Di sepanjang sejarah balapnya, tim Martini Racing sukses memenangkan gelar terbanyak di ajang reli berkat mobil Lancia Delta HF Integrale yang juga sohor di mata para penyuka balap.
Tapi tidak hanya di ajang balap garuk tanah, livery khas Martini Racing juga kerap ditemukan di balap aspal mulai dari balap ketahanan hingga F1.
Di balap ketahanan, livery khas Martini Racing menjadi indentik dengan Porsche khususnya di ajang 24 Hours of Le Mans pada dekade 1970 hingga 1980.
Sementara di kancah F1, Martini Racing pernah mensponsori beberapa tim. Namun dua yang bisa dibilang cukup terkenal adalah pada tim Williams Racing di musim 2014 hingga 2018 karena menjadi representasi terkini brand tersebut di kancah F1.
Lalu tim Brabham-Alfa Romeo di musim 1976 dan 1977, karena menggunakan warna dasar merah ketimbang warna dasar putih yang menjadi warna tradisional Martini Racing.
Enkei adalah produsen pelek motor dan mobil yang didirikan pada 1950 di Jepang. Pelek yang mereka produksi dipakai untuk penggunaan pengendaraan sehari-hari maupun balap.
Namun yang menarik, banyak produk pelek Enkei yang dikembangkan dari dunia balap. Keterlibatan Enkei di dunia balap berlangsung sejak 1995 dengan memasok pelek untuk tim McLaren F1 dan juga balap Super GT.
Saat itu, Enkei menjadikan balapan sebagai “laboratorium” berjalan dalam mengembangkan desain, bobot, dan juga kekuatan pelek buatannya.
Tak heran jika kemudian pelek dari brand legendaris di dunia balap ini dipercaya tim-tim balap di MotoGP, Superbike, Le Mans, WRC, dan banyak kejuaraan dunia lainnya. Termasuk juga menjadi pelek standar (OEM) mobil-mobil baru berperforma tinggi.
Satu lagi brand legendaris di dunia balap adalah ELF. Pada tahun 2000, ELF diakuisisi oleh Total yang sekarang dikenal dengan TotalEnergies.
Sebelumnya, perusahaan pelumas asal Prancis ini memasuki dunia adu kencang sejak 1963.
Cabang balap ketahanan The 24h of Le Mans dan balap jet darat Formula 1 adalah yang dipilih mengingat gengsi dan reputasi balap tersebut sangat mewakili produk pelumas dan bahan bakar ELF.
Raihan positif dicapai ELF selama berkompetisi di Le Mans dibarengi juga dengan keberhasilan di Formula 1. Pada medio 1974 dan 1978 tim Renault Alpine yang didukung ELF berhasil menjadi juara Le Mans.
Keberhasilan itu diikuti juga kesuksesan pada ajang Formula 1 pada 1977 hingga 1985. Tim Renault dan ELF meraih kemenangan lebih dari 15 kali memakai mesin turbo generasi baru yang teknologinya melampaui zamannya pada saat itu.
Kemenangan demi kemenangan tersebut pada akhirnya membuat ELF percaya diri untuk terlibat dalam cabang balap lainnya seperti balap motor bergengsi seperti MotoGP, Superbike, dan balap ketahanan motor atau Endurance World Championship (EWC) hingga saat ini.
Di kancah EWC, produsen pelumas dan bahan bakar yang sudah berdiri sejak dekade 60-an tersebut telah sukses merengkuh gelar Juara Dunia Bersama Team SRC Kawasaki France pada musim 2018-2019.
Menariknya belakangan ini, bersama Alpine Endurance Team yang memenangkan European Le Mans Series (ELMS) tahun 2013 dan 2014, ternyata ELF kembali berkomitmen untuk berkompetisi di World Endurance Championship (FIA WEC) 2024 dalam kategori LMP2 menggunakan Alpine A470.
Sebelum akhirnya kembali ke puncak ajang balap ketahanan saat ini yaitu kelas Le Mans Hypercar pada 2024 dengan mobil Alpine A424_ β.
Mobil tersebut akan dikendarai oleh enam pembalap, salah satunya Juara Dunia F2 2020 sekaligus mantan pembalap F1 yaitu Mick Schumacher.
Bersama Alpine, ELF juga bertekad untuk meneruskan tradisi balap yang sudah puluhan tahun menjadi salah satu inti dari indentias mereka, sekaligus menandai eksistensinya di dunia otomotif global.
Editor | : | Panji Maulana |
KOMENTAR