Nyck de Vries bersaing ketat dengan Nicholas Latifi (tim DAMS) di peringkat kedua dan Luca Ghiotto (UNI-Virtuosi Racing) di urutan ketiga.
Mereka sama-sama memenangkan empat balapan, namun Nyck de Vries lebih banyak naik podium.
Bagi Nyck de Vries, jadi juara F2 merupakan pencapaian tertinggi dalam karier balapnya.
(Baca Juga: Dilepeh Red Bull, Rekan Setim Sean Gelael di F2 Dan Ticktum Diambil Tim F1 Williams)
Pembalap yang pernah bergabung di McLaren Young Driver Programme pada 2010 ini, bercita-cita jadi pembalap F1.
Ikut balapan F2 sejak 2017, sejumlah pembalap F2 seangkatannya sudah naik kelas ke F1.
Ia pernah bilang tidak kepilih jadi pembalap F1, terutama tim McLaren, karena kalah dalam urusan finansial.
(Baca Juga: Puasa 11 Bulan, Ini Rahasia Sean Gelael Dapat Point di Race 1 F2 Azerbaijan)
Ia pun meninggalkan McLaren Young Driver Programme pada Mei 2019.
Pada 2018 Nyck de Vries balapan untuk tim Pertamina Prema Theodore Racing, satu tim dengan pembalap Indonesia Sean Gelael.
Enam kali ia naik podium dengan tiga di antaranya podium tertinggi dan menduduki peringkat empat klasemen akhir.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | fiaformula2.com,Twitter/FIA_F2,Twitter/ARTGP |
KOMENTAR