Yup, proses perakitan bodi Kijang diubah, misalnya dengan jumlah panel dan sambungannya menjadi lebih sedikit.
Bila pada Kijang lama, pintu samping belakangnya terdiri empat komponen yang kemudian dilas, kini cuma tinggal satu.
Begitu juga dengan atap, dinding samping dan pintu belakang.
Di samping itu, cara pengelasan antara komponen bodi juga diganti dengan yang lebih meyakinkan, yakni dari CO2 menjadi las titik.
Baca Juga: Otojadul: Sekarang Jadi Buruan, Ternyata Segini Harga Baru Yamaha RX King dan F1ZR di Tahun 2000
Lewat cara ini, sambungan menjadi lebih kokoh dan tidak banyak merusakkan struktur bahan bodi.
Selanjutnya, juga dilakukan perbaikan pada alat perakitan alias jig.
Cara-cara di atas memang suatu pilihan yang tak bisa dihindarkan dan harus dilakukan.
Soalnya, bila bodi dikerjakan seperti cara lama, hasil pengecatan akhir akan jelek.
Sambungan-sambungan akan menonjol, dan peluang karat menerobos bodi makin besar.
Selain urusan pengecatan, penggunaan lapisa antikarat dilakukan secara celup (deeping) pada seluruh bodi agar daya tahan dari serangan karat lebih kuat.
Dengan meratanya lapisan pada permukaan bodi, cat yang disemprotkan ke permukaan lapisan antikarat gampang menyatu.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR