GridOto.com - PT Benelli Motor Indonesia akan meluncurkan produk barunya pada sebuah pameran otomotif yang akan berlangsung April 2019 mendatang.
Salah satunya adalah Benelli Leoncino 500, yang sejatinya sudah menyapa tanah air sejak beberapa tahun lalu, namun tak kunjung dijual secara resmi.
Dan tahun ini dipastikan motor tersebut akan meluncur, dengan banderol harga yang estimasinya diangka Rp 145 juta on the road! Murah?
(Baca Juga : Penasaran Sama Benelli Leoncino 500? Simak Videonya Test Ride-nya)
Ada yang bilang murah ada yang bilang terlalu mahal, tapi supaya Anda yakin, simak dulu ulasan motor tersebut pada artikel ini.
Desain
Bergaya klasik dengan desain scrambler, membuat motor ini menarik perhatian mata karena terlihat besar.
Unsur klasiknya tercermin lekuk desainnya yang membulat, meski begitu unsur modern yang diberikan masih cukup terasa.
Lihat bentuk lampu depan bulat, yang justru sudah menggunakan teknologi LED sebagai penerangannya.
Malah lampu dekat sudah diberikan projector agar pancaran cahaya lampunya lebih fokus.
(Baca Juga : Enggak Lagi Jadi Chopper, Benelli Patagonian Eagle Berubah Jadi Cafe Bobber)
Tak hanya itu, ada pula lampu DRL LED yang punya bentuk huruf U terbalik, yang seolah mengapit lensa projector tadi.
Sepakbor terlihat minimalis dan pendek, bisa dipastikan kotoran bakal gampang hinggap di area mesin.
Yang unik di sepakbor depan ini ada logo Benelli yang disebut Lion of Pescaro, yang merupakan kota asal Benelli di Italia sana.
Sementara tangki berkapasitas 13,5 liter terlihat besar, dengan tambahan plastik hitam lengkap dihiasi logo Benelli.
Bodi belakang terlihat pendek dan tipis, dengan ujung sepakbor mungil. Ciri khas scrambler.
(Baca Juga : Seken Keren : Segini Biaya Servis Benelli TNT 250 di Bengkel Resmi)
Jangan takut kotor pakai motor ini, meski sepakbor belakang pendek, sudah ada mud guard yang berpegangan pada lengan ayun kok.
Disini bersemayam lampu belakang lonjong tipis, dengan ring sebagai lampu senja, dan lampu malam berupa jejeran LED yang menyala saat rem aktif.
Lampu sein seluruhnya sudah LED yang menyala sangat terang, sehingga memberi visibilitas yang sangat baik bagi pengendara lain.
Ciri khas dari motor Benelli adalah penggunaan sasis teralis, yang juga digunakan pada motor ini.
Sasis ini sengaja terekspos sehingga memberikan kesan berotot dan padat.
Contohnya pada area mesin, sasis teralis seolah-olah memeluk bagian tenaga penggerak tersebut.
O iya, di luar negeri ada Leoncino 500 versi trail, yang enggak masuk pasar Indonesia nantinya.
(Baca Juga : Tonton Video Lengkap Bobber Benelli Tanpa Potong Rangka)
Tenang, bedanya cuma pelek yang dipakai kok, versi trail pakai pelek jari-jari. Sisanya sama persis dengan unit yang kami coba.
Fitur & Teknologi
Kita mulai dari spidometer yang sudah full digital dengan bentuk membulat, yang terbagi dalam 2 layar.
Layar kiri berisi fuel meter, jam, suhu mesin dan suhu udara.
Sedang layar kanan berisi takometer, posisi gigi, spidometer, odometer dan trip meter.
Disisi luar layar kanan, terdapat beragam indikator seperti lampu sein, neutral, lampu jauh, bensin, kapasitas oli, ABS dan check engine.
Di bawahnya ada 2 tombol, 1 untuk mengganti trip meter dan odometer.
Sedang yang 1 lagi untuk mengganti satuan, dari km/jam jadi mil/jam, celcius jadi fahrenheit dan jam AM dan PM.
(Baca Juga : Benelli Akan Rilis Skutik 125 Cc di Indonesia, Ini Galeri Fotonya)
Geser ke kaki-kaki, bagian depan terlihat padat dan kekar berkat penggunaan suspensi upside down 50 mm.
Rem depan cakram ganda semi floating 320 mm, yang diapir kaliper radial 4 piston. Pakem!
Sedang belakang suspensi monosok yang posisinya ada disebelah kanan motor, jadinya terlihat unik nih.
Monosok ini juga sudah ada setelan rebound dan preload, yang bisa disetel dengan memutar knob kearah kiri atau kanan.
Rem belakang walau cakram 260 mm dengan piston tunggal, tapi terasa sangat pakem loh.
Untungnya pergerakan roda dikawal ABS (Anti-lock Braking System) yang bisa dinonaktifkan dengan menekan tombol dibagian kiri setang.
Nah ngomongin pelek, model palang multi spoke yang diusungnya punya desain sporty.
Pelek depan ukuran 3.50 inci dibungkus ban 120/70-17, belakangnya ukuran 4.50 inci dengan ban 160/60-17.
(Baca Juga : Pakai Upside Down, Benelli RFS 150i Bakal Dijual di Indonesia. Bisa Recokin MX King dan Supra GTR Nih)
Eh iya, ban yang digunakan sudah model dual purpose yang bisa untuk melahap jalan on road dan light off road sekaligus.
Riding Position & Handling
Awalnya motor ini terlihat besar, namun ternyata saat diduduki ternyata pendek, pantas saja karena tinggi jok cuma 785 mm saja.
Untuk rider berpostur 172 cm, kaki masih bisa menapak sempurna. Ya joknya cukup ramah untuk rata-rata postur orang Indonesia.
Cuma sayangnya kendati jok motor ini terlihat cantik, busa yang digunakan justru terasa keras, jadi kurang nyaman deh.
Setang yang diusungnya termasuk lebar dan cenderung lurus, sehingga membuat tangan harus membuka dan dada pengendara akan terekspos.
Posisi yang seperti ini membuat pengendara merasa gagah saat menunggangi Benelli Leoncino 500 ini.
Tapi efeknya justru membuat badan harus agak membungkuk ke depan agar nyaman saat berbelok.
Kemudian posisi kaki terbilang nyaman, enggak terlalu tinggi dan mundur sehingga kaki enggak sampai menekuk.
Dengan bobot motor mencapai 186 kg, ternyata handling-nya lincah dan ringan loh!
Tak ada gejala melawan saat dipakai menikung, tapi memang saat pertama kali pakai, harus beradaptasi untuk memahami karakter dari motor ini.
(Baca Juga : Enggak Nyangka... Baru Buka Sebulan, Sudah Segini Motor yang Dijual Dealer Benelli Solo!)
Cuma radius belok motor ini terbilang sempit, agak repot saat berputar balik atau menyelinap disela-sela kemacetan.
Kemudian suspensi depan tipe upside down, terasa sedikit kaku, tapi mampu meredam guncangan dengan baik.
Sedangkan suspensi belakang bisa diatur setelan rebound dan preload-nya, jadi tinggal sesuaikan saja.
Tapi awas, jika suspensi belakang terlalu empuk, kolong motor gampang sekali mentok karena perut knalpot agak rendah.
Pengereman pun sempurna, dengan kawalan cakram ganda di depan dan cakram tunggal di belakang, piranti ini mampu meredam laju motor.
Semakin lengkap karena pengereman ini sudah dikawal fitur ABS (Anti-lock Braking System) yang bisa mencegah ban terkunci saat hard braking.
(Baca Juga : Seken Keren: Ternyata Ini Penyakit yang Sering Serang Benelli TNT 250)
Hal lain yang mengganggu adalah koplingnya yang keras, lumayan banget pas macet-macetan, jadi berasa lagi fitness hehehe...
Performa
Secara spesifikasi, mesin yang diusungnya ini berkapasitas 500 cc, 2 silinder inline, DOHC dengan pendingin cairan.
Tenaganya diklaim sampai 46,9 Hp/8.500 rpm, dengan torsi puncak 45 Nm/5.000 rpm.
Namun enggak seperti mesin 2 silinder yang sering terlihat di jalanan, mesin Leoncino 500 ini punya pergerak yang nyaris bersamaan.
Timing pengapian yang nyaris bersamaan ini membuat suaranya merdu, layaknya moge 4 silinder.
Suara mesin dan knalpotnya nyaman di dengar dan addict. Bahkan digeber sampai limiter pun suaranya masih tergolong sopan loh.
Tapi efeknya karakter mesin enggak segalak moge 500 cc 2 silinder lainnya, penyaluran tenaganya lembut.
(Baca Juga : Seken Keren : Mau Beli Benelli TNT 250 Seken? Perhatikan Dulu Langkah Ini)
Tapi jambakan tenaga dan torsi motor ini tetap berasa kok, terutama di putaran bawah.
Asyiknya, karakter mesin seperti ini jsutru membuatnya ramah untuk digunakan, termasuk untuk bikers pemula yang baru naik moge.
Roda belakang jadi jauh dari resiko spin, walaupun enggak ada fitur kontrol traksi.
Enaknya dipakai harian motor ini bermain diputaran 3.500-5.000 rpm saja.
Dari hasil dyno tes, grafik menunjukkan torsi Benelli Leoncino 500 kuat sejak putaran rendah.
Sementara tenaganya naik perlahan lalu datar, sebelum turun di 8.300 rpm sebelum kena limiter di 9.000 rpm.
(Baca Juga : Ngobrol Soal Motor Listrik dengan Direktur Benelli Indonesia, Siap Jual Molinks di Sini?)
Makanya untuk stop & go, motor ini tuh enak banget karena torsinya kuat. Atasnya cenderung kosong.
Cruising dikecepatan 50-60 km/jam pakai gigi 6, motor rasanya halus dan cukup kuat.
Tenaga dan torsi berdasarkan hasil dyno tenaga diroda terbaca 37,67 Hp/8.370 rpm dan torsinya 38,69 Nm/5.190 rpm.
Nah, diukur pakai Racelogic, akselerasinya tetap menjanjikan.
0-60 km/jam ditempuh 2,6 detik, 0-80 km/jam 4 detik dan 0-100 km/jam 6,1 detik.
0-100 m ditempuh 6 detik, 0-201 m dengan waktu 9,3 detik, dan 0-402 cukup 14,8 detik.
Bicara top speed, angka di spidometer bisa sampai 172 km/jam, sedangkan di Racelogic terbaca 157,2 km/jam.
(Baca Juga : Daftar Harga Lengkap Motor Benelli di Solo, Paling Murah Rp 20 Jutaan!)
Hal yang tak mengenakkan dari mesin ini adalah panasnya yang terasa di kaki, suhu mesin bisa mencapai 94 derajat celcius, sebelum kipas radiator aktif.
Soal irit-iritan bahan bakar, diukur pakai metode full to full, motor ini bisa melaju sejauh 22,9 km untuk 1 liter bahan bakar RON 92.
Enggak jauh beda nih minumnya sama sport 250 cc yang ada.
Kesimpulan
Dengan harga yang reasonable untuk ukuran motor scrambler 500 cc, banyak yang menantikan kehadiran motor ini.
Handling dan rasa berkendara yang ditawarkan asyik dan mudah untuk dipakai bahkan untuk aktifitas sehari-hari.
Kemudian karakter mesin yang lembut ramah untuk bikers pemula, dan yang enggak kalah penting, suaranya kaya moge 4 silinder hehehe...
Kalau penasaran dengan sosoknya langsung, tunggu di pameran otomotif April besok sob!