Baca Juga: Figur - AKBP Argo Wiyono, Ditunjuk Jadi Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya
"Bayangkan sejak 2007 kan kita sudah mengadopsi standar Euro 2, jadi harus menggunakan bahan bakar minimal Pertamax Ron 91 minimal, kadar belerang ya maksimum 500 ppm (parts per million)," sebut Puput.
Pada 2017, lanjutnya, kita sudah mengadopsi standar Euro 3, kemudian 2018 Oktober kita masuk standar Euro 4 untuk mobil.
Saat ini, yang cocok untuk memenuhi standar Euro 4 itu hanya Pertamax Turbo, kalau solar hanya Pertadex dan Pertadex High Quality.
"Sebenarnya kami juga lagi dorong lagi untuk 2025 standarnya itu jadi Euro 6, dengan cara seperti itu kita bisa menekan emisi, kalau Euro 6 itu maksimum kadar belerang hanya boleh 10 ppm," ungkap pria yang hobi off-road dan traveling ini.
Sebagai informasi, standar Euro 2 itu kadar belerangnya maksimum hanya boleh di angka 500 ppm, kalau Euro 4 itu 50 ppm, baik bensin maupun solar.
Semakin tinggi kadar belerang yang terdapat pada bahan bakar, maka akan semakin mengotori udara.
Ternyata, cara mendapatkan 10 ppm kadar belerang pada bahan bakar itu tidak sulit.
Disebutkan oleh Puput, Pertamina dapat melakukannya dengan cara memodifikasi kilang minyak.
Baca Juga: Resya Napitupulu, Inovasi Pasang Turbo Tanpa Piggyback di Indonesia
"Ibarat memasak tinggal ganti bahan bakunya menggunakan bahan yang bagus," tambah pria yang juga hobi mendaki gunung.
Kalau bensin, RON minimal untuk Euro 6 itu 91 dan 92, tinggal kadar belerangnya saja yang diturunkan.
"Kalau Pertamax 92 itu kadar belerangnya masih 100 kan, tinggal diturunkan saja itu tidak susah," tutup Puput.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR