Di F2, Nyck de Vries jadi pembalap ART kedua yang juara, sebelumnya Goerge Russell pada 2018.
Nyck de Vries membuktikan kalau dirinya bukanlah pembalap kaleng-kaleng, 12 kali naik podium dengan di antara empat podium tertinggi, membuatnya unggul 52 point dari Nicholas Latifi di klasemen akhir F2 2019.
(Baca Juga: Merasa Lebih Bagus, Nyck de Vries Kecewa Tidak Jadi Pembalap F1)
Namun lagi-lagi, tidak ada tim F1 yang melirik untuk jadi pembalapnya. Sementara peringkat kedua Nicholas Latifi jadi pembalap F1 tim Williams untuk 2020.
Thank you for joining us in 2019 ❤️#AbuDhabiGP ???????? #F2 pic.twitter.com/sxTzVr8wAz
— Formula 2 (@FIA_F2) December 1, 2019
Dalam dua tahun terakhir, juara F2 dipromosikan jadi pembalap F1, Charles Leclerc dan George Russell.
Sesuai peraturan, juara F2 tidak dibolehkan lagi berkompetisi di balap F2 tahun berikutnya.
(Baca Juga: Resmi! Mantan Rekan Setim Sean Gelael di F2, Nyck de Vries Balap di Formula E)
Nasib baik akhirnya datang, ketika Mercedes mengangkat derajat pembalap berdarah Indonesia ini ke Formula E musim balap 2019-20.
Pembalap buangan ini membela Mercedes-Benz EQ Formula E Team.
Sementara itu pembalap Indonesia, Sean Gelael yang balapan untuk tim Prema Racing menduduki peringkat 17 klasemen akhir dengan 15 point.
Rekan setimnya, Mick Schumacher di urutan 12 dengan 53 point dan sekali meraih kemenangan di F2 Hongaria.
A worthy winner, indeed ????
The moment @nyckdevries got his hands on the winner's trophy for the 2019 FIA Formula 2 season, at last week's Prize-giving ceremony#F2 pic.twitter.com/J9qfXXkBzz
— Formula 2 (@FIA_F2) December 18, 2019
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | fiaformula2.com,Twitter/FIA_F2,Twitter/ARTGP |
KOMENTAR