Enaknya dipakai harian motor ini bermain diputaran 3.500-5.000 rpm saja.
Dari hasil dyno tes, grafik menunjukkan torsi Benelli Leoncino 500 kuat sejak putaran rendah.
Sementara tenaganya naik perlahan lalu datar, sebelum turun di 8.300 rpm sebelum kena limiter di 9.000 rpm.
(Baca Juga : Ngobrol Soal Motor Listrik dengan Direktur Benelli Indonesia, Siap Jual Molinks di Sini?)
Makanya untuk stop & go, motor ini tuh enak banget karena torsinya kuat. Atasnya cenderung kosong.
Cruising dikecepatan 50-60 km/jam pakai gigi 6, motor rasanya halus dan cukup kuat.
Tenaga dan torsi berdasarkan hasil dyno tenaga diroda terbaca 37,67 Hp/8.370 rpm dan torsinya 38,69 Nm/5.190 rpm.
Nah, diukur pakai Racelogic, akselerasinya tetap menjanjikan.
0-60 km/jam ditempuh 2,6 detik, 0-80 km/jam 4 detik dan 0-100 km/jam 6,1 detik.
0-100 m ditempuh 6 detik, 0-201 m dengan waktu 9,3 detik, dan 0-402 cukup 14,8 detik.
Bicara top speed, angka di spidometer bisa sampai 172 km/jam, sedangkan di Racelogic terbaca 157,2 km/jam.
(Baca Juga : Daftar Harga Lengkap Motor Benelli di Solo, Paling Murah Rp 20 Jutaan!)
Hal yang tak mengenakkan dari mesin ini adalah panasnya yang terasa di kaki, suhu mesin bisa mencapai 94 derajat celcius, sebelum kipas radiator aktif.
Soal irit-iritan bahan bakar, diukur pakai metode full to full, motor ini bisa melaju sejauh 22,9 km untuk 1 liter bahan bakar RON 92.
Enggak jauh beda nih minumnya sama sport 250 cc yang ada.
Kesimpulan
Dengan harga yang reasonable untuk ukuran motor scrambler 500 cc, banyak yang menantikan kehadiran motor ini.
Handling dan rasa berkendara yang ditawarkan asyik dan mudah untuk dipakai bahkan untuk aktifitas sehari-hari.
Kemudian karakter mesin yang lembut ramah untuk bikers pemula, dan yang enggak kalah penting, suaranya kaya moge 4 silinder hehehe...
Kalau penasaran dengan sosoknya langsung, tunggu di pameran otomotif April besok sob!