GridOto.com - Aksi colong start alias jump start pastinya akan menimbulkan perkara di semua ajang balap, baik di luar maupun dalam negeri.
Terutama bila aksi jump start tidak diberikan sanksi, seperti terjadi di seri kedua Kejurnas OnePrix yang diadakan di sirkuit Sentul Karting, Jawa Barat, Minggu (19/9/2021).
Apalagi jumlah pembalap yang melakukan jump start di balapan kelas OP4 Beginner (Underbone 150 cc ECU Standar U-16) tersebut tidak bisa dibilang sedikit.
Dalam video yang diunggah oleh Dewa Road Race Indonesia, Hendriansyah, setidaknya ada empat pembalap yang melakukan jump start.
Pembalap di posisi keempat terlihat melakukan jump start yang cukup gamblang, karena tampak melaju perlahan sebelum melesat sebelum lampu start padam
Aksi tersebut juga memancing gerakan dari pembalap di posisi kedua dan dua pembalap lainnya di baris belakang.
Hasilnya anak Hendriansyah, Nelson Cairoli, yang memulai balapan dari pole position malah terhalang oleh rombongan pembalap yang melakukan jump start.
View this post on Instagram
"Event sekelas OnePrix jump start dihalalkan," tulis Hendriansyah dalam akun Instagram pribadinya @hendriyansyah76official.
"Bagaimana balap level (di) bawahnya. Kembali ke zaman dulu, start berjalan," tambah pria asal Yogyakarta itu.
Race Director OnePrix, Eddy Horison, pun memberikan klarifikasinya terkait masalah tersebut.
"Saya pribadi mohon maaf dan mengakui ada jump start yang dilakukan oleh beberapa peserta lain selain grid ke-4," buka Eddy Horison.
"Dasar keputusan kami pada saat kejadian, berdasarkan kamera jump start milik panitia karena itu satu-satunya yang ada pada saat itu," lanjutnya.
Eddy mengatakan, pihaknya harus memutuskan adanya jump start atau tidak dalam waktu singkat ketika proses dimulainya balapan.
Sebelum memulai balapan hingga akhir untuk menghasilkan klasifikasi lomba sementara yang disahkan 30 menit kemudian.
"Kemudian 76 (Hendriansyah) datang bersama manager untuk meminta diperkenankan melihat rekaman video jump start," bilang Eddy Horison.
"Dengan itikad baik saya perlihatkan walaupun secara peraturan tidak diperkenankan. Saat itu masalah ini sudah selesai," jelasnya.
Baca Juga: Bukan Ban Depan Mengangkat Saat Start, Ini Arti Jump Start di Balap Motor
"Kemudian sekitar jam 13.20, manager dan 76 datang kembali dengan memperlihatkan bukti yang sekarang beredar di medsos," ucapnya.
Meskipun memperlihatkan dengan lebih jelas tindakan jump start yang dilakukan beberapa pembalap lainnya, Eddy mengatakan bahwa hasil lomba tidak bisa diubah.
Karena hasil lomba sudah menjadi sah menurut peraturan yang berlaku, dan jika diadakan pengecualian bisa merusak tatanan tersebut.
"Saat itu saya juga meminta maaf pada 76 dan managernya. Saya memahami karena posisi saat itu anak 76 berada di finisher ke 4, dan jika grid 2 dikenakan penalti 20 detik maka posisi anak 76 akan menjadi posisi 3," ungkapnya.
"Tetapi karena batas hasil lomba sudah menjadi resmi. Jika kami rubah akan merusak fatal tatanan lomba yang berlaku," lanjut Eddy.
"Akan timbul ketidakpastian hasil lomba. Sedangkan aturan yang berlaku adalah batas waktu protes adalah 30 menit, hasil lomba menjadi resmi dengan sendirinya," ucapnya.
Eddy pun mengatakan, pihaknya sudah memanggil Rudy Hadinanta selaku Team Principal Astra Motor Racing Team Yogyakarta (ART Jogja) yang pembalapnya melakukan jump start dari grid kedua.
Tujuannya untuk memberikan teguran dan peringatan, akan sanksi yang bisa diberikan pada pelanggar jump start seri berikutnya.
"Saat itu juga hadir 76 dan managernya, serta H. Putra (pemilik tim yang menaungi Nelson) mengenai masalah ini melalui sambungan telepon," singkat Eddy.
"Semua sudah bisa memahami dan memaklumi kejadian terkait," paparnya.
Sebagai ganti dari penalti waktu, peserta yang melakukan jump start pun akhirnya akan diganjar sanksi mundur 3 grid pada seri Kejurnas OnePrix berikutnya.
"Demikianlah klarifikasi kami. Sekali lagi kami akui dan mohon maaf akan kesalahan kami pada kejadian tersebut," tutupnya
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Motorplus-online.com |
KOMENTAR