GridOto.com - Motor dual purpose belakangan cukup digemari konsumen Indonesia.
Pilihannya saat ini pun cukup beragam mulai Kawasaki KLX 150, Honda CRF150L, hingga Yamaha WR 155 R.
Ngomongin motor berkemampuan dual purpose, ternyata tak hanya motor jenis sport saja yang bisa menjamahnya.
Di Indonesia pernah ada juga dengan motor bebek yang punya kemampuan dual purpose yang baik.
Lahir di tahun 2007 silam, sobat ingat enggak dengan Kanzen Taurus Ultima?
Motor yang dari konstruksinya masuk kategori bebek ini nyatanya cukup mampu mengakomodir kebutuhan off-road.
Ini pernah dibuktikan langsung sama tim MotorPlus di tahun 2007 saat ia pertama kali dirilis.
Lihat aja kaki-kakinya yang ditopang sokbreker jangkung yang berimbas pada tingginya ground clearence.
Baca Juga: Berubah Wujud ala Scrambler, Yamaha Scorpio Sukses Pamer Aura Gahar
Selain itu posisi knalpot juga nangkring hampir menempel di bodi belakang.
Dengan konstruksi begitu motor ini lebih bisa diandalkan melibas jalan rusak juga banjir dibanding bebek-bebek lainnya.
Saat itu Kanzen Taurus Ultima diuji oleh tim MotorPlus di kawasan BinfSro Xtreme Track (BXT).
Di BXT, tes diawali dengan melintasi sirkuit grasstrack.
Gigi pertama masuk, kopling cukup lembut ditarik.
Handling awal perlu adaptasi, karena setang tak terlalu lebar, sementara kaki-kaki jauh lebih tinggi dibanding bebek umumnya.
Setelah mencapai titik stabil, cara mengendarainya tak beda dengan bebek lain.
Tenaga setara bebek 110 cc umumnya tapi dengan kopling manual, juga dengan ban semi pacul yang ternyata cukup menggigit di tanah merah.
Baca Juga: Trabasan Bawa Boncengan Mending Dihindari, Bukan Soal Motornya Enggak Kuat, Tapi Ada Alasan Ini
Sokbrekernya cukup nyaman meski sedikit keras saat digeber 50 Km/jam di trek tanah bergelombang, terjal dan berlubang.
Coba melintas berm, Ultima tergolong stabil.
Berikutnya rintangan lebih berat.
Coba libas table-top minicross, tenaga Ultima masih cukup untuk terbang.
Uji coba bagian depan jatuh duluan, bantingan sokbreker depan terasa agak keras.
Tapi masih lumayan meredam tekanan, meski rebound kurang halus dan agak mengentak.
Pun saat jumping dengan posisi ban belakang turun duluan.
Meski kurang elmbut dalam rebound, fungsi sokbreker belakangnya lumayan.
Ujian berikutnya membuktikan ketulenan bebek, melintas kubangan air setinggi setengah lingkar ban.
Cipratan air yang melebihi posisi mesin tidak membuat mesin mati.
Padahal di saat yang sama melintas bebek merek lain, mesinnya tersedak-sedak setelah melewati kubangan.
Belum puas, tes berenang di kubangan yang merendam seluruh lingkar ban, mesin tanpa masalah.
Lanjut tes berikutnya yang tanpa rencana, alias crash-test.
Pada kecepatan 60 km/jam, Ultima diajak lompati jumpingan sekitar 75 cm.
Ultima jatuh tepat di kubangan air dan lumpur setinggi setengah lingkar ban.
Ban terkunci di lumpur, motor terlempar dan jatuh cukup lumayan.
Setelah dicek, cuma bengkok di footstep, tuas kopling dan tuas rem, juga batok sein depan lepas.
Kesimpulannya, aspek kenyamanan dan tenaga mesin setara bebek sekelasnya.
Keunggulannya, bebek ini terbukti sanggup 'dihajar' di jalur berat.
Bebek lain yang punya konstruksi rata-rata, kayaknya tak akan setangguh produk Kanzen ini.
Dibandingkan dengan zaman sekarang rasanya pasar bebek dual purpose ini cukup jarang.
Saat ini yang ada boleh dibilang cuma Honda CT125 yang berstatus CBU.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid MotorPlus |
KOMENTAR