Sultan menyebutkan, begitu kendaraannya melintas di hotel Hyatt sudah terlihat kepdatan arus lalu lintas dan bahkan macet.
Sementara, dari Jalan Magelang banyak bus yang semuanya parkir.
Dia pun mengaku tidak berani melintas ke selatan menuju BPD DIY.
“Begitu masuk Pakuncen, pinggir sebelah timur itu penuh bus semua. Begitu pula hingga SMA 1 Teladan dan Jembatan Ngabean itu bus semua. Waduh, walah 3,5 jam,” ujarnya.
Sultan menduga kemacetan ini dikarenakan banyak yang tidak patuh pada kantong parkir.
Baca Juga : Otoseken : Harga Lebih Tinggi Motor Bekas di Jogja Diincar Pembeli Luar Kota
Banyak kendaraan yang justru memilih parkir bukan di kantong parkir, utamanya bagi bus yang kerap membawa wisatawan ke Yogyakarta.
“Kalau sudah nyaman parkir, sudah, enggak mungkin masuk tempat lain (kantong parkir). Kecuali, mereka yang belum pernah, mungkin parkir masih cari-cari. Kalau yang sudah tahu ya mapan saja,” urai Sultan kepada Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo.
Sultan kembali menegaskan mengenai gagasan untuk bus tidak masuk ke dalam kota.
Dia pun sebenarnya sudah memiliki lahan seluas 5 hektare di JEC dan juga eks STIE Kerjasama (STIKers).
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribun Jogja |
KOMENTAR