Dipakai harian dan turing, ada beberapa fitur yang sangat terpakai fungsinya. Mulai dari depan, ada windshield yang terbilang tinggi dan lebar.
Hasilnya sangat efektif mencegah angin langsung kena badan pengendara, tentunya menambah kenyamanan.
Lanjut di bawahnya terdapat lampu yang bentuknya seperti milik RS660 atau RSV-4.
Sorot cahayanya termasuk memuaskan, lebar dan terang, namun tetap khas lampu LED yang sorotnya putih dan seakan hilang jika berkendara kondisi hujan.
Yang juga sangat terpakai di setiap perjalanan tentu saja fitur bagasi di bawah jok, dengan total kapasitas 25 liter.
Jas hujan, baju ganti, botol air minum, sandal dan sebagainya bisa masuk ke dalamnya.
Baca Juga: Aprilia SR-GT 200 Dibekali ABS Tapi Hanya Roda Depan, Ini Alasannya
Sayangnya di bawah setang tak ada laci penyimpanan botol air minum. Sehingga botol harus dimasukkan ke dalam bagasi dan jadi hangat efek panas mesin.
Sementara di bawah setang kiri lacinya tipis, hanya muat smartphone dan bisa sambil mengisi ulang baterainya dengan power outlet tipe USB.
Geser ke area panel instrumen, ternyata ada beberapa info yang belum terkuak saat first ride. Salah satunya ada pencatat top speed.
Kemudian untuk fitur range menampilkannya angkanya kelipatan puluhan, misal dari 100 akan turun ke 90, 80, 70 dan seterusnya.
Lalu info suhu mesin bisa menampilkan apakah dapur pacu sudah dalam suhu kerja atau belum. Suhu kerja ternyata stabil 5 bar, setengah dari 10 bar yang ada.
Sisanya ada spidometer, takometer, odometer, tripmeter A dan B, konsumsi bensin rata-rata dan real time, jam, suhu sekitar, fuelmeter, dan lampu indikator.
Nah ada yang unik di bagian lampu indikator, salah satunya ABS. Ternyata setiap berhenti, ABS akan berkedip walaupun sebelumnya sudah mati.
Beda dengan motor umumnya, yang mana setelah kontak on dan mesin dinyalakan maka lampu ABS akan menyala.
Lalu lampu ABS mati ketika motor jalan dengan kecepatan 10 km/jam atau lebih. Nah di SR-GT 200 memang mati, tapi akan berkedip setiap motor berhenti.
Yang juga ketahuan adalah karakter dari fitur stop and start system, kinerjanya seperti gabungan antara teknologi ISS Honda dan SSS Yamaha.
Mirip Honda karena setiap mesin mati ada swing back dari kruk asnya. Lalu mirip Yamaha karena mati mesinnya ada 2 kondisi.
Yaitu ketika zero second alias saat berhenti mendadak, atau 5 detik setelah berhenti jika sebelumnya jalan perlahan.
Oiya catatan tambahan, menurut Yudi Riswanto, Technical Trainer Manager PT Piaggio Indonesia, fitur Mia Aprilia ternyata belum bisa dihubungkan ke motor.
Hal itu karena modul Bluetooth-nya belum tersedia, lantaran pabriknya di Vietnam belum bisa mengimpornya karena belum dapat izin dari pemerintah setempat.
Geser ke area kaki-kaki, juga terdapat fitur fungsional, salah satunya mud guard di roda belakang.
Fungsinya sangat efektif untuk menahan cipratan air maupun lumpur naik ke atas, mesin pun relatif bersih karena ada hugger dan karet pelindung.
Performa rem SR-GT 200 yang pakai tipe cakram di kedua rodanya pun terasa cukup baik.
Catatannya adalah kinerja ABS di roda depan ternyata kalah lembut, dibanding ABS milik PCX 160 yang sama-sama tipe satu channel di roda depan.