GridOto.com - Bertempat di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, pekan lalu (6/5) PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) mengadakan sesi tes dua motor listrik yang diperkenalkan November 2023 silam, yaitu Ninja e-1 dan Z e-1.
“Unitnya baru banget datang, terlambat harusnya bulan kemarin,” terang Michael C. Tanadhi selaku Head Sales & Promotion KMI, seraya menyebut kedua model ini didatangkan secara utuh (CBU) dari Thailand.
Secara tampilan, kedua motor ini enggak asing, karena basisnya memang dari Ninja 250 dan Z250, yang diganti penggeraknya jadi listrik dan sedikit modifikasi di tangki serta komponen pendukung seperti spidometer.
Yang bikin kaget sejak diluncurkan tentu ketika mengetahui harganya, karena dua kali lipat dari banderol Ninja 250. Ninja e-1 dipasarkan Rp 149,9 juta, sedang Z e-1 Rp 146,9 juta (OTR Jakarta).
Artinya juga lebih mahal dari Ninja ZX-25R terbaru! Versi termahalnya, ZX-25RR hanya Rp 133,5 juta (OTR Jakarta).
Apa sih istimewanya sampai semahal itu? Kemudian bagaimana impresi ketika dicoba? Apakah kencang khas Ninja? Yuk simak hasil tes perdananya.
PERFORMA
Sebagai penggerak, keduanya menggunakan dinamo atau motor listrik jenis interior permanent magnet synchronous motor yang pakai pendingin udara.
Modelnya mid drive atau terletak di bagian tengah, kemudian tenaga disalurkan ke roda belakang pakai rantai.
Baca Juga: Mencoba Motor Matik Pertama Kawasaki, Ninja Listrik Yang Responsif & Menyenangkan!
Motor listriknya diklaim punya tenaga 5 kW dan maksimalnya 9 kW atau setara 12 dk di putaran 2.600-4.000 rpm. Cukup kecil untuk sebuah sport bike bertampang sporty.
Tapi torsi maksimalnya tentu besar khas kendaraan listrik, meski cuma di tarikan awal saja, mencapai 40,5 Nm di 0-1.600 rpm.
Bagaimana akselerasinya? Nah tentunya tergantung Riding Mode yang dipakai. Karena ada 2 pilihan, yaitu Eco dan Road, serta juga ada tambahan fitur e-boost.
Pertama dicoba tentu yang Eco. Tarikannya ternyata sangat kalem, pelan! Tentu sesuai dengan namanya, tujuannya biar lebih hemat penggunaan listriknya.
Makanya pakai Riding Mode Eco jarak tempuh diklaim bisa sampai 72 km.
Tapi ketika perlu lebih lebih kencang bisa ditambah tenaga ekstra semacam pakai NOS, dengan menekan tombol e-boost di setang kanan. Maka lajunya spontan jadi lebih cepat.
Beda cerita ketika pakai Riding Mode Road, sejak tarikan awal terasa lebih responsif! Motor langsung meluncur cepat saat gas dibetot, meski di atas 50 km/jam terasa biasa saja.
Makin mantap saat pakai Road ditambah e-boost, dorongan torsi awalnya bikin nagih! Karena roda belakang bisa sangat mudah spin.
Baca Juga: Ninja Yang Ini Bisa Nyetrum! Sambutlah Kehadiran Kawasaki Ninja E-1
Akselerasinya jadi terasa makin cepat dan mudah meraih kecepatan maksimal meski di trek yang tak begitu panjang.
Adanya fitur e-boost tentunya cocok dipakai ketika butuh akselerasi lebih spontan, misal saat menyalip kendaraan panjang atau di tanjakan.
Asyiknya ketika siap sepenuhnya, dorongan tenaga tambahan dari e-boost ini bisa sampai 15 detik! Tergolong lama, karena di motor listrik lain paling 3 detik saja.
Namun, setelah fitur e-boost diaktifkan, ada jeda waktu kisaran 30 detik sampai 1 menit untuk e-boost bisa kembali keluar sepenuhnya selama 15 detik.
Kalau simultan atau tanpa jeda, maka e-boost cuma bisa sebentar, hanya beberapa detik saja.
Seberapa cepat akselerasinya? Nah kebetulan kemarin kami langsung mengetes Ninja e-1 ini pakai Racebox.
Untuk 0-60 km/jam ternyata butuh waktu 4,37 detik, 0-80 km/jam 8,69 detik.
Kemudian untuk jarak, 0-201 meter 11,53 detik dan 0-402 meter 19,61 detik. Catatan tersebut tentu ketika pakai Riding Mode Road ditambah e-boost.
Jika ditelaah, catatan waktunya masih sedikit lambat jika dibanding sport fairing 150 cc, misal Honda CBR150R yang catatannya 0-60 km/jam 4 detik, 0-80 km/jam 6,8 detik, 0-201 m 11,1 detik dan 0-402 m 18 detik.
Baca Juga: Kawasaki Ninja E-1 dan Z E-1 Resmi Dijual Di Indonesia, Harga Rp 100 Jutaan!
Mengapa bisa begitu? Tentunya ada hubungannya dengan posisi Ninja e-1 dan Z e-1 ini di pasar Eropa, ternyata ditujukan untuk para pemilik SIM A1, atau setara dengan motor 125 cc. Makanya performanya masih kalah dari sport 150 cc.
Wajar jika top speed juga enggak begitu tinggi. Dalam pengetesan dengan panjang lintasan kurang dari 1 km, Ninja e-1 dapat 104 km/jam, beda tipis dari klaim Kawasaki yaitu 105 km/jam.
Nah membahas top speed memang menarik, karena beda-beda tiap Riding Mode.
Menurut data dari Kawasaki, pakai Eco di Ninja e-1 bisa 64 km/jam, sedang Z e-1 62 km/jam.
Pakai Road Ninja e-1 bisa 88 km/jam, sedang Z e-1 85 km/jam. Kalau Road dan e-boost diaktifkan Ninja 105 km/jam, Z e-1 101 km/jam.
Kalau di mode Eco ditambah e-boost Ninja e-1 bisa 75 km/jam, sedang Z e-1 72 km/jam.
Namun, kalau dites di tempat pakai standar paddock alias tanpa beban, kecepatan tertinggi ternyata bisa sampai 116 km/jam.
Meski enggak begitu kencang, tapi ada yang patut diacungi jempol sebagai motor listrik. Yang utama pastinya enggak ada getaran dan suara. Sangat senyap! Meski ada sedikit suara dari rantai khususnya saat deselerasi.
Baca Juga: Harga Setara 2 Unit Ninja 250, Ini Spesifikasi Lengkap Ninja Listrik
Dan yang juga menarik adalah penyaluran tenaganya sangat halus, enggak ada gejala mengentak-entak atau endut-endutan ketika buka-tutup gas.
Beda dengan motor listrik murah yang biasanya bikin enggak nyaman.
RIDING POSITION & HANDLING
Meski basisnya dari Ninja 250 dan Z250, tapi ketika diduduki dan dipakai berkendara, terasa ada banyak perbedaan antara versi bermesin bensin dan yang listrik.
Yang beda pertama tinggi joknya, di Ninja e-1 maupun Z e-1 lebih rendah, hanya 785 mm, kalau Ninja 250 795 mm.
Makanya saat diduduki terasa lebih ceper, lebih bersahabat bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
Apalagi desain dan dimensi tangki yang listrik juga lebih rendah dan ramping, karena sudah beda fungsi.
Pada Ninja e-1 dan Z e-1 tangkinya digunakan sebagai tempat baterai. Didesain bisa dibuka ke belakang untuk akses mengambil baterai yang ada di dalamnya.
Balik tentang posisi berkendara, secara garis besar memang tetap khas Ninja dan Z meski joknya lebih rendah.
Baca Juga: Ninja E-1 dan Z E-1 Bisa Dibeli Di Mana? Catat Lokasi Penjualannya
Yaitu posisi duduk khas sport touring, yang rasanya sedikit condong ke depan. Sebuah posisi berkendara yang masih cukup nyaman untuk harian, tapi tetap berkesan sporty.
Bedanya duduk di Ninja e-1 terasa lebih sporty dibanding Z e-1, karena di Ninja pakai setang jepit meski upperyoke, yang mana punya sudut setang yang lebih menekuk ke dalam. Sementara Z e-1 pakai setang pipa yang ujungnya lebih lurus.
Bagaimana dengan handling? Nah ini juga beda signifikan jika dibanding dengan versi bensin. Mengapa? Utamanya tentu karena bobot. Pada Ninja dan Z listrik jauh lebih ringan!
Lagi-lagi lebih mendekati sport 125-150 cc, hanya 135 kg untuk Z e-1 dan 140 kg yang Ninja e-1. Bandingkan dengan Ninja 250 yang mencapai 166 kg.
Makanya langsung terasa handling versi listrik juga terasa ringan, lebih mudah saat berganti arah. Menahan beban ketika mengerem juga terasa lebih enteng. Apalagi ukuran ban juga lebih ramping dibanding yang versi bensin.
Baik Ninja e-1 maupun Z e-1 ternyata malah dikasih pelek dan ban milik Ninja 250SL, 100/80-17 dan 130/70-17, satu tingkat di bawahnya Ninja 250. Efeknya membelokkan setang juga terasa lebih ringan.
Bagaimana dengan redaman suspensi? Nah sayangnya di lokasi pengetesan berupa jalan beton yang mulus, sehingga belum bisa tahu apakah keras atau empuk.
Baca Juga: Tiga Cara Ngecas Baterai Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1, Listrik Rumah Harus Besar?
Meski ketika coba diayun di tempat untuk yang depan terasa empuk, sedang suspensi belakang sedang saja. Wajib dites ulang di jalan raya ini sih!
BATERAI
Sebagai sumber tenaga, Ninja e-1 dan Z e-1 menggunakan 2 buah baterai.
Yang harganya ternyata fantastis, menurut Michael satunya mencapai Rp 45 juta! Jadi baterainya saja di 2 motor ini mencapai Rp 90 juta!
Jenisnya lithium-ion, vendornya Forsee Power, perusahaan pembuat baterai yang bermarkas di Perancis.
Baterai terpasang di kotak khusus yang letaknya di dalam “tangki”. Baterai bisa dilepas dengan terlebih dahulu membuka “tangki” ke arah belakang, membukanya tentu harus pakai anak kunci.
Kemudian di baliknya ada lagi penutup khusus yang dilengkapi tuas pengunci model putar.
Antara penutup dan “tangki” ada ruang yang bisa dipakai untuk meletakkan barang dengan bobot maksimal 3 kg.
Baca Juga: IIMS 2024: Kawasaki Bawa Ninja Listrik dan Potong Harga KLX Rp 16 juta
Spesifikasi baterainya masing-masing 50,4 Volt 30 Ah, dengan pemasangan secara paralel, maka totalnya jadi 60 Ah. Di baterai terdapat indikator digital yang menunjukkan sisa arusnya.
Jika menggunakan Riding Mode Eco, menurut Kawasaki range bisa sampai 72 km.
Untuk pengisian baterai bisa dilakukan dengan 3 cara. Pertama langsung colok ke konektor yang terpasang di balik jok belakang, kedua dengan dilepas baterainya dan charger langsung dicolok, ketiga menggunakan charger dock. Tapi yang terakhir harus beli lagi secara terpisah.
Waktu pengecasan 3,7-4 jam untuk 0-100 % untuk setiap baterainya. Jika 2 baterai tentu tinggal dikali 2. Lama juga ya!
FITUR & TEKNOLOGI
Karena basisnya dari Ninja 250 dan Z250, maka fitur standar Ninja e-1 dan Z e-1 juga sama.
Antara lain lampu LED, suspensi teleskopik 41 mm di depan dan monosok dengan uni-track di belakang, ban tubeless, berikut rem cakram di kedua roda yang dilengkapi ABS.
Nah berikutnya ada fitur khusus sebagai motor listrik. Mulai dari spidometer TFT 4,3 inci yang diandalkan, isinya tentu beda dengan Ninja bensin.
Di dalamnya bukan hanya ada info kecepatan, odometer, tripmeter A & B, jam dan info lampu-lampu, tapi juga ada yang khusus untuk motor listrik.
Baca Juga: Tanpa Knalpot, Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 Bisa Ngebut Sampai Segini
Pertama ada info kapasitas baterai. Karena pakai 2 buah baterai, infonya juga ada 2 di kanan dan kiri.
Kemudian ada juga info suhu motor listriknya. Terdapat juga info konsumsi listriknya dalam satuan km/kWh.
Berikutnya ada info Riding Mode yang dipilih, Eco atau Road. Muncul pula “gear position”, antara N atau netral dan D atau drive alias siap jalan.
Terdapat pula info e-boost, yaitu fitur tenaga tambahan instan selama 15 detik.
Selain itu, bisa juga menampilkan Walk Mode, mode di mana motor bisa maju dan mundur secara perlahan, tentunya memudahkan saat di parkiran. Kecepatannya untuk mundur maksimal 3 km/jam, sedang maju 5 km/jam.
Nah untuk memilih Riding Mode dan mengaktifkan Walk Mode, tombolnya ada di setang sebelah kiri. Berdampingan dengan sakelar lampu jauh-dekat, lampu sein dan klakson.
Untuk mengaktifkan Walk Mode, tinggal tekan dan tahan tombolnya sampai latar spidometer berubah jadi oranye disertai tulisan F/R.
Baca Juga: Kawasaki Ninja Listrik Ternyata Masih Butuh Oli Mesin, Buat Apa?
Pengoperasian Walk Mode ini unik, kalau untuk maju sih tinggal putar selongsong gas ke belakang seperti pada motor umumnya.
Yang beda ketika mundur, karena grip gas diputar ke depan! Lebih simpel dibanding yang pakai tombol terpisah yang banyak dijumpai di motor listrik pada umumnya.
Sementara itu untuk e-boost tombolnya ada di setang kanan, menemani tombol engine cut off yang menyatu dengan starter.
Yang mana untuk memindahkan dari N ke D harus ditekan beberapa detik.
Terdapat pula fitur regenerative system, sehingga saat deselerasi ada pengecasan ke baterai meski hanya kecil.
Untuk akomodasi seperti disinggung di pembahasan baterai, terdapat kompartemen yang bisa untuk menaruh barang dengan bobot maksimal 3 kg.
Jadi bisa untuk menaruh jas hujan atau barang kecil lainnya.
Data spesifikasi:
Tipe motor: air cooled, interior permanent magnet synchronous motor
Rated output: 5 kW (6,7 hp) @ 2.800 rpm
Max output: 9 kW (12 hp) @ 2.600-4.000 rpm
Max torque: 40,5 Nm @ 0-1.600 rpm
Mode riding: Eco/Road
Baterai: Lithium-ion, 50,4 Volt 30 Ah x 2
Primary reduction ratio: 3,211 (61/69)
Final reduction ratio: 3,867 (58/15)
Suspensi depan: teleskopik 41 mm
Suspensi belakang: monosok uni-track
Rem depan: cakram 290 mm kaliper 2 piston
Rem belakang: cakram 220 mm kaliper 2 piston
Ban depan: 100/80-17
Ban belakang: 130/70-17
P x L x T: 1.980 x 690 x 1.105 mm (Ninja e-1), 1.980 x 730 x 1.035 mm (Z e-1)
Jarak sumbu roda: 1.370 mm
Jarak terendah: 160 mm (Ninja e-1), 170 mm (Z e-1)
Tinggi jok: 785 mm
Bobot: 140 kg (Ninja e-1), 135 kg (Z e-1)
Baca Juga: Gas Pol Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1, Sekencang Apa? Tonton Videonya!