takut tangan sulit mengontrol.
Dengan bobot ringan ketika menaklukkan lintasan off-road juga jadi mudah, kendati mesin dan ban masih standar pakai bawaan pabrik. Karena tentu membuat power to weight ratio jadi besar.
Begitu juga misal saat apes terperosok di kubangan atau terjatuh, mengevakuasinya jadi relatif mudah karena motornya teringan di kelasnya.
Sebagai perbandingan KLX150 SE bobotnya sedikit lebih berat, 119 kg, kemudian Honda CRF150L 122 kg dan paling berat Yamaha WR 155R yang mencapai 134 kg.
Oiya kalau membahas posisi berkendara tentunya khas motor trail. Setang terasa dekat saat diraih, lalu posisi pijakan kaki cukup jauh dari jok dan letaknya agak ke tengah.
Joknya yang ramping dan memanjang memudahkan untuk bergeser maju mundur tergantung medan yang dilalui.
Hanya saja memang busanya tak begitu tebal, untuk perjalanan lebih dari 1 jam bokong terasa pedas.
Performa
Kawasaki tetap membekali KLX150 S dengan dapur pacu yang sama dengan generasi sebelumnya.
Mesin 4 langkah 144 cc SOHC 2 katup berpendingin udara dengan transmisi manual 5 percepatan. Dan pasokan bahan bakar masih setia pakai karburator.
Meski masih karbu, ternyata mesin KLX150 S tetap mudah dinyalakan saat kondisi dingin, misal di pagi hari.
Tak sampai harus tarik tuas choke. Tinggal tekan tombol starter sambil buka sedikit gas, maka mesin menyala dan mudah stasioner.
Bagaimana performanya? Memang sih biasa saja. Mesin dengan rasio kompresi hanya 9,5:1 ini hanya mampu menghasilkan tenaga maksimal 11,9 dk di 8.000 rpm dan torsi maksimal 11,3 Nm di 6.500 rpm.
Untuk penggunaan harian performanya terasa pas-pasan saja. Dalam artian bukan yang terasa sangat bertenaga, tapi untuk melibas tanjakan curam atau menyalip masih mudah. Hal itu karena ditunjang final gear ringan, 46/14.
Hal tersebut terlihat juga dari hasil tes akselerasi pakai Racebox. Misal untuk meraih kecepatan 60 km/jam hanya butuh waktu 5,85 detik, beda tipis dari Honda CRF150L yang perlu 5,6 detik.
Tapi untuk dapat 100 km/jam memang kalah jauh, KLX150 S 25,26 detik, lebih lambat dari CRF150L yang hanya 20,6 detik. Data lengkap hasil tes bisa dicek di tabel.
Kalau untuk penggunaan harian di perkotaan yang didominasi jalan aspal dan lurus, tentunya ada catatannya.
Mesin jadi mudah menggerung karena rasio transmisi dan final gear yang ringan karena KLX150 S memang lebih buat off-road. Makanya sudah gigi 5 terasa perlu naik gigi lagi.
Dan kalau dipakai ngebut catatan tambahannya adalah ada getaran di setang dan area tangki mulai di atas 60 km/jam. Ngebut jadi kurang nyaman, enaknya buat jalan santai saja!
Konsumsi Bensin
Dalam pengetesan KLX150 S kali ini penggunaannya lebih banyak untuk penggunaan harian di area Tangerang Selatan dan Jakarta.
Hanya sesekali untuk masuk ke lintasan off-road untuk merasakan potensinya di jalan tanah. Berapa sih konsumsi bensin dari motor yang tangkinya muat 6,9 liter ini?
Karena di jalan raya sehingga lebih sering jalan kencang dan tentunya putaran mesin tinggi, maka jangan heran jika konsumsi bahan bakar yang didapat cukup boros, yaitu 31 km/liter.
Itu didapat dengan metode full to full pakai bahan bakar RON 92, karena saran dari pabrikan minimal RON 91.
Pengetesan dilakukan oleh tester yang karakternya agresif, jadi memang sering main gas sampai mentok.
Jadi jika yang ngegas lebih kalem dan enggak sering ngebut, tentu saja bisa lebih irit.
Fitur & Teknologi
Selain bodi baru yang kini mengusung konsep KX style sehingga terlihat lebih sporty dan proporsional, KLX150 S juga dibekali beberapa fitur baru seperti halnya kedua saudaranya, KLX150 dan KLX150 SE.
Pertama yang langsung terlihat adalah lampu utama yang bentuknya pipih dan pakai LED, persis milik KLX230 terbaru.
Sorotnya ternyata sangat bisa diandalkan untuk penggunaan harian. Sinarnya putih khas LED, fokusnya tipis dan tajam.
Fitur baru yang kedua adalah spidometer full digital, yang mana walaupun bentuknya kompak namun info yang disajikan lebih lengkap dibanding milik KLX150 S model lama.
Panel dengan warna latar oranye ini menampilkan kecepatan, odometer, tripmeter A & B, fuelmeter dan jam.
Walaupun kompak, nyatanya untuk info utama yaitu kecepatan, angkanya sangat mudah dilihat walaupun saat kecepatan tinggi, karena porsinya memang yang terbesar.
Dan menariknya ternyata deviasi spidometernya sangat kecil, bahkan saat top speed yang dapat 104 km/jam itu sama dengan Racebox, alias kecepatan yang ditampilkan sesuai aslinya!
Kemudian adanya tambahan jam tentunya sangat fungsional. Ketika di perjalanan perlu tahu waktu, tinggal lirik ke panel instrumen tanpa perlu melihat ke jam di tangan.
Fitur andalan berikutnya bisa dilihat di area kaki-kaki, yaitu rem cakram di kedua roda, depan berdiameter 240 mm pakai kaliper 2 piston, sedang belakang 190 mm kaliper 1 piston.
Tuas rem depan saat ditarik atau ditekan terasa empuk, kinerjanya sangat cukup untuk menjinakkan laju motor yang pakai pelek berbahan besi ini.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR