GridOto.com - Secara umum motor listrik yang beredar di jalan terbagi menjadi dua tipe penggerak, atau tepatnya dua jenis posisi dinamo atau motor listriknya.
Ada tipe hub atau dinamo terpasang pada tromol roda belakang, serta tipe mid drive atau terletak di tengah sasis.
Nah pada model kedua, menggunakan tambahan belt alias sabuk atau rantai untuk mentransfer daya dari dinamo ke roda belakang.
Contohnya ada pada motor listrik Gesits G1 dan Raya, serta Kawasaki Ninja atau Z E-1.
Penggunaan penggerak mid drive memiliki beberapa keunggulan seperti bisa menerima torsi lebih besar, tidak terkena efek langsung pada saat penggantian ban, lebih awet serta biaya perawatan lebih rendah dibandingkan dengan hub.
Konfigurasi dinamo mid drive pun umumnya lebih aman dari guncangan secara langsung dari jalan.
Pengguna juga bisa memodifikasi rasio gir dan mengubah dimensi lebar ban.
Perawatan
Walau motor listrik terbilang minim perawatan jika dibandingkan dengan motor konvensional, rupanya penggunaan belt dan rantai menuntut maintenance juga lho.
Hal ini karena belt dan rantai merupakan moving part alias komponen bergerak yang lambat laut akan mengalami keausan.
Baca Juga: Mencoba Motor Matik Pertama Kawasaki, Ninja Listrik Yang Responsif & Menyenangkan!
Secara garis besar I Gusti Nyoman Kesawa selaku Manager Sales & Marketing PT Gesits Motor Nusantara, menyebut motor listrik dengan konfigurasi dinamo mid drive tidak ada perawatan khusus.
Namun, disarankan untuk cek berkala ke dealer dan pengecekan kekencangan belt.
“Jika memakai belt lakukan pembersihan secara rutin dan cek berkala dengan rekomendasi dari dealer mengacu ke manual book,” sebut pria yang sebelumnya lama berkarir di PT Astra Honda Motor tersebut.
Ia menambahkan belt pada kendaraan listrik terutama pada penggerak mid drive langsung menahan beban pergerakan kendaraan.
Ditambah posisinya yang terekspos mengakibatkan beban belt menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan beban belt pada skutik konvensional yang tertutup.
Sebagai komponen fast moving, tentu saja belt harus diganti saat kinerjanya mulai menurun. Jadi secara berkala harus diganti.
Sebagai contoh pada motor listrik Gesits, penggantian belt kurang lebih setiap 13.000 km sesuai dengan manual book.
Begitu pula dengan motor listrik yang menggunakan rantai. Menariknya perawatan rantai pada motor listrik kurang lebih mirip dengan motor konvensional seperti motor bebek dan sport.
Baca Juga: Motor Listrik TVS iQube Sudah Bisa Dibeli, Spek Kencang! Yuk Intip Bocoran Harganya
“Kalau rantai selain kebersihan, kekencangan juga pelumasan sangat penting,” sebut Nyoman.
“Pelumasan karena kalau pakai rantai kan kebanyakan partnya sama seperti motor biasa,” tambah Sidik Al Azis, Mekanik BRT Electric yang ditemui dalam pameran PEVS 2024.
Selain dibersihkan dan dilumasi, patut diperhatikan juga kekendoran serta kekencangan rantai. Rantai yang terlalu kendor atau kencang dapat merusak gir serta membahayakan.
Rantai roda dengan pelumasan yang buruk atau mengalami keausan berlebih, akan menyebabkan distribusi tenaga mesin ke roda menjadi tidak optimal dan menurunkan kenyamanan dalam berkendara.
Versi Konversi
Nah ada satu lagi informasi yang patut diketahui! Pada motor listrik hasil konversi, umumnya di skutik, masih menggunakan perangkat CVT bawaan motor dan girboks/gardan standar.
Girboks ini juga harus dilakukan penggantian oli atau pelumas secara berkala. Tak ubahnya skutik konvensional.
“Penggantian oli gardan kurang lebih sama seperti motor biasa,” ujar Sidik.
Konstruksi konversi pun tak jauh beda dengan motor lain. Dinamo menggantikan posisi mesin utama serta menggerakan gir depan yang kemudian menggerakan rantai dan roda belakang.
Jadi karena minim perawatan bukan berarti minim perhatian ya!
Dengan perhatian dan perawatan cermat, motor listrik Anda dapat melaju lebih jauh tanpa hambatan.
Baca Juga: Muncul Motor Listrik Jenis Baru, Punya Blok CVT Seperti Motor Matic
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR