Sebetulnya performa bukanlah perhatian utama kami karena toh Brio sudah memenuhi ekspekstasi dengan akselerasi dan efisiensi BBM-nya.
Lebih menarik adalah keasyikan berkendaranya karena Brio RS dibekali suspensi lebih sporti yang beda dari Brio Satya.
Memang sedikit lebih keras, tapi dari hasil tes kami, formula itu membuat handling Brio yang sudah tajam menjadi kian akurat.
Dibanding beberapa compact car lain semisal Suzuki Ignis, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, hingga Datsun Cross, pengendalian Brio ini terasa lebih baik.
Mudah sekali buat Brio untuk meliuk di antara kun saat kami tes slalom.
Body roll memang masih ada, tapi dibanding Ignis, Agya, Ayla dan Cross, karakter manuver Brio RS ini lebih tenang.
Tak hanya soal handling, fun to drive Brio RS juga disokong oleh kinerja transmisi CVT yang sangat responsif.
Biasanya transmisi CVT identik dengan kehalusan transfer tenaga-dan menomorduakan respons penghantaran tenaga, tapi, CVT Brio ini mampu seresponsif itu ketika kami menekan pedal gas tiba-tiba.
Kondisi ini sangat menguntungkan terutama ketika hendak menyalip atau sekadar merasakan impresi tenaga besar mesinnya.
Sayang dengung roda dengan aspal masih terdengar jelas meski sudah lebih baik dari sebelumnya.
Ini problem khas Honda, yang sepertinya masih dialami Brio.
Untunglah Brio yang sekarang lebih besar, punya ayunan suspensi yang lebih empuk.
Melintas polisi tidur atau jalan keriting, guncangannya tidak seaktif dulu yang bodinya masih pendek.
Karakternya kini lebih tenang saat melaju di jalan berpermukaan kasar.
Artinya, selain tampilan yang kini lebih sporti, Brio RS mampu mempertahankan kegesitan dan keasyikan berkendaranya tanpa mengorbankan kenyamanan.
Bahkan, ada bonus tambahan yakni akomodasi yang lebih baik berkat tubuh yang lebih besar.
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR