Beda Kelas! Ini Yang Bikin Coaching di Ducati Riding Experience (DRE) Cepat Kencang

Dimas Pradopo - Rabu, 12 Juni 2024 | 07:21 WIB

Ducati Riding Experience (DRE) 2024, Mandalika (Dimas Pradopo - )

GridOto.com – Sejak 2003, Ducati secara konsisten menggelar Ducati Riding Experience (DRE) sebagai tempat untuk meningkatkan skill berkendara para Ducatisti.

Giacomo Caliterna dari Ducati Motor Holding menjelaskan, setidaknya sudah lebih dari 30 ribu riders dari seluruh dunia pernah bergabung di DRE.

DRE sendiri punya tiga klasifikasi yang bisa dipilih yaitu, Racetrack Academy, Adventure Academy dan Road Academy.

Khusus di 2024, DRE Racetrack Academy mengambil tempat di Pertamina Mandalika International Circuit, 7 - 9 Juni lalu.

Beruntungnya, kami menjadi salah satu peserta dan bisa benar-benar membuktikan betapa efektifnya metode pelatihan yang diberikan oleh para instruktur Ducati.

Peningkatan skill peserta bisa langsung terasa di tiap sesi. Bukan hanya karena instruktur yang berpengalaman, tapi juga karena sistem pengajaran yang tepat.

Ducati Riding Experience (DRE) 2024 menggunakan Panigale V4S sebagai motor latihan

4 KELAS & TIM KECIL

Totalnya lebih dari 200 peserta yang mayoritas dari luar negeri bergabung di event ini.

Ada dari Taiwan, Thailand, Hong Kong, Filipina, Malaysia, Myanmar, Korea Selatan, Singapura, Brunei, India, hingga Vietnam. Hanya 25 orang peserta dari Indonesia.

Semua peserta bisa memilih 4 kelas sesuai skill. Ada intro, warm up, evo dan master. Untuk yang mau sesi private, ada juga kelas tambahan One on One.

Hal ini penting agar materi yang didapatkan sesuai dengan kemampuan pengendara. Bahkan di sesi awal, penempatan kelas ini masih bisa disesuaikan.

Contohnya, ada salah satu peserta dari Singapura yang merasa kelas warm up terlalu kencang, ia memilih turun ke kelas intro. “Saya mau selamat dan mau fun, ada yang mau bertukar?” kekehnya.

Yoseph Kurniawan, enjoy dengan pembagian kelas di Ducati Riding Experience

Yoseph Kurniawan, peserta asal Semarang juga happy dengan pembagian kelas. “Kalau kita pelan tidak takut ditinggal,” ungkap Yoseph yang ternyata mantan pembalap road race era 90’an.

Kemudian, dalam satu kelas ada beberapa grup kecil. Masing-masing grup diisi maksimal 5 peserta dengan satu instruktur.

Tiap grup mendapatkan kesempatan 5 sesi di dalam sirkuit, jeda antar sesi diisi dengan evaluasi.

Rekaman tiap peserta Ducati Riding Experience diputar sebagai bahan evaluasi

Sesi pertama dan kedua pengenalan sirkuit dan racing line. Sesi berikutnya lebih detail pada evaluasi masing-masing pembalap.

Lalu bagaimana caranya instruktur menilai gaya berkendara tiap peserta di dalam grupnya?

Pertama menggunakan spion. “Biarpun ada di depan, saya tetap bisa melihat kalian,” beber Dalip, instruktur dari India.

Kedua, menggunakan kamera yang dipasang di motor instruktur. Rekaman ini kemudian ditonton bersama-sama sebagai bahan evaluasi.

Kesalahan riding position langsung dikoreksi oleh instruktur Ducati Riding Experience

Dan yang paling penting, tidak terlalu banyak peserta dalam satu grup, membuat proses evaluasi lebih personal.

Ketika posisi berkendara kurang ideal misalnya, bisa langsung dikoreksi dan langsung dipraktekkan pada sesi berikutnya. Hal ini lah yang membuat progress tiap peserta sangat terasa.   

Rafael memilih sesi latihan One on One dengan mentor mantan pembalap Ducati, Danilo Petrucci

Tapi, jika satu grup dengan 5 orang peserta dirasa masih kurang personal. Peserta bisa ikut di kelas one on one.

Ada adalah satu peserta dari Indonesia, Rafael Nitiyudo yang memilih sesi one on one dengan instruktur mantan pembalap MotoGP, Danilo Petrucci. Wow!

Instruktur kelas dunia di Ducati Riding Experience, Mandalika

Nama-nama pembalap dunia seperti mantan pembalap MotoGP Ducati, Danilo Petrucci dan Karel Abraham, juga juara dunia MotoE Matteo Ferarri jadi salah satu instruktur di DRE Mandalika lalu. Keren!