Apalagi sekarang jenis motor yang dijual di Indonesia sudah sangat beragam. Tidak hanya motor berkapasitas mesin kecil tapi juga hingga 1.000 cc ke atas.
Butuh kemampuan dan pengalaman untuk bisa mengendarai kendaraan dengan spek yang lebih besar kapasitas mesin maupun bobotnya.
Mengendarai skutik 110 cc dengan motor gede 1.000 cc ke atas enggak sama. Beda cara dan antisipasinya. Butuh skill lebih untuk menguasainya. Tenaga lebih besar, bodi juga besar dan bobot lebih berat.
Pakar safety driving dan riding, Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, "Dibutuhkan kematangan dalam hal teknis berkendara, soft skill serta psikologis pengendara juga harus diperhatikan," ungkapnya.
Adanya penggolongan SIM ini pun dinilai dapat menelurkan pengendara-pengendara yang lebih kompeten, terlebih saat ini kemajuan teknologi juga makin pesat.
"Penggolongan ini jelas sangat diperlukan, artinya harus ada jenjang yang dibuat dalam mengendarai motor, tidak hanya sekedar bisa bawa saja," jelasnya.
Makanya untuk mendapatkan SIM C I dan C II selain ujian praktik sesuai kubikasi motor, dibutuhkan pula soft skill yang lebih mengarah ke masalah psikologis.
Memang butuh pelatihan juga seharusnya sebelum mengajukan untuk naik kelas ke SIM C1 dan 2. Sehingga jika sudah pernah ikut pelatihan dan mendapat sertifikat kelayakkan baru bisa ikut kenaikan tingkat SIM-nya.
Editor | : | Pilot |
KOMENTAR