GridOto.com - Sebelum era Ninja, Kawasaki terkenal dengan Binter sebagai line up motornya di Indonesia.
Kalau bicara Binter, mungkin kebanyakan Sobat GridOto cuma kenal dengan Kawasaki KZ200 alias Binter Merzy yang belakangan juga ramai peminatnya sebagai bahan custom.
Padahal di Indonesia Kawasaki tak cuma punya Binter Merzy lho, melainkan ada lima tipe lainnya yang pernah mengaspal.
Biar tahu, berikut kami bahas sedikit sejarahnya.
Kawasaki mulai jualan di tahun 1980 lewat PT Bintang Terang sebagai agen pemegang mereknya (APM).
Itu juga yang jadi alasan kenapa nama motor Kawasaki banyak yang direbranding jadi Binter, yang merupakan singkatan dari nama APM-nya.
Binter Merzy / Kawasaki KZ200
Motor ini sebenarnya sudah diproduksi sejak tahun 1975 dengan nama asli KZ200, tapi di Indonesia motor ini baru dijual oleh PT Bintang Terang sebagai Binter Merzy di tahun 1980.
Baca Juga: Jadi Nama Motor Lawas Kawasaki, Ternyata Ini Arti Nama Binter
Saat itu Binter Merzy muncul sebagai motor satu silinder yang punya mesin paling besar, yup sesuai namanya motor ini punya kapasitas 200 cc.
Dengan mesin 4-tak, mesin itu punya tenaga yang lumayan lho yakni mencapai 17 dk.
Selama mengaspal di Indonesia Binter Merzy juga sempat diupgrade beberapa kali.
Mulai dari sistem pengapiannya yang mulanya platina diganti ke CDI, juga secara desain ada rombakan di bagian tangkinya.
Binter Merzy hingga kini masih banyak diburu lho, mulai dari dijadikan bahan custom karena tongkrongan mesinnya yang gagah, atau sekadar dijadikan koleksi bagi para kolektor.
Binter GTO
Motor ini juga dirilis di Indonesia di tahun 1980 meski akhirnya harus kalah tenar dari Merzy.
Dibanding Merzy, Binter GTO punya mesin yang lebih kecil yakni cuma 110 cc dan 125 cc tapi dengan mesin 2-tak.
Makanya secara power juga sebetulnya enggak jauh-jauh amat dibanding Merzy, tepatnya Binter GTO versi 110 cc powernya ada di kisaran 14 dk.
Baca Juga: Sebelum Ninja Datang Inilah Motor 2-tak Jagoan Kawasaki, Namanya Binter AR125
Motor ini populasinya boleh dibilang lebih sedikit dari Merzy, makanya di zaman sekarang cukup sulit menemukan motor ini yang kondisinya masih baik.
Padahal secara desain sebetulnya Binter GTO ini juga enggak jelek-jelek amat, kalau buat dipakai riding sambil nostalgia di zaman sekarang ya masih oke lah, setuju enggak?
Binter KH100
Binter KH100 jadi opsi dengan mesin yang lebih kecil lagi dari GTO.
Motor ini menggendong mesin 2-tak berkapasitas 100 cc, yang tentunya punya tenaga yang lebih jinak dari sang kakak.
Tepatnya mesin 100 cc-nya bisa menghasilkan tenaga 10,5 dk saja, Meski begitu kalau secara desain sebenarnya KH100 ini terlihat hampir mirip degan GTO.
Perbedannya minor saja, paling terlihat adalah di bodi samping dan sepatbor depannya.
Binter KE125
Motor ini boleh dibilang sebagai embahnya KLX series, karena sama-sama hadir dalam konsep motor trail.
Meski kalau desainnya ya jangan dibandingkan ya, karena KE125 punya desain ala motor trail klasik yang tak seramping trail zaman sekarang.
Aslinya KE125 ini sudah lahir sejak 1975, tapi PT Bintang Terang baru memasukkan motor ini ke Indonesia pada 1981.
Tentu saja saat dijual di Indonesia motor ini langsung head to head sama Suzuki TS juga Yamaha DT yang sama-sama punya wujud trail vintage dengan mesin 2-tak.
Kawasaki KE125 juga jadi incaran para kolektor karena unitnya yang super sulit buat dicari.
Binter Joy
Ini beda dari yang lain, karena ia punya wujud sebagai motor bebek.
Hadir pada tahun 1983, Binter Joy didapuk buat melawan Yamaha V70 dan V80 yang mesinnya sama-sama pakai 2-tak berkapasitas 80 cc.
Binter Joy ini jadi motor bebek pertama yang pakai CDI serta 4-percepatan lho.
Sementara motor bebek lain di tahun segitu rata-rata masih pakai girboks 3-percepatan dan platina sebagai sistem pengapiannya.
Sayangnya motor ini kurang begitu bersinar, karena kala itu orang masih khawatir akan ketersediaan spare part-nya.
Binter AR125
Ini boleh dibilang sebagai motor paling canggihnya Bintang Terang sebelum 'menghilang' dari Indonesia.
Binter AR125 diimpor langsung dari Jepang di tahun 1984, dengan membawa banyak teknologi canggih di tubuhnya.
Misalnya ada radiator sebagai penjaga suhu mesinnya, girboksnya pakai manual 6-percepatan, monosok dengan Uni-Track, hingga fitur macam pass-light alias lampu dim.
Bukan cuma itu, AR125 bahkan punya parking light yang bisa difungsikan dengan cara memutar kunci lebih ke kiri lagi setelah mengunci setang.
Mesinnya juga ajib banget, yakni pakai mesin 2-tak 125 cc, dengan alur bahan bakar dari karburator Mikuni 24 mm sampai ke mesin menggunakan sistem Rotary Reed-valve Intake System (RRIS) yang merupakan gabungan sistem rotari dan reed valve.
Pakai mesin itu Binter AR125 mampu memuntahkan tenaga sebesar 22 dk dengan torsi 16,67 Nm.
Binter AR125 jadi motor terakhir PT Bintang Terang sebelum akhirnya tutup.
Baru di tahun 1996 muncullah PT Kawasaki Motor Indonesia sebagai APM baru dan membawa Kawasaki Ninja 150, dan masih berlanjut hingga saat ini.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR