GridOto.com – Menjadi motor sport fairing 150 cc termahal di pasaran saat ini, begini hasil test ride lengkap Yamaha R15M Connected-ABS.
Pastinya banyak yang penasaran mengenai motor ini, terutama performa yang bisa diraih jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Salah satu hal yang bikin penasaran juga adalah perbedaan top speed antara Yamaha R15M yang bisa meraih 148 km/jam, lebih kencang dari V4 standar yang cuma tembus 143 km/jam.
Sesi pengetesan sebelumnya di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat masih menyisakan banyak pertanyaan sehingga kami coba pinjam unit tes untuk dikulik lebih lengkap.
Yamaha All New R15M Connected-ABS sendiri dijual oleh PT. YIMM dengan harga OTR Jakarta Rp 43,5 juta warna Icon Performance dan Rp 44,1 juta World Grand Prix 60th Anniversary.
Performa
Agenda pertama R15M langsung digiring ke Sportisi Motorsport di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur untuk dynotest mesin 155 cc SOHC 4 klep + VVA pakai dynamometer Dynojet 250i.
Dari 6 kali run, didapat tenaga dan torsi maksimal di run ke-5, sebesar 15,67 dk di 10.010 rpm dan 12,32 Nm di 7.220 rpm.
Dari hasil itu, ternyata performa mesin R15M lebih rendah dibanding R15 V3 2017, yang mana di alat yang sama dapat tenaga maksimal 16,33 dk di 10.100 rpm dan torsi maksimal 12,58 Nm di 7.300 rpm.
Hasilnya ada selisih tenaga 0,7 dk dan torsi 0,3 Nm, jangan-jangan memang ada penurunan performa mesin seperti klaim Yamaha India saat launching R15M ya?
Jika diperhatikan lebih detail, perbedaan signifikan terlihat dari grafik tenaga R15M dari bawah naik secara linear, lalu tiba-tiba sebelum peak power langsung rata hingga limiter di 11.200 rpm.
Kalau di R15 2017 sebelum 10.000 rpm masih naik terus hingga puncaknya, kemudian turun.
Efek dari tenaga yang lebih kecil, apalagi bobot tambah 3 kg jadi 140 kg, langsung berimbas pada hasil tes akselerasi yang diuji pakai Racelogic.
Untuk kecepatan 0-60 km/jam, R15M butuh waktu 4,2 detik. Padahal R15 2017 cuma 4 detik. Lalu 0-100 km/jam R15M perlu 11,7 detik, yang R15 2017 hanya 10,4 detik.
Pencapaian waktu untuk jarak tertentu pun ada penurunan, misal 0-201 meter R15M perlu 11,2 detik, sementara R15 2017 hanya 11 detik.
Top speed juga kena imbasnya, angka 143 km/jam di spidometer yang diraih di Sentul tak bisa diperbaiki karena setelah dites berulang kali hasilnya selalu hanya mentok di angka 138-139 km/jam saja.
Meski ada penurunan peak power dan akselerasi saat diukur pakai alat, tapi sebenarnya saat dipakai harian hampir tak berasa bedanya.
Karakter mesinnya tetap khas R15. Yang mana punya torsi besar sejak putaran rendah dan kenaikan tenaga linear.
Baca Juga: Banyak Yang Penasaran, Ini Beda Spek Mesin Yamaha R15M dengan R15 V3
Efeknya buat jalan santai tak perlu buka gas dalam-dalam, dan ketika perlu kencang misal saat akan menyalip tinggal bejek gas saja.
Tenaga dan torsi secara spontan bakal keluar tanpa perlu ada jeda atau “ngok” dulu, bisa dibilang keduanya selalu tersedia kapan kita butuh.
Karakter khas mesin generasi V-Ixion juga masih terbawa sampai R15M, seperti misalnya suara ngretek ketika berakselerasi.
Lalu ada vibrasi ringan di putaran tinggi mulai 7.000 rpm serta proses pindah giginya terasa empuk, mudah dan tak gampang nyangkut.
Konsumsi Bensin
Dengan karakter mesin yang punya tenaga dan torsi rata, buat penggunaan harian yang relatif jarang berkitir tinggi efeknya bahan bakar R15M jadi tergolong irit.
Tercatat dapat angka 44,5 km/liter! Irit kan! Padahal itu dipakai lebih dari 400 km dengan kondisi jalan dan cara berkendara beragam.
Mulai jalan santai, kebut-kebutan buat ambil data tes, sampai dibejek maksimal di atas dyno!
Oiya bahan bakarnya pakai Pertamax, yang tentunya masih cocok dengan rasio kompresi 11,6:1.
Baca Juga: Harga Part Fast Moving Yamaha R15M Lebih Mahal Dibandingkan R15 Biasa?
Riding Position & Handling
Posisi berkendara R15M identik dengan R15 V3 2017 yang rasanya seperti naik sebuah supersport kecil, punya posisi setang rendah dan pijakan kakinya cukup tinggi.
Jadi badan pengendara dipaksa nunduk dan kakinya nangkring, tentu saja kesannya sangat sporty ala pembalap yang sedang berpacu di lintasan.
Buat penggunaan harian efeknya membuat telapak tangan, pergelangan dan pinggang lekas pegal. Apalagi ketika awal-awal pemakaian dan badan masih proses adaptasi.
Posisi berkendaranya lebih cocok dipakai di sirkuit, mereka yang berjiwa muda, tapi kalau buat yang sudah berumur siap-siap saja sampai rumah badan pegal linu.
Jok R15M ini termasuk tinggi di kelasnya yaitu 815 mm namun terasa lebih empuk dibanding R15 V3 lama walaupun busanya sama-sama tipis.
Sekarang area tangki juga dibentuk lebih ramping, hasilnya buat yang tingginya sekitar 165 cm saat kedua kaki turun cuma jinjit sedikit.
Tapi ada minusnya nih dari desain fairing yang baru, yaitu adanya bagian yang meruncing ke belakang tepat di area kaki.
Ketika melewati jalanan macet dan terpaksa kaki turun, terkadang area tulang kering terkena bagian yang meruncing tersebut.
Hasilnya pengendara jadi perlu adaptasi supaya kaki dengan cara sedikit mengangkang supaya tidak membentur fairing.
Baca Juga: Yamaha R15 Makin Sporty Dipasangi Aksesori Melimpah dan Serba Mewah
Perpaduan sasis model deltabox, suspensi depan upside down 37 mm dan belakang pakai lengan ayun aluminium bikin karakternya terasa rigid.
Kondisi ini bisa dibilang identik dengan R15 V3 2017, keras-kerasnya sama saja.
Berkat karakter suspensi yang lumayan keras terutama belakang, rasanya jadi sangat cocok buat di sirkuit yang butuh handling presisi dan enggak goyang.
Apalagi R15M punya ukuran ban yang lebar, depan 100/80-17 dan belakang 140/70-17, tentu sangat menunjang buat rebah di tikungan tanpa perlu takut kehabisan grip.
Tapi kalau buat harian karakter suspensinya memang jadi kurang nyaman khususnya belakang, terlalu keras dan baru terasa pas dan nyaman saat dipakai berboncengan.
Oiya posisi duduk pemboceng di R15M lebih nyaman dibanding R15 V3 2017, karena letaknya sedikit lebih rendah.
Walaupun R15M merupakan sport full fairing dengan suspensi depan upside down, tapi dipakai di jalan perkotaan yang padat masih mumpuni.
Karena sudut belok setangnya masih lebar, jadi radius putarnya kecil, efeknya masih gampang untuk selap-selip.
Bobotnya pun hanya 140 kg, masih tergolong ringan untuk sebuah motor batangan.
Baca Juga: Kredit Yamaha R15 Terbaru Bisa DP Rp 5 Jutaan, Cicilannya Mulai Rp 1,7 Jutaan Per Bulan
Fitur & Teknologi
Terdapat beberapa fitur dan teknologi mirip moge yang disematkan pada R15M, yang pertama adalah Quick Shifter (QS)
Ternyata dalam penggunaan harian seperti saat kecepatan dan putaran mesin masih rendah, walaupun lambang QS di spidometer sudah menyala, proses pindah gigi terasa enggak begitu halus.
Tapi jika kecepatan sudah di atas 60 km/jam, putaran mesin juga lebih dari 6.000 rpm dan apalagi di gigi 4 ke atas, proses perpindahan gigi berjalan mulus.
Jadi kalau kurang dari kecepatan atau kondisi segitu maka akan lebih nyaman kalau tetap menggunakan tuas kopling.
Nah adanya fitur Assist & Slipper Clutch bikin tuasnya sangat ringan ketika diremas, melewati jalur macet pun enggak akan bikin jari tangan kiri lekas pegal.
Pastinya saat engine brake, gejala seperti suara kasar di roda belakang dan mengunci sesaat atau skid enggak bakal terjadi.
Bagian panel instrumen juga baru dengan tampilan seperti milik R1. Berkesan lebih sporty berkat adanya 2 pilihan tampilan yaitu Street dan Track.
Ukuran dan angkanya juga lebih besar sehingga jadi gampang dipantau, selain itu juga memiliki info yang lumayan banyak dibandingkan R15 Connected biasa.
Baca Juga: Ternyata Ini Bedanya Komponen Fast Moving di Yamaha R15 V4 dan R15M
Salah satu yang tak ada di rival sekelasnya semisal info suhu coolant, hasilnya pengendara bisa langsung tahu apakah mesin masih dingin, sudah dalam suhu kerja, atau mendekati overheat.
Semisal saat digunakan dalam kondisi lalu-lintas macet di siang hari yang terik, tercatat ketika dijalan suhu coolant bisa mencapai 102 derajat Celcius.
Dalam kondisi jalan lancar, suhu bermain di kisaran 85-95° C yang memang merupakan suhu kerja mesin ideal.
Nah untuk info yang disajikan di spidometer R1M ini dari paling atas terdapat 5 buah titik LED untuk shift light. Kapan menyala dan jenis kedipan shift light ini bisa diseting.
Di sebelahnya terdapat lampu indikator ABS dan TCS, lalu di kiri ada lampu indikator pesan masuk, telepon masuk, indikator overheat, dan sein. Di kanan ada MIL, neutral, high beam, dan sein.
Info di layar digital ada takometer model bar dengan bentuk melengkung, speed meter, gear position, fuel meter, dan jam. Lalu tambahan info odometer, trip 1 & 2, average fuel consumption, real time fuel consumption, average speed, TCS status, battery, coolant temperature.
Jika pakai yang Track, tampilan takometer terendah 6.000 rpm, karena di lintasan balap jarang main putaran rendah.
Lalu informasi di bawah menjadi lap time, ada latest lap time dan fastest lap time. Racing banget!
Bisa terkoneksi dengan smartphone pakai aplikasi Y-Connect, yang asyik bukan hanya ketika ada pesan atau telepon masuk ada notifikasi di spidometer. Tapi rute perjalanan juga terekam di aplikasi, lengkap dengan jaraknya.
Pakai rem depan kombinasi master dari Nissin dan kaliper Bybre, positifnya letak tuasnya pas saat dijangkau jari dan rasanya ketika diremas jadi lebih empuk tapi tetap pakem.
Soal fitur ABS, sesekali terasa bekerja khususnya saat kondisi hujan dan melakukan pengereman keras. Tentunya sangat efektif mencegah roda kehilangan grip.
Lalu fitur TCS hampir tak pernah dirasakan bekerja. Sekalinya bekerja malah saat akan mencoba wheelie, mesin terasa brebet karena perbedaan kecepatan antara roda depan dan belakang.
Jadi kalau mau wheelie, TCS harus dimatikan dahulu.
Yang juga bikin penasaran adalah karakter lampu barunya yang pakai LED projector.
Sorot lampu dekatnya tak begitu istimewa, lebar, atasnya agak melengkung dan sinarnya tak begitu tebal.
Nah untuk lampu jauhnya lebih memuaskan, sorotnya sama lebarnya, tapi jauh lebih tebal dan mengisi sisi atas sinar lampu dekat.
Akhirnya semua rasa penasaran sudah terjawab deh mengenai Yamaha R15M terbaru ini!
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR