(Baca Juga: Waspada! Ini Bagian di Mesin Motor yang Sering Rembes Oli Mesin)
Menurut Pepen, jika ada pengurangan kendaraan bermotor maka hal itu menunjukan melorotnya laju ekonomi di Kota Bekasi.
"Tidak bisa (menekan jumlah kendaraan bermotor). Karena, saat kita tekan kendaraan bermotor, ada produksi nasional yang mengimbangi tenaga kerja yang ada," jelas Pepen pada Jumat (13/9/2019) lalu, dikutip dari Kompas.com.
"(Kalau) pabrik motor dan mobil kita tekan, kita kan bagian integral (dengan kepentingan provinsi dan nasional), tidak bisa. Apalagi produksi itu menyangkut tenaga kerja," tambahnya.
Pepen menambahi, jika masalah ketenagakerjaan memang diidap hampir semua kota metropolitan.
(Baca Juga: Ada Makanan Khas Italia di Helm Khusus Valentino Rossi Untuk MotoGP San Marino)
Tak terkecuali untuk Bekasi, yang sebagian warganya mencari nafkah di Jakarta menggunakan motor, ikut menyumbang emisi serta kemacetan di Ibu Kota.
Menurut dia, fenomena ini tidak terelakkan karena pemerintah membuka keran investasi demi meraup tenaga kerja.
"Problemnya apa? Macet, karena ekonominya tumbuh. Kalau ditekan, tidak ada aktivitas. Dampak ekonominya, nanti daya beli masyarakat turun, terus inflasi jadi tinggi di sini, laju ekonominya rendah," kata Pepen.
(Baca Juga: Honda Memanas, Marc Marquez: Saya Tak Berpikir Lorenzo Bakal Enyah Tahun Depan)
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR