GridOto.com - Apakah motor MotoGP memungkinkan untuk dipakai dalam kejuaraan balap ketahanan?
Pertanyaan itu sulit dijawab karena membutuhkan pembuktian nyata, namun ada baiknya memahami beberapa hal sebelum mencoba menaruh motor MotoGP untuk ikut balap ketahanan.
Utamanya mengenai regulasi, yang mana motor MotoGP pada dasarnya memang tidak bisa diikutkan pada kelas manapun di ajang balap ketahanan di bawah naungan FIM.
Regulasi balap ketahanan menyatakan bahwa motor yang digunakan adalah motor produksi massal, bukan prototipe khusus balap seperti halnya MotoGP.
Jadi meski kubikasi mesin masuk dan sama dengan kontestan lain, motor MotoGP tidak dapat masuk kelas EWC ataupun kelas Superstock.
Ada juga kelas Experimental, di mana ada beberapa motor prototipe diperkenankan untuk ikut kategori ini dan bertarung langsung melawan motor produksi massal.
Hanya saja motor MotoGP tetap dilarang, yang boleh adalah motor produksi massal 3-4 silinder dari 750 cc hingga 1.000 cc.
Kemudian boleh juga 3 silinder 750 cc hingga 1.200 cc, dan untuk prototipe batasannya adalah 600 cc hingga 750 cc untuk yang bermesin 4 silinder.
Jadi secara regulasi yang berlaku sekarang, motor MotoGP jelas memang dilarang untuk ikut balap ketahanan.
Baca Juga: Jangan Kaget! Segini Harga Baju Balap yang Dipakai Pembalap MotoGP
Kendati demikian, motor MotoGP (motor balap Grand Prix) pernah ikut balap ketahanan di masa lalu.
Tentunya dengan beberapa penyesuaian, khususnya mengenai yang sifatnya teknis.
Pada 1970-an, ada kelas 750 cc di Grand Prix yang spesifikasinya memang mirip motor balap ketahanan kala itu.
Kala itu motor GP pernah dipakai di Bol d'Or di Sirkuit Paul Ricard, salah satu ajang balap ketahanan paling tua di dunia.
Sayangnya meski kecepatannya luar biasa, motor balap Grand Prix kala itu menyerah saat dipakai di Mistral Straight Sirkuit Paul Ricard.
Jadi dalam hal kecepatan sangat bagus, namun secara ketahanan motornya tidak didesain untuk itu.
Selain itu motor GP saat itu juga sangat boros bahan bakar, sehingga membuang banyak waktu untuk pit stop demi mengisi bahan bakar setiap saat.
Lalu pada dasarnya dari segi teknis, motor MotoGP memang tidak didesain untuk balap ketahanan, karena konsentrasinya adalah soal kecepatan.
Sekarang kita berbicara peluangnya, jika motor MotoGP dipaksa tetap ikut balap ketahanan.
Baca Juga: Kepala Mekanik Franco Morbidelli Pernah Diminta Curang di MotoGP
Balap ketahanan 24 jam umumnya melibatkan perjalanan sejauh 3.500 hingga 4.000 km dengan menggunakan satu motor saja.
Sebaliknya, motor MotoGP hanya digunakan sekitar 500 km dari sesi latihan hingga balapan selama akhir pekan, dan itu pun pembalap memiliki dua motor meskipun yang satu hanya sebagai cadangan.
Dengan demikian, dalam satu balapan 24 jam, motor balap ketahanan dapat menempuh jarak setara dengan tujuh Grand Prix.
Selama musim MotoGP, motor MotoGP biasanya menempuh sekitar 10 ribu km dengan menggunakan tujuh mesin yang biasanya diizinkan selama satu musim.
Secara kasar, perhitungan menunjukkan bahwa jarak maksimal yang dapat ditempuh oleh satu mesin motor MotoGP adalah sekitar 1.500 km sebelum pabrikan memilih untuk menggantinya, mengingat risiko kerusakan jika melebihi batas tersebut.
Untuk mengikuti balapan ketahanan 24 jam, diperlukan tiga mesin motor MotoGP, yang jelas melanggar konsep balap ketahanan yang menguji ketahanan satu motor.
Meskipun demikian, dalam balapan delapan jam seperti Suzuka 8 Hours dengan perkiraan jarak sekitar 1.200 km, satu motor MotoGP masih dapat digunakan.
Untuk meningkatkan jarak tempuh satu mesin motor MotoGP, dapat dilakukan beberapa adaptasi, seperti mengurangi rev mesin dan mengubah elemen-elemen tertentu untuk menyesuaikan dengan balap ketahanan.
Misalnya, pengurangan rev limit mesin dapat mengurangi tenaga maksimal mesin, tetapi diperlukan untuk meningkatkan ketahanan.
Adaptasi lainnya termasuk penggunaan sistem pengisian bahan bakar cepat dan kemampuan untuk mengganti beberapa bagian motor dengan cepat selama pitstop, yang tidak ada di MotoGP.
Dalam hal rem, material karbon pada rem MotoGP tidak sesuai untuk digunakan dalam waktu lama, sehingga perlu adaptasi pada penggunaan material baja yang lebih tahan lama.
Demikian pula, ban yang digunakan di MotoGP memiliki daya cengkeram yang kuat namun mengalami degradasi cepat, sehingga harus sering diganti dalam balap ketahanan.
Dengan demikian, meskipun motor MotoGP dapat diadaptasi untuk balap ketahanan, diperlukan penyesuaian dan perubahan regulasi agar motor tersebut dapat berpartisipasi secara efektif.