Momen itu dianggap spesial karena menurut Kukuh, sejak saat itu industri otomotif Indonesia mulai dipandang oleh negara lain.
"Sejak saat itu, Indonesia menjadi perhatian seluruh pabrikan mobil dunia. Industri otomotif Indonesia bisa dibilang menjadi terpandang, terlebih produksi kita kan tiap tahunnya selalu di atas 1 juta unit," imbuhnya.
Kecintaan pada laut
Bekerja di kapal selama kurang lebih 7 tahun membuat pria yang hampir setiap hari berenang ini sangat mencintai laut Indonesia.
Kecintaan terhadap laut ini, Kukuh tuangkan melalui hobinya menyelam yang mulai dijalankan sejak 2013 atau setelah memutuskan pensiun dari PT Autolive Indonesia.
"Saya biasanya menyelam kalau ada hari libur aja, tapi terkadang kalau saya mau menyelam di lokasi yang jauh, misalnya daerah Papua, saya ambil cuti karena kan butuh waktu lama," jelasnya.
Berbagai spot menyelam di Indonesia sudah ia sambangi, namun yang selalu membuatnya terkesan adalah Raja Ampat, Papua.
"Kalau sudah di sana, itu saya merasa sudah yang terbaik lah spot-spotnya, mudah-mudahan sih keindahan alamnya tetap terjaga," jelasnya.
Saking cintanya, Kukuh mengaku sangat sedih melihat kekayaan laut di Indonesia yang sering menjadi sasaran pencurian oleh negara lain.
"Dulu waktu di Perikanan, salah satu tantangannya adalah untuk memproklamirkan zona laut bebas 200 mil. Kita ini punya laut yang sangat-sangat luas, tapi enggak ada satu pun yang ke sana," jelasnya.
"Dulu saya sering berlayar jauh, dan di sana enggak ada satu pun kapal kita patroli yang berjaga, itu kan sangat gampang sekali kalau mau dicuri kekayan laut kita," tambahnya.
Oleh sebab itu, Kukuh berharap pemerintah lebih menjaga kedaulatan laut Indonesia beserta keindahan bawah airnya.
Harapan untuk industri otomotif Indonesia
Saat ini, Kukuh yang sudah berfokus di industri otomotif berharap agar Indonesia bisa menjadi pemain terbesar di Asia Tenggara.
Harapan lainnya, Kukuh ingin agar Indonesia bisa memproduksi bermacam jenis mobil, baik konvensional, hybrid, plug-in hybrid, battery electrical vehicle dan fuel cell secara beriringan.
"Jangan kemudian kita memusuhi seolah-olah 'mobil konvensional sudah ketinggalan zaman, kita harus beralih ke mobil listrik'. Jangan gitu. Biarkan saja secara alamiah masyarakat yang memilih mana teknologi yang paling efisien untuk kebutuhan mereka, jadi jangan dipaksakan," tutupnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR