Inilah RS Cube, Motor MotoGP 3 Silinder Aprilia Sebelum RS-GP

Rezki Alif Pambudi - Jumat, 27 Desember 2024 | 20:33 WIB

Aprilia RS Cube 2003 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Di luar kejayaan di kelas 125 cc hingga 250 cc, Aprilia pernah menjalani dua periode balapan di era 4-tak MotoGP.

Sebelum periode terbaru yang dimulai sejak 2015 hingga sekarang bersama motor Aprilia RS-GP, mereka sempat turun balapan MotoGP pada awal 2000-an.

Tepatnya sejak 2002 silam dengan menggunakan Aprilia RS Cube, motor tiga silinder yang saat itu lahir untuk melawan Honda RC211V yang saat itu berjaya bersama Valentino Rossi.

RS Cube ini adalah suksesor Aprilia RSW 500 dan RSW-2 500 yang dipakai pada 1990-an, yang proyeknya dihentikan menjelang berakhirnya era 2-tak di kelas premier.

Setelah menjalani musim 2000, Aprilia empat absen balapan di kelas premier selama semusim untuk berkonsentrasi menggarap motor 4-tak barunya.

Kemudian Aprilia RS Cube dirilis pada Desember 2001, kemudian mengikuti debut di era 4-tak MotoGP pada 2002.

Bisa dikatakan bahwa sebenarnya Aprilia lebih dahulu turun ke MotoGP dibandingkan rival senegaranya, Ducati.

Karena Ducati baru turun balapan di kelas premier MotoGP pada 2003 dengan menggunakan Desmosedici GP3.

RS Cube ini adalah hasil kerja sama antara Aprilia dengan salah satu pembuat mesin F1, Cosworth, yang diinisasi oleh Jan Witteveen yang merupakan bos tim Aprilia.

Baca Juga: Sisi Gelap Pembalap MotoGP, Jorge Martin Beruntung Diselamatkan Seseorang

Di dalamnya banyak teknologi F1 yang cukup mutakhir kala itu, yang diadopsi di motor RS Cube.

Dari mulai ride by wire, pneumatic valve train serta counter-rotating crankshaft yang saat itu cukup menggebrak jagat MotoGP.

Sayangnya hasil yang didapatkan Aprilia bersama RS Cube ini bisa dikatakan kurang begitu menggigit.

Ada banyak penyebab salah satunya karena waktu pengembangan yang terbatas, karena praktis Aprilia hanya menggarap motor itu kurang dari setahun saja.

Paddock-GP
Aprilia RS Cube

Mesin RS Cube ini bisa dikatakan adalah versi mini dari mesin 3.000 cc V8 yang dipakai Cosworth di F1 kala itu.

Seolah dari delapan silinder itu, hanya diambil tiga silinder kemudian dimodifikasi untuk dibuat mesin motor tiga silinder.

"Hal itu menghemat waktu karena Cosworth memberikan silinder mesin mereka dari mesin 3.000 cc V8 F1-nya," kata Jan Witteveen dilansir GridOto.com dari Speedweek.

Jadi Aprilia langsung mengadopsi piston dari mesin Cosworth, hingga akhirnya lahir mesin RS Cube 990 cc tiga silinder sejajar.

"Kami mendesain layout mesin dan komponen mekanikal di Aprilia. Tapi komponen performa dipasok Cosworth. Tiga silinder datang dari kami karena basis performanya dari teknologi mesin F1 mereka," jelasnya.

Kebetulan, Aprilia juga bekerja sama dengan Cosworth untuk membuat mesin superbike dua silinder pada era itu.

Baca Juga: Jorge Martin Sebut Ada Mafia di Kejuaraan, Siapa yang Dimaksud?

Sebelum deal dengan Cosworth, Aprilia juga sempat mencoba bekerja sama dengan Sauber meski pada akhirnya gagal.

"Kami memilih mesin tiga silinder di 2002 karena motornya lebih ringan dibandingkan empat atau lima silinder," ungkapnya.

Sayangnya teknologi mesin F1 kala itu tak sepenuhnya cocok dengan konsep pengembangan motor MotoGP.

Motor cukup sulit dikendalikan dan pengembangannya kurang maksimal, maka RS Cube hanya bertahan selama tiga tahun saja di MotoGP.

Aprilia RS Cube ini pernah dikendarai oleh Regis Laconi di 2002, lalu Colin Edwards dan Noriyuki Haga di tahun selanjutnya, kemudian Jeremy McWilliams di 2004.

"Cosworth sebenarnya ingin mempertahankan Aprilia sebagai mitra jangka panjang. Tapi aku hanya ingin menjadikan mereka sebagai startup saja dan kemudian proyek akan kami jalankan sendiri," sambungnya.

Pada periode 2004, Aprilia menghadapi masalah krisis finansial yang akhirnya membuat proyek MotoGP juga bermasalah.

Jan Witteveen kemudian mundur dari Aprilia, sehingga proyek MotoGP mereka terhenti di tengah jalan sebelum kembali di 2015 bersama Gresini Racing.

Aprilia diselamatkan Piaggio Group pada 2005, namun mereka tak berdiri sendiri jadi melanjutkan proyek MotoGP jadi sulit.