GridOto.com - Kisah pertemuan GridOto.com dengan Mang Epi, spesialis miniatur motor dari Bandung ternyata harus melambung dulu di Magelang.
Masih teringat beberapa waktu lalu, seorang kawan di Magelang memperlihatkan sebuah miniatur motor Honda XR250 Baja kepada GridOto.com.
"Nanti samperin Mang Epi kalau pulang kampung!" kata Uki, kawan saya itu.
Sayangnya saran sang kawan ibarat tertimbun galian tipe C dan lupa buat main ke tempat Mang Epi sampai teringat gara-gara ulang tahun ketiga GridOto.com, 10 Oktober 2020 lalu.
Baca Juga: GeBer UKM, Bentuk Peduli GridOto Terhadap Pengusaha Kecil di Tengah Pandemi
Ada program GridOto.com yaitu GeBer UKM (Gerak Bersama UKM) yang bikin teringat kalau Mang Epi pasti cocok buat jadi bahan tulisan.
Eh ternyata Mang Epi menyanggupi buat disambangi, jadilah GridOto.com menghampiri kediamannya di daerah Cisaranten Kulon, Bandung.
Mang Epi yang aslinya bernama Dhefi Nugraha ini mengakui kalau awalnya membuat miniatur motor ini karena hobi saja.
"Dulu sih hobi dan senang model kit, dari Gundam. Hot Wheels. Nah dulu awalnya bikin miniatur mobil. Kok enggak sreg. Cobain deh bikin miniatur motor malah keterusan sampai sekarang," ujarnya.
Mang Epi ingat betul saat pertama kali membuat miniatur motor itu tahun 2017, namun jelas ia enggak langsung jualan.
"Pertama bikin Suzuki TS125. Pakai contoh motor punya kakak. Waduh sekarang udah enggak tahu ke mana. Hancur kayaknya," jelas pria asal Ciamis ini.
Dari pertama membuat miniatur motor hingga berani jualan juga enggak singkat karena ia harus betul-betul pede dengan karyanya.
"Dulu satu motor saja bikinnya bisa sebulan. Nah pas udah rada rapih, ada teman yang minta bikin. Itu Royal Enfield, miniatur motor pertama yang saya jual," katanya.
Dasarnya memang hobi alias senang ngulik, dari karya pertamanya itu ia mulai coba-coba bikin miniatur motor lain dan dipajang di Instagram miliknya.
"Kadang enggak ada yang pesan. Tapi saya suka tuh sama motornya. Coba aja bikin sekalian latihan. Makin kesini makin banyak yang pesan," jelas Mang Epi.
GridOto.com sempat kagum saat Mang Epi memperlihatkan bahan-bahan pembuatan miniatur motornya. Ada yang dapat dari toko pancing!
"Itu timah. Buat pemberat joran pancing. Saya pakai buat bikin pelek. Nah rangka motor tergantung desainnya. Biasanya pakai kawat baja," jelas Mang Epi sembari mengoprek-oprek meja kerjanya buat memperlihatkan bahan-bahan 'mentah' miniatur motor kepada GridOto.com.
Kemudian ia memperlihatkan pipa paralon yang kerap digunakan buat bodi motor. Lalu untuk detail-detail kecil seperti ulir sokbreker, ternyata pakai timah solder.
"Buat tangki, mesin, sampai lampu depan pakai resin. Nah sekarang saya lagi banyak pesanan Kawasaki W175, saya jadi bikin cetakannya buat tangki dan mesinnya. Biar cepat bikinnya," ujarnya.
Tapi ada juga karyanya yang full resin dari rangka dan jelas benar-benar bikin molding sendiri dari awal untuk satu motor itu saja.
"Ini Kreidler, full resin dari tangki, rangka, bodi. Kisahnya ini motor lucu juga sih. Yang pesannya kayaknya bule, tapi begitu motornya sudah jadi saya kontak ga ada jawaban. Mungkin keburu balik ke negaranya. Jadinya ya barangnya di sini enggak diambil," kata pria kelahiran 1986 ini.
Baca Juga: Cocok Jadi Koleksi, Segini Harga Miniatur Tamiya Lotus Seven Generasi Kedua
Untuk membuat miniatur motornya, pertama-tama Mang Epi pasti akan minta foto motor dari berbagai sisi dari sang pemilik motor.
Kemudian, foto motor itu akan diprint dan dijadikan patokan skala 1:12. Nah komponen pertama yang penting dalam penentuan skala miniatur itu ternyata ban.
"Soalnya ban itu menentukan ukuran dari ujung ke ujung. Kalau ban sudah jadi, bisa lanjut bikin rangka. Rangka sudah jadi, bikin mesin," jelas Mang Epi.
Saat mesin sudah dinaikan ke rangka, langkah berikutnya adalah membuat tangki. Lalu jok dan terakhir tentu detail-detail kecilnya.
Saking detailnya GridOto.com melihat di beberapa motor sampai dibuatkan karburator dari pipa paralon yang ukurannya hanya 3-4 mm saja.
Lalu kalau motornya monoshock, bisa gerak alias ada travelnya. Begitu juga dengan beberapa motor yang sok depannya bisa naik turun.
"Enggak semua sih. Tapi kalau monosok saya usahain bisa naik turun. Kalau dobel sokbreker bisa saja kalau memang ada request, tapi biasanya dibikin mati," tambah Mang Epi.
Selain itu ulir per sokbreker pun dililit satu persatu pakai timah solder.
Detil lainnya seperti rantai, kabel gas, hingga kabel rem pun enggak ketinggalan nih! Keren!
Tahap paling lama dalam pembuatan motor justru saat membuat ruji pelek yang harus ia anyam satu persatu pakai kawat.
"Setiap progress 30%, 50%, 70%, saya pasti laporan ke yang punya. Sudah sesuai belum. Mumpung belum beres, jadi kalau ada yang enggak sesuai ya diganti," kata Mang Epi.
Namanya pemesan adalah raja, Mang Epi maklum saja kadang ada saja yang enggak puas, salah dan minta bikin lagi dari awal, atau revisi berulang-ulang. Kayak anak agency saja ya, hehehe...
Mang Epi mengakui peminat miniatur motornya masih dari Indonesia saja, belum ada yang dari luar negeri.
Paling banyak dari Jakarta. Kemudian Surabaya, Bandung, Lampung, Banjarmasin, hingga paling jauh Papua.
Tiga tahun membuat miniatur motor, orderan memang enggak pernah sepi meski Mang Epi membatasi hanya membuat 7 motor saja sebulan.
"Yah ini kendalanya. Saya cuma sendiri dan masih kerja juga jadi pegawai honorer. Pulang kantor, lanjutin bikin lagi. Kalau akhir pekan bisa seharian," katanya.
Baca Juga: Nyaris Tewas di MotoGP Austria 2020, Segini Harga Miniatur Yamaha YZR-M1 Tunggangan Valentino Rossi
Hanya saja karena masih kerja sendirian, Mang Epi enggak berani terima order lebih banyak karena bisa bikin enggak fokus.
"Nih buat bulan Oktober sama November saja sudah full. Kalau sekarang order (saat tulisan ini dinaikan - 14/10/2020) harus ngantri dibuatin di bulan Desember," ungkapnya sembari memperlihatkan catatan pemesan.
Nah untuk membuat satu motor, Mang Epi membutuhkan waktu 4-5 hari tergantung kerumitan desainnya.
Lantas soal tarifnya, Mang Epi mematok harga mulai dari Rp 400 ribu untuk satu miniatur motor. Jelas angka yang enggak terlalu mahal mengingat motor ini custom alias sesuai dengan kemauan pemilik.
"Enggak ada karya saya yang sama. Semuanya berbeda. Walau kadang tipenya sama misal W175 tadi, tapi pasti ada saja bedanya. Karena hasilnya ngikut sama yang punya," jelas Mang Epi.
Mang Epi enggak menampik kalau penghasilannya dari membuat miniatur motor justru lebih banyak ketimbang upah honorernya.
"Tapi kalau mau keluar dari tempat kerja dan full time bikin miniatur, saya masih ragu. Keinginan buat berkembang dan bikin usaha sendiri ya pasti ada. Punya karyawan. Bikin lapangan pekerjaan. Tapi ya ada ketakutan juga. Emangnya kayak begini ada yang beli terus?"
Ada satu lagi kendala yang diakui Mang Epi karena kerja sendiri, yaitu waktu buat riset dan inovasi.
Soalnya saat tulisan ini dibuat (Oktober 2020), Mang Epi baru bisa melayani miniatur motor tipe sport naked, trail, dan retro. Motor bebek, skutik, dan sport full fairing belum bisa.
"Pengen saya mulai latihan bikin motor-motor itu karena memang banyak yang nanyain. Kayak NMAX udah enggak kehitung. Tapi karena waktu saya sudah habis buat ngerjain pesanan, belum sempat nih buat coba-coba bikin skutik dan bebek," akunya.
Yang membuat motor bebek, skutik, dan motor fairing menurutnya adalah lekukan-lekukan tiap tipe yang berbeda dan memerlukan banyak waktu dalam pembuatannya.
"Lihat saja PCX bodinya gitu, NMAX gitu. Kalau fairing, Ninja gitu, R15 gitu. Beda semua. Kalau sport naked templatenya udah jelas. Rangka, tangki, mesin, jok, lampu, kaki-kaki," kekehnya.
Nah ada yang mau support Mang Epi? Kreasi miniatur motor custom begini memang masih niche dan belum banyak pemainnya di Indonesia nih!
(*)
Dhefi Nugraha
Instagram: @mang_epi_miniature
Cisaranten Kulon, Bandung, Jawa Barat
081394521409
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR