Ketika melambat atau berhenti motor otomatis jadi ceper, tapi saat kecepatan naik maka otomatis motor jadi tinggi.
“Sehingga karakter motor adventure yang tinggi tak hilang, namun lebih nyaman untuk yang badannya agak pendek,” ujar Davy.
Yang bekerja tentunya pada setelan pre-load suspensi. Ketika motor pelan atau berhenti, setelannya akan berubah pada kondisi tidak menekan, makanya motor jadi rendah.
Sebaliknya saat kecepatan motor bertambah, setelan pre-load akan menekan per, sehingga otomatis motor jadi tinggi.
Teknologi ini mengingatkan kita pada Harley-Davidson Pan America, yang juga punya teknologi serupa yaitu Adaptive Ride Height.
Namun, di R 1300 GS selangkah lebih maju lagi, karena juga difungsikan untuk memudahkan ketika mengaktifkan standar tengah atau jack assist.
Cara kerjanya, ketika standar tengah ditekan ke bawah, maka suspensi belakang akan memanjang atau ke kondisi motor tinggi, disusul yang suspensi depan.
Sehingga hanya butuh tenaga sedikit saja untuk memposisikan motor dengan standar tengah.
Membahas standar tengahnya pun tak biasa. Selain berbahan aluminium, tuas pengungkitnya didesain bisa dilipat, sehingga saat tak digunakan bisa lebih rapi. Enggak ada lagi tuas yang ujungnya menjulang ke atas.
Baca Juga: Lihat Spek Terbaru BMW R12, Motor Pertama Yang Rilis di Asia Pasifik
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR