GridOto.com - Honda ADV 150 yang dirilis PT. Astra Honda Motor (AHM) sontak bikin heboh. Desainnya, belum ada di mana pun, sehingga peluncurannya di Indonesia merupakan world premiere dari skutik yang diproduksi di pabrik AHM di Sunter, Jakarta Utara ini.
Nantinya, Honda ADV 150 juga akan diekspor ke banyak negara di dunia. Wah, beruntung sekali kita bisa merasakan skuter yang disiapkan untuk pasar global lebih dulu dari bikers di negara-negara lain.
Lalu seperti apa rasanya mengendarai ADV 150 yang dibanderol Rp 33,5 juta OTR Jakarta untuk tipe CBS-ISS dan Rp 36,5 juta ABS-ISS OTR Jakarta ini? Apakah cuma keren doang? Yuk gas!
Posisi Berkendara
Honda ADV 150 ini punya tinggi jok 795 mm atau lebih tinggi 31 mm dibanding PCX150. Hem... lumayan bikin jinjit nih!
Makanya jika pengendara 170 cm duduk sampai mentok lekukan jok, kedua kaki lumayan jinjit untuk menyentuh tanah. Kalau ingin lebih napak, duduknya mesti maju.
Karena joknya lebar di belakang tapi tirus dan bagian sisinya landai. Kalau mau enggak jinjit tinggal geser pantat agak ke depan.
Setang “telanjang” model fatbar terkesan tinggi, namun tidak ketika diraih. Posisinya masih pendek, terasa dekat ke pengendara dan tentunya lebar.
Pijakan kakinya dilengkapi karet sehingga tetap keset. Sedangkan posisi kaki punya dua pilihan, bisa selonjoran bisa juga duduk moderat seperti naik skutik kebanyakan.
Cuma untuk selonjor, kaki memang tidak bisa benar-benar lurus. Masih mirip selonjoran di Honda PCX 150.
Handling
Agar tidak penasaran dengan handling-nya, ADV 150 langsung diajak melahap rintangan zig-zag yang disediakan PT AHM.
Biasanya motor dengan postur tinggi punya handling cenderung limbung, ternyata berbeda dengan ADV150.
Meskipun punya travel suspensi mencapai 130 mm di depan dan 120 mm di belakang, tapi handling skutik ini tetap stabil dan lincah.
Melahap jalur zig-zag dengan agresif hingga bodi bawah dan standar tengah gesrot ke tanah, suspensi tidak limbung, tetap diredam dengan baik saat sendiri maupun berboncengan.
Ada juga simulasi polisi tidur yang cukup tinggi pada area tes.
Pertama dicoba dengan pelan, suspensi depannya sangat empuk, bahkan tidak terasa entakan di setang.
Kalau suspensi belakang yang dilengkapi sub tank punya karakter empuk pada tekanan awal, dan mulai terasa keras saat tertekan lebih dalam.
Selanjutnya dicoba melewati polisi tidur dengan kecepatan lebih tinggi untuk melihat redaman kedua suspensinya.
Ternyata suspensi depannya istimewa, tetap empuk dan tidak mentok.
Suspensi belakang meskipun sedikit keras, tapi pentalannya tidak sampai mengocok badan pengendara.
Begitu pula ketika berboncengan, untuk pembonceng joknya memang tidak terlalu panjang. Ukuran celana 41 saja sudah merasa joknya terlalu sempit.
Namun pijakan kakinya lebar dan posisi kaki terbilang nyaman karena tidak terlalu menekuk.
Didukung lagi dengan suspensinya yang istimewa membuat punggung pengendara bebas dari nyeri saat menghantam speed trap yang cukup tinggi dengan kecepatan sedang.
PERFORMA
Mesinnya persis PCX 150, 4 langkah, SOHC 2 katup, eSP, dengan pendingin cairan. Terdapat fitur ACG starter juga Idling Stop System (ISS).
Kapasitas mesinnya 149,3 cc berkat bore 57,3 mm dengan stroke 57,9 mm.
Tapi ada beda seting tenaga dan torsi, menurut Kazuya Minowa, Large Project Leader ADV150, dari Honda R&D Southeast Asia Co., Ltd., ADV150 diset tenaga dan torsi lebih kuat terutama di putaran bawah sampai menengah.
Ubahannya meliputi bagian intake, exhaust, seting ECU dan bagian CVT. Makanya ada perbedaan klaim tenaga dan torsi maksimumnya.
ADV150 punya tenaga 14,4 dk di 8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm di 6.500 rpm, tenaganya 0,2 dk lebih kecil namun torsinya 0,6 Nm lebih besar dibanding PCX150.
Meski torsi lebih besar, tapi ADV150 lebih berat 1 kg dibanding PCX150. Sehingga power to weight ratio-nya bisa dikatakan tidak berbeda jauh dengan PCX150, makanya respon tenaganya punya rasa yang mirip.
Terlebih area tes punya jalan lurus yang tidak terlalu panjang, mentok sekitar 75 km/jam.
Mungkin lain cerita jika digunakan sehari-hari dengan kondisi jalanan perkotaan yang beragam, tunggu ulasan lengkap performanya di sesi test ride deh.
Fitur dan Teknologi
Semua lampu motor ini sudah full LED. Sedangkan lampu sein terpisah mirip kepunyaan CBR series. dibekali pula fitur Emergency Stop System (ESS) pada tipe ABS.
Ada juga windscreen yang memiliki 2 tingkat ketinggian dan dapat diatur secara manual dengan menarik kedua penguncinya, beda ketinggiannya mencapai 71 mm.
Instrument spidometernya yang fully digital dengan negative display seperti PCX150. Bentuk spidometernya kotak seperti GPS pada motor adventure, juga seperti sang kakak X-ADV.
Isi informasinya ada penunjuk kecepatan yang paling besar di tengah, di atasnya ada jam. Lalu atas kanan ada informasi odometer, juga trip A dan B, ada juga indikator oil change.
Di sisi atas kiri ada fuel meter, lalu tanggal dan bulan yang jarang ditemui pada skutik 150 cc.
Di bawah kiri ada average fuel consumption, air temperature, dan voltase aki. Sedangkan di kanan bawah ada instant fuel consumption dalam bentuk bar seperti pada New Vario 150.
Sakelar kanan kirinya sama persis dengan PCX 150. Bedanya kedua sakelar ini menempel pada setang pipa telanjang dengan raiser besar.
Di bawah setang sebelah kiri ada console box lengkap dengan DC Power Charger, smartphone 6 inci pun dapat masuk lengkap beserta kabel ketika mengisi daya.
Di sebelah kanan tentu saja ada rumah kontak ‘kompor’ persis seperti kepunyaan PCX150, karena pakai fitur smart key yang sama, ada pula answer back dan anti-theft system. Sayangnya di bagian tengah tidak ada gantungan barang.
Untuk menyimpan barang yang lebih banyak, dapat mengandalkan kompartemen di bawah jok.
Kapasitas bagasi ADV150 28 liter, mirip PCX150 yang 28,8 liter. Dan tentu masih muat untuk menyimpan sebuah helm full face kok.
Dari sisi pengereman ADV150 jusa sama seperti PCX 150, ada CBS dan ABS 1 channel.
Yang membedakan, ADV150 menggunakan cakram tipe wavy pada kedua rodanya, memberi kesan agresif dibanding cakram model bulat biasa. Diameternya 240 mm di depan dan 220 mm di belakang.
Kedua rodanya punya diameter berbeda. Depan ring 14 inci berbalut ban 110/80-14 sedangkan belakang pelek 13 inci dengan ban 130/70-13.
“Roda belakang pakai 13 inci membuat bannya jadi lebih tebal. Tentu ini membuat motor lebih nyaman saat dikendarai di jalan rusak,” terang Minowa.
Bannya pakai kembangan kotak-kotak, yang siap melibas jalan semi off-road merek Federal.
Data spesifikasi:
Tipe mesin: 4 Langkah, SOHC, eSP, Idling Stop System
Sistem suplai bahan bakar: PGM–FI (Programmed Fuel Injection)
Kapasitas: 149,3 cc
Bore x stroke: 57,3 x 57,9 mm
Rasio kompresi: 10,6:1
Tenaga maksimum: 14,4 dk / 8.500 rpm
Torsi maksimum: 13,8 Nm / 6.500 rpm
Tipe starter: Elektrik
Tipe kopling: Automatic Centrifugal Clutch Dry Type
Tipe rangka: Double Cradle
Tipe suspensi depan: Teleskopik
Tipe suspensi belakang: Twin Subtank Rear Suspension
Ukuran ban depan: 110/80–14 M/C Tubeless
Ukuran ban belakang: 130/70–13 M/C Tubeless
Sistem pengereman: Triple Pot Hydraulic, CBS (tipe CBS), Anti–Lock Braking System (tipe ABS)
P x L x T: 1.950 x 763 x 1.153 mm
Tinggi tempat duduk: 795 mm
Jarak sumbu roda: 1.324 mm
Jarak terendah ke tanah: 165 mm
Berat kosong: 132 kg (tipe CBS), 133 kg (tipe CBS – ISS)
Kapasitas tangki bahan bakar: 8 L
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR