Wisnata pun mengaku memiliki pengalaman suka dan duka saat melakukan kegiatan sosial ini pada 2017 dan 2018.
Misalnya saat dirinya dan teman-temannya mendirikan tenda dengan bambu, namun roboh karena hujan besar.
“Akhirnya, saya dan teman-teman kehujanan sampai tidur tanpa tenda. Namun hal itu hanya sekelumit saja, lebih banyak hal yang menyenangkan dari itu, apalagi niat tulus ikhlas membantu sesama,” ujarnya sumringah.
Dalam kegiatan ngayah ini, PBMB mendirikan sejumlah posko di jalur-jalur menuju Besakih. Mereka fokus pada jalur-jalur ekstrim.
"Ada tiga titik jalur yang dipergunakan dalam mengevakuasi kendaraan yang macet. Pertama di jalur utama yang dari Bukit Jambul menuju Pura Besakih, kedua dari Pempatan menuju Pura Besakih di jalur Kunyitan yang memiliki kepadatan dan tanjakan ekstrim. Ketiga ada jalur dari Muncan melewati Batu Sesah," katanya.
(Baca Juga : Lamborghini Club Indonesia Touring dan Explore Tempat Eksotis di Bali)
Titik pusat dari posko utama dari layanan ini ada di Kedundung.
"Mengapa kita di situ, karena lebih memudahkan ketika jalur ini mengevakuasi. Bila mana kendaraan mogok di masing-masing tempat parkir kita sudah memasang spanduk yang bertuliskan layanan servis 24 jam.
"Di sana ada nomor-nomor yang dipajang. Bukan hanya itu, kita sudah sebar di medsos. Pemedek bisa saja langsung singgah jika ingin memeriksa kondisi mobilnya. Itu lebih baik dan bagus ketimbang rusak dahulu. Jika merasa kurang enak saat menuju ke sana bisa singgah dulu mengecek kendaraan," ucapnya.
Adapun mekanik-mekanik yang diterjunkan ialah mekanik dari bengkel yang sudah bergabung di PBMB yang berjumlah 180 bengkel mobil.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribun Bali |
KOMENTAR