Masa produksi Kawasaki Z1300 ini sebetulnya cukup panjang juga lho, pertama dijual tahun 1979 dan terakhir diproduksi tahun 1989.
Dari dulu, Kawasaki memang punya strategi yang enggak head-to-head dengan kompetitor. Makanya meski sama-sama pakai mesin 6 silinder, Kawasaki Z1300 enggak dibuat buat meladeni Honda CBX1000 yang didesain sebagai sport machine.
Kawasaki memilih untuk menjadikan Z1300 sebagai motor touring dan lebih kuat dipakai untuk perjalanan jauh.
Spek mesinnya enam silinder berkubikasi total 1286 cc dengan ukuran piston 62 mm dan langkah piston 71 mm alias overstroke.
Buat ilustrasi biar kebayang, lebar mesin Kawasaki Z1300 hampir sebesar tabung kompresor yang biasa kamu lihat di tukang tambal ban.
Yang unik, meski sudah pakai sistem DOHC tapi klepnya tetap dua per silindernya, jadi total klepnya ada 12 saja.
Kebalik ya dengan motor zaman sekarang seperti Yamaha R15 atau NMAX yang SOHC tapi klepnya malah ada empat.
Maksimum tenaga yang bisa disembur dari mesin 'lokomotif' ini sebesar 120 dk dengan torsi maksimal 118 Nm.
Berapa bobotnya? Aduh enggak kebayang deh ngangkatnya kalau sampai nyungsep... Tembus 322 kg dan itu baru berat kosongnya.
Namun dengan bobotnya yang sebesar itu, motor ini masih enteng buat mencapai kecepatan 200 km/jam.
Sebagai motor yang didesain buat perjalanan jauh, Kawasaki Z1300 unggul dibandingkan Honda CBX1000 atau Benelli Sei karena menggunakan radiator.
Selain itu, Kawasaki Z1300 sudah menggunakan sistem penggerak gardan alias enggak pakai rantai.
Tahun 1984, Kawasaki meluncurkan versi injeksi dari Z1300 dengan nama ZG1300 / Z1300G dan punya power naik 10 dk menjadi total 130 dk.
Khusus pasar Amerika Serikat malah ada versi yang dibekali dengan opsi full perlengkapan touring seperti half-fairing, windshield, sidebag, dan frame yang diperkuat dan dijual dengan nama Kawasaki ZN1300 Voyager.
Sayang memang era motor dengan mesin enam silinder enggak bertahan lama.
Selain harganya lebih mahal, motor enam silinder dijamin lebih repot merawatnya karena punya lebih banyak komponen mesin.
Lalu perkembangan teknologi membuat motor-motor empat silinder yang dianggap 'normal' punya performa setara atau bahkan lebih baik dari mesin enam silinder.
Otomatis orang-orang pada saat itu beranggapan, buat apa beli yang mahal dan susah dirawat kalau motor biasa saja larinya juga oke.
Kalau penasaran dengan raungan mesin enam silinder dari Kawasaki Z1300, bisa langsung deh lihat videonya di tautan ini:
Lalu apakah era motor enam silinder produksi massal berakhir dengan dihentikannya produksi Kawasaki Z1300 pada tahun 1989?
Enggak kok, sampai tahun 2020 masih ada tuh BMW K1600 series yang pakai mesin inline 6 silinder.
Lalu ada juga sih Honda Gold Wing yang pakai mesin enam silinder meski konfigurasinya flat-six alias bukan inline.
Buat penulis, punya salah satu dari tiga motor bermesin enam silinder yang sudah dibahas di atas memang jadi impian.
Tapi kalau disuruh pakai buat harian sih, rasanya kurang masuk akal kalau digeber di jalan raya kota besar di Indonesia.
Dimensinya itu lho, jelas bakalan kalah dan disalip terus sama Honda BeAT atau Yamaha Mio kalau sedang kejebak macet.
Belum lagi suhu mesinnya yang panas tanpa radiator (pada CBX1000 atau Sei 750) dijamin bikin stres saat menunggu di lampu merah.
Yah namanya juga cuma angan semata, enggak dosa kan ngebayanginnya...