Lanjut ke bagian setangnya, meski pakai stang clip on tapi terbilang cukup tegak dibanding motor sport tulen.
Desain setangnya tinggi dan mendatar sehingga tangan, pundak, serta lengan nggak cepat pegal.
Meski tetap saja ergonomi pengendara agak menunduk, tidak tegak seperti sebuah sport-touring.
Begitu juga footstep posisinya tergolong rendah sehingga enggak bikin kaki terlalu menekuk.
2. Peak power di putaran rendah
Mesin menggunakan generasi Testastretta bersilinder ganda 11 derajat pendingin cairan, bore 94 mm dan stroke 67,5 mm berkapasitas 937 cc.
Memiliki tenaga 110 dk di 9.000 rpm, serta torsi maksimum 93 Nm di 6.500 rpm.
Ducati mengklaim 80% torsi maksimumnya sudah tersedia sejak 3.000 rpm dan 90% di 5.000-9.000 rpm.
Dengan begitu, motor ini masih bisa dibawa gesit untuk berakselerasi di perkotaan yang kebanyakan stop and go.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR