Baca Juga: Bukan Ban Depan Mengangkat Saat Start, Ini Arti Jump Start di Balap Motor
"Kemudian sekitar jam 13.20, manager dan 76 datang kembali dengan memperlihatkan bukti yang sekarang beredar di medsos," ucapnya.
Meskipun memperlihatkan dengan lebih jelas tindakan jump start yang dilakukan beberapa pembalap lainnya, Eddy mengatakan bahwa hasil lomba tidak bisa diubah.
Karena hasil lomba sudah menjadi sah menurut peraturan yang berlaku, dan jika diadakan pengecualian bisa merusak tatanan tersebut.
"Saat itu saya juga meminta maaf pada 76 dan managernya. Saya memahami karena posisi saat itu anak 76 berada di finisher ke 4, dan jika grid 2 dikenakan penalti 20 detik maka posisi anak 76 akan menjadi posisi 3," ungkapnya.
"Tetapi karena batas hasil lomba sudah menjadi resmi. Jika kami rubah akan merusak fatal tatanan lomba yang berlaku," lanjut Eddy.
"Akan timbul ketidakpastian hasil lomba. Sedangkan aturan yang berlaku adalah batas waktu protes adalah 30 menit, hasil lomba menjadi resmi dengan sendirinya," ucapnya.
Eddy pun mengatakan, pihaknya sudah memanggil Rudy Hadinanta selaku Team Principal Astra Motor Racing Team Yogyakarta (ART Jogja) yang pembalapnya melakukan jump start dari grid kedua.
Tujuannya untuk memberikan teguran dan peringatan, akan sanksi yang bisa diberikan pada pelanggar jump start seri berikutnya.
"Saat itu juga hadir 76 dan managernya, serta H. Putra (pemilik tim yang menaungi Nelson) mengenai masalah ini melalui sambungan telepon," singkat Eddy.
"Semua sudah bisa memahami dan memaklumi kejadian terkait," paparnya.
Sebagai ganti dari penalti waktu, peserta yang melakukan jump start pun akhirnya akan diganjar sanksi mundur 3 grid pada seri Kejurnas OnePrix berikutnya.
"Demikianlah klarifikasi kami. Sekali lagi kami akui dan mohon maaf akan kesalahan kami pada kejadian tersebut," tutupnya
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Motorplus-online.com |
KOMENTAR