Untuk joki berpostur 165 cm, kedua kaki terasa nyaris lurus menyangga motor.
Setiba di BXT, tes Ultima diawali dengan melintasi sirkuit grasstrack.
Gigi pertama masuk, kopling cukup lembut ditarik.
Handling awal perlu adaptasi, karena setang tak terlalu lebar, sementara kaki-kaki jauh lebih tinggi dibanding bebek umumnya.
Setelah mencapai titik stabil, cara mengendarainya tak beda dengan bebek lain.
Tenaga setara bebek 110 cc umumnya tapi dengan kopling manual, juga dengan ban semi pacul yang ternyata cukup menggigit di tanah merah.
Sokbrekernya cukup nyaman meski sedikit keras saat digeber 50 Km/jam di trek tanah bergelombang, terjal dan berlubang.
Handlingnya juga cukup terkendali.
Coba melintas berm, Ultima tergolong stabil.
Berikutnya rintangan lebih berat.
Coba libas table-top minicross, tenaga Ultima masih cukup untuk terbang.
Uji coba bagian depan jatuh duluan, bantingan sokbreker depan terasa agak keras.
Tapi masih lumayan meredam tekanan, meski rebound kurang halus dan agak mengentak.
Pun saat jumping dengan posisi ban belakang turun duluan.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid MotorPlus |
KOMENTAR