GridOto.com - Honda PCX Electric akhirnya dirilis di Indonesia dengan cara berbeda. Enggak dijual massal nih!
Tapi disewakan kepada perusahaan yang menginginkan motor listrik sebagai kendaraan operasionalnya. Gosipnya akan disewakan Rp 2 juta perbulan.
Berhubung kami sudah lebih dulu mencoba motor ini, sekarang saatnya untuk sharing seputar cara mengendarai Honda PCX Electric. Agar Anda memiliki gambaran impresi berkendaranya. Yuk langsung gas!
Eh sebelum gas, coba lihat bentuknya. Mirip banget kan sama PCX bermesin bensin atau PCX Hybrid.
Yang membedakan adalah PCX Electric hanya ada warna Pearl Glare White dengan aksen biru di beberapa titik, sebagai ciri kendaraan electric.
Pembeda lainnya yang paling mencolok adalah pelek belakang remnya teromol, serta menggunakan swing arm.
Dan tanpa sepatbor belakang, gantinya mud guard yang menempel di swing arm atau disebut hugger.
PAKAI KEYLESS
PCX Electric juga menggunakan smart key system atau keyless yang juga berfungsi sebagai anti-theft dan answer back system.
Geser ke spidometer, bentuk sama tapi isinya beda. Ada penunjuk kecepatan besar di paling atas, di bawahnya ada kapasitas aki dalam bentuk bar, tepatnya ada 10 bar, dan di kirinya ada jam.
Di bawahnya lagi ada odometer yang bisa diganti menjadi trip meter dengan menekan tombol set di sisi kiri.
Di kanan bawah ada juga kapasitas aki yang ditunjukkan dalam persen, yang jika tombol select ditekan maka angkanya akan menunjukkan kapasitas baterai depan (FR), lalu kapasitas baterai belakang (RR). PCX Electric ini memang pakai 2 buah baterai.
Lainnya ada bermacam indikator seperti high beam, warning light, tingkat kecerahan layar, pembatas daya atau tenaga dalam bentuk kura-kura, pengisian.
Ada juga indikator ABS, smart key, Mobile Power Pack Battery, peringatan untuk memeriksa baterai, tutup pengecasan terbuka, side stand turun, jok terbuka, dan engine cut off.
CARA MENYALAKAN BERBEDA
Tampil juga indikator bertuliskan “push start” diikuti logo starter yang terus berkedip.
Jadi meskipun tidak pakai mesin bakar, tapi motor ini tetap butuh tekan tombol mirip starter untuk faktor keamanan.
Caranya menyalakan sesuai perintah, tekan tombol starter yang menyatu dengan engine cut off, dengan diiringi menarik tuas rem belakang layaknya skutik umumnya.
Maka setelah itu muncul bunyi “beep” dan keluar tulisan “ready” yang berarti siap jalan.
Kemudian ketika gas dibuka, maka muncul lambang anak panah dari deretan bar baterai ke arah bulatan, tentu saja artinya tegangan 96 volt dari baterai ditransfer ke motor listrik, sehingga roda belakang berputar.
Dinamo motor listriknya ada di sisi kiri, tapi tidak langsung berada di pelek, posisinya mirip puli sekunder skutik yang pakai CVT, yang penyaluran tenaga ke roda dilewatkan rasio.
Karena kalau tanpa rasio beban baterai dan dinamo lebih besar. Motor listrik bisa cepat rusak
SMOOTH BERISI, CUMA 65 km/jam
Dorongan awalnya memang cukup kuat, tapi karena memiliki gigi rasio sehingga penyalurannya tidak terlalu mengagetkan, terasa smooth namun terus berisi.
Smooth ini beda banget dengan sebagian besar motor listrik dari China yang awal saat buka gas terasa sangat menyentak sehingga kurang nyaman.
Naiknya putaran mesin juga dibarengi sayup-sayup suara ‘ngiing’ khas motor listrik, dan juga tak ada getaran. Area tesnya memang terbatas, hanya mampu mendapatkan top speed 57 km/jam.
Motor listrik yang disematkan memang cuma mampu menyemburkan tenaga maksimum 5,6 dk di 5.500 rpm.
Tapi lihat torsinya yang gahar dan instan, 18 Nm di 500 rpm! Khas motor listrik yang punya torsi besar di rpm rendah.
Klaimnya, motor listrik yang pakai dinamo dengan Interior Permanent Magnet (IPM) ini kecepatan maksimumnya 65 km/jam. Jika berkendara konstan 40 km/jam, dapat
menempuh jarak 69 km.
PAKAI DUA BATERAI
Oiya, motor ini pakai dua baterai atau yang disebut Honda Mobile Power Pack masing-masing memiliki spesifikasi 50,4 volt 20,8 Ah.
Beratnya satu buah mencapai 10 kg! Pantas saja bobot PCX Electric ini 144 kg atau lebih berat 12 kilogram dibanding PCX tipe ABS.
RIDING POSITION LEBIH PENDEK
Meski sekilas terlihat tidak ada beda di area pengendara, ternyata joknya 4 mm lebih rendah dibanding PCX 150 dan Hybrid.
PCX Electric ini tinggi joknya hanya 760 mm, beda tipis tapi terasa kaki jadi lebih menapak.
Hal ini disebabkan oleh busa joknya juga lebih datar dan posisi untuk pembonceng lebih mundur. Ini membuat kaki pengendara bisa lebih lurus atau selonjoran. Selebihnya sama saja.
Perbedaan signifikan lainnya tentu efek dari bobot yang lebih berat 12 kg. Untuk berdiri diam pun menahan PCX Electric lebih berat dibanding PCX bensin.
Karena bobot yang lebih berat pula, maka ketika berbelok patah pengendara perlu mengontrol motor ini lebih kuat.
Apalagi wheelbase PCX Electric lebih panjang 67 mm dibanding PCX biasa, sehingga untuk meliuk patah perlu ancang-ancang lebih keluar karena radius putarnya jadi sedikit lebar.
Jika dimainkan, suspensi belakangnya terasa sedikit lebih empuk dibanding PCX biasa, atau mungkin karena bobot yang ditopang lebih berat dan sudut lebih miring membuatnya jadi lebih empuk nih.
Rem belakangnya meskipun teromol tapi tetap pakem, lagipula motor ini kecepatannya tidak secepat motor bermesin. Jadi cukup lah.
RAGAM FITUR
Untuk akomodasi, di bawah setang kiri tetap ada kompartemen yang cukup dalam lengkap dengan power charger.
Di tengah dek yang aslinya sebagai mulut tangki bensin, diganti jadi tempat steker dengan kabel yang cukup panjang jika ingin mengecas baterai secara on board selama 6 jam.
Cara lainnya dengan off board alias baterai dilepas dan dicas pakai charger khusus yang cuma butuh waktu 4 jam saja.
Sementara itu jika membuka jok, maka kapasitas bagasinya menyusut tajam karena termakan oleh dua buah baterai.
Kapasitas bagasi PCX bermesin bensin 28,8 liter, PCX Hybrid 23,3 liter, dan PCX Electric hanya 6 liter. Menyusut banget ya!
Fitur lainnya PCX Electric sudah menggunakan fitur ABS 1 channel atau hanya di roda depannya saja, yang dibekali kaliper 2 piston. Sedangkan rem belakangnya justru menggunakan teromol.
Data spesifikasi
P x T x L: 1.960 mm x 740 mm x 1.095 mm
Panjang sumbur roda: 1.380 mm
Jarak terendah ke tanah: 132 mm
Tinggi jok: 760 mm
Berat isi: 144 kg
Kapasitas bagasi: 6 liter
Tipe mesin: Electric motor
Tenaga maksimum: 5,6 dk @5.500 rpm
Torsi maksimum: 18 Nm @500 rpm
Tipe baterai utama: Lithium-ion
Kapasitas baterai utama: 50,4 V / 20,8 Ah (x2)
Tipe rangka: Double cradle
Ban depan: 100/80-14 tubeless
Ban belakang: 120/70-14 tubeless
Rem depan: Cakram
Rem belakang: Teromol
Sistem pengereman: Anti-lock Braking System (ABS)
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Swing arm dengan twin suspension
Baterai cadangan: 12 V–5 Ah
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR