Saat itu Hendropriyono mengaku timnya sudah bekerjasama dengan Esemka dan membuat perusahaan baru bernama PT Adiperkasa Citra Esemka.
Kala itu Hendropriyono juga mengaku telah melakukan pembelian paten atas sejumlah teknologi yang dipunya oleh Proton.
Opsi potong kompas dengan mengambil sejumlah teknologi Proton menurut Hendorpiyono dilakukan demi mengejar ketertinggalan dalam pengembangan teknologi otomotif. Jadi bukan mau bikin mobil nasional sama Proton.
Pada saat itu juga Hendropriyono menjelaskan pabrik sedang dibangun di Jawa Tengah dan akan memproduksi mobil menjurus pada satu model dulu. Sasaran penjualan juga tidak di kota besar. Jadi mobil kecil dengan harga murah mulainya dari daerah.
Tapi sekitar tahun 2016 kerjasama dengan Proton putus. Alasannya Proton tidak bisa memenuhi keinginan pihak Esemka. Nah, katanya Esemka mencari mitra baru lagi dengan pihak Cina atau Eropa. Tapi enggak tahu jadinya sama yang mana.
Sehingga akhirnya muncul produk baru Esemka, Bima, tahun ini. Dunia otomotif kembali heboh. Dianggap enggak pantas disebut mobil nasional. Cuma ganti logo doang dan sebagainya.
Sudah ditegaskan juga sih kalau Esemka bukan mobil nasional, tapi mobil bikinan orang Indonesia. Karena yang bekerja di dalamnya semua orang Indonesia.
Tapi jadi timbul pertanyaan, seberapa Indonesiakah Esemka?
Editor | : | Pilot |
KOMENTAR