Tapi memang konsekuensi dari bantingan yang empuk membuat handling Corolla Cross Hybrid tidak setajam C-HR Hybrid atau Mazda CX-5.
Sasis TNGA itu sudah cukup rigid sebenarnya-yang mendukung kemampuannya bermanuver, namun dibanding Toyota C-HR, Mazda CX-5, Mazda CX-3, atau Honda CR-V, pengendalian Corolla Cross Hybrid masih kalah tajam.
Seperti namanya, Corolla Cross Hybrid menggunakan sistem hybrid yang memanfaatkan mesin bakar dan motor listrik untuk melaju.
Mesin bakarnya adalah unit 2ZR-FXE 1.798 cc 4 silinder VVT-i. Meski kapasitasnya besar, namun tenaga yang dihasilkan cukup kecil yakni 98 dk dengan torsi 143 Nm.
Bandingkan dengan Honda HR-V 1.8 yang mesin 1.800 cc-nya bisa merilis hingga 139 dk.
Namun itu bisa dimaklumi karena mesin bakar Corolla Cross Hybrid fokusnya ke efisiensi bahan bakar dan kehalusan saat bekerjasama dengan motor listrik.
Nah, untuk menjaga kecekatan berakselerasi, ada motor listrik yang outputnya bisa sampai 72 dk dan torsi 162 Nm.
Lantas bagaimana akselerasinya?
Injak gas penuh dari diam hingga 100 km/jam, Corolla Cross Hybrid butuh 11,8 detik.
Itu bukanlah angka yang istimewa karena untuk contoh, Wuling Almaz 1.5T bisa melakukannya dalam 10 detik, Honda HR-V 1.8 dalam 10,5 detik, atau Mazda CX-5 Elite dalam 8,7 detik.
Dan seperti yang kami duga, supremasi Corolla Cross Hybrid baru terlihat ketika membahas konsumsi bahan bakar.
Di rute Dalam Kota dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam, mudah sekali bagi Corolla Cross Hybrid mencetak 20 km/l.
Namun di pengetesan kami, dengan mode Eco, AC tetap menyala, dan menerapkan cara berkendara eco driving, Corolla Cross bisa meraih 25,9 km/l
Angka itu sangat istimewa yang bahkan sulit ditandingi mobil-mobil LCGC sekalipun.
Di rute Tol, pencapaiannya adalah 18,3 km/l yang artinya tidak lebih irit dari rute Dalam Kota.
Penjelasannya sederhana, karena di rute Tol dengan kecepatan rata-rata yang tinggi (90 km/jam), mesin terpaksa menyala terus untuk melajukan mobil sehingga bahan bakar terkonsumsi lebih konstan dibanding rute Dalam Kota yang ada stop and go.
Namun bisa kita pahami bahwa meski akselerasinya biasa saja bahkan kurang, soal efisiensi adalah supremasi Corolla Cross Hybrid berikutnya.
Itu tercapai berkat keandalan sistem Hybrid Synergy Drive (HSD) Toyota.
Menganut format parallel hybrid, mesin bakar dan motor listrik bisa bekerja secara tunggal atau simultan.
Ketika level baterainya cukup, mobil bisa melaju hanya dengan motor listrik saja. Lalu saat baterai tinggal sedikit atau mendekati habis, mesin mengambil alih untuk menjalankan mobil sembari mengisi baterai.
Jika butuh akselerasi instan, bisa pula mesin bakar dan motor listrik bekerja simultan.
Oh ya, pengisian baterai juga dilakukan dengan menangkap energi yang muncul saat mobil melaju bebas (gliding) atau saat mengerem.
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR