GridOto.com -- Bagi para ayah yang mempunyai hobi berkendara, pengecekan ringan sejatinya harus dilakukan setidaknya antara satu sampai dua minggu sekali. Pengecekan ringan semisal mengecek tekanan angin ban, cek kondisi lampu-lampu, cek level air radiator, cek kondisi aki, dan indikator oli bisa dilakukan sendiri di rumah.
Perawatan rutin berkendara ini erat kaitannya dengan unsur safety, apalagi mengingat kendaraan juga dipergunakan untuk kebutuhan keluarga seperti mengantar ke sekolah. Data kepolisian menunjukkan kondisi kendaraan yang tidak terawat menjadi salah satu faktor krusial kecelakaan kendaraan. Pada 2017 disebutkan bahwa 10 persen kecelakaan terkait pada faktor kendaraan. Faktor perawatan kendaraan jadi hal penting sebagai penyebab kecelakaan selain faktor human.
Tak heran, pabrik kendaraan menyarankan pengecekan ringan ini dilalukan secara rutin agar kendaraan dapat beroperasional secara optimal sebelum melakukan perjalanan.
Ajak anak tahu dan terlibat sejak dini
Selama ini, aktivitas seperti perawatan ringan kendaraan biasanya dilakukan orang dewasa yang secara rutin mengendarai kendaraan. Namun, kegiatan ini sebenarnya dapat juga diperkenalkan bagi anak-anak usia 12-15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, agar mereka dapat mengetahui cara pemeliharaan sederhana pada kendaraan sejak dini. Momen ini pun dapat dipergunakan para ayah untuk bonding dengan anak-anak.
Dengan mengenalkan perawatan rutin sederhana, anak-anak dapat meningkat minat pada pentingnya perawatan sederhana agar kendaraan tetap dalam kondisi prima, unsur keselamatan pun terjaga dan menjadi prioritas. Dan, lagi-lagi para ayah bisa menggunakan interest atau hobi otomotif sebagai medium untuk lebih memiliki kedekatan berkualitas dengan anak.
Hal ini dipraktikkan Al, seorang ayah sepasang anak yang selalu berusaha menyempatkan diri untuk membangun kedekatan dengan putra-putrinya.
Setiap Minggu pagi, Al bersama Ara putri pertama dan Hanif si anak bungsu, biasa melakukan perawatan dan pengecekan ringan pada Honda Freed miliknya yang telah menemani bekerja setiap hari.
Pasalnya, Minggu boleh dibilang menjadi satu-satunya hari libur yang ia miliki karena tuntutan pekerjaan. Senin sampai Sabtu ia harus pergi kantor sejak pagi hingga pulang setelah matahari terbenam.
Oleh karena itu, momen semacam ini tentu tidak ingin ia lewatkan untuk bermain bersama keluarga, sekaligus memberi istri dan pekerja rumah tangga (PRT) waktu istirahat.
Biasanya, usai membuat sarapan bersama, Al mengajak Ara dan Hanif untuk membantu mencuci mobil di teras rumah. Dari kegiatan ringan seperti ini, Al mencoba menjelaskan kepada anak-anaknya cara membersihkan badan dan ban mobil yang benar, termasuk alat yang digunakan.
"Saat mencuci mobil kita bisa gunakan kain microfiber dan shampo untuk mengangkat kotoran dan pasir-pasir halus pada bodi," ujar Al kepada Ara dan Hanif.
“Sebab kalau asal-asalan, cat mobil kita bisa kusam, bahkan baret. Nah, sama, nih, dengan saat Ara dan Hanif membantu ayah ibu di rumah. Kalau diminta bantuan, misalnya mencuci piring atau gelas yang habis digunakan, lakukan dengan benar dan sebaik mungkin, ya,” kata Al yang perlahan berusaha menjelaskan soal berbagi tanggung jawab di rumah pada anak-anaknya.
Tugas merawat kendaraan bisa dilakukan siapa saja
Data BPS tahun 2019 menunjukkan bahwa rerata jumlah anggota keluarga di Indonesia adalah 3,9 orang. Artinya keluarga Indonesia didominasi oleh sepasang orang tua dan setidaknya dua orang anak.
Kerja perawatan dua orang anak tidak mudah, baik dari segi waktu, tenaga, sampai keuangan. Itu sebabnya salah satu peran yang bisa diambil oleh para ayah sebagai kepala keluarga adalah meringankan tugas keperawatan yang biasanya hanya dibebankan kepada ibu.
Sama halnya dengan tugas perawatan seharusnya tidak dikotakkan sebagai tanggung jawab ibu atau perempuan, tugas merawat kendaraan juga tak hanya melekat pada jenis kelamin tertentu, dalam hal ini laki-laki.
Pelabelan merawat kendaraan pada kaum lelaki, yang telah terkonstruksi pada budaya kita ini, dapat dikikis secara bertahap dengan praktik baik dari pasangan suami isteri yang memiliki rasa saling menghargai, kualitas komunikasi yang setara, serta kesediaan untuk merawat bersama dan berbagi tugas perawatan di rumah tangga.
Seperti Al, tidak ada yang salah mengajak anak perempuan memahami cara merawat mobil. Sama halnya tidak salah mengajarkan anak laki-laki soal tugas keperawatan di rumah seperti mencuci sepatu yang kotor terkena lumpur saat habis bermain atau olahraga. Sebab sejatinya, semua tugas keperawatan bisa dilakukan siapa saja.
Belajar kreatif lewat pameran otomotif
Kembali ke cerita Al. Biasanya usai mengerjakan tugas di rumah, ia akan mengajak anak-anaknya makan di luar, nonton bioskop, pergi ke toko buku, sampai pergi ke pameran otomotif dan modifikasi.
Karena venue yang cukup jauh, Al mempersilahkan Ara dan Ryan untuk menyiapkan bekal yang akan digunakan sendiri. Ara misalnya, menyiapkan setangkup roti dengan selai coklat dan kacang, tak lupa ia juga membawa tumbler untuk minum. Begitu juga dengan Ryan, makanan ringan yang telah dibeli sebelumnya menjadi bekal untuknya selama perjalanan.
Selain bentuk rekreasi dan family bonding, Al memakai momen ini untuk mengenalkan konsep kreativitas bentuk modifikasi dan inovasi berkendara, termasuk dalam kerja keperawatan, misalnya dalam mempersiapkan bekal sendiri dan bertanggung jawab atas bekal yang dibawa agar tidak tumpah, tercecer atau tertinggal.
Ayah bisa menjelaskan perawatan rutin kendaraan mengacu pada konsep keselamatan dan kenyamanan. Dalam berbagi tugas perawatan pun, melatih mempersiapkan bekal sendiri dan memastikan bekal tak tumpah atau hilang untuk kenyamanan di perjalanan merupakan hal yang utama.
Di akhir hari, Al sebagai ayah bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Ara dan Ryan karena telah bertanggung jawab menyiapkan keperluan mereka sendiri. Di arena pameran, Al juga memberikan reward kepada Ara dalam kerja perawatan dengan menawarkan satu produk dengan harga yang affordable, yang dijual di pameran itu. Sebentuk penghargaan untuk kedua anaknya yang telah membantu meringankan pekerjaan di rumah sepanjang minggu.
Al bahagia, Ara dan Ryan pun happy.
Saat sedang melalukan tugas pengasuhan, ayah tidak perlu ragu berinisiatif melakukan pembimbingan pada anak, karena tugas rumah tangga tidaklah mudah. Mulailah dengan cara dan tugas yang sederhana dan apresiasi tugas sederhana yang telah dilakukan anak-anak, karena tugas sederhana keperawatan itu bernilai dan produktif.
Saat sang ayah terfokus memilih untuk melakukan tugas keperawatan di rumah, ia pun patut dihargai dan dihormati oleh anggota keluarganya. Oleh karena itu, dalam upaya untuk saling berbagi peran, kita juga harus mendukung inisiatif para ayah lainnya di luar sana yang makin terlibat pada tugas pembimbingan dan menghargainya sebagai wujud tanggung jawab keluarga.
Hal ini sejalan dengan semangat “Merawat Bersama” yang terkait tugas keperawatan yang dikampanyekan Organisasi Perburuhan Internasional, atau International Labour Organization (ILO), lewat nilai 5R (Recognize, Reduce, Redistribute, Reward, dan Representation).
Bila perlu, para ayah bisa memanfaatkan cuti yang diberikan kantor untuk menjalankan peran dan tugas keperawatan lewat kegiatan-kegiatan yang disukai, seperti yang dilakukan Al di atas.
Quality time bersama ayah serta edukasi soal kerja perawatan yang dibalut ketertarikan anak soal dunia otomotif, akan melekat dalam pikiran sang anak yang bermanfaat bagi kehidupannya ke depan.
Early Dewi Nuriana, Staf ILO untuk Ekomomi Perawatan, menekankan bahwa kesempatan untuk mengenalkan tugas perawatan sederhana pada anak dapat dilakukan sebagai beragam metode. Ayah dapat menggunakan bidang otomotif sebagai salah satu pendekatan.
Di satu sisi, ayah dapat meningkatkan kualitas kebersamaan dengan anak dengan mengenalkan perawatan sederhana kendaraan, juga sekaligus mengajarkan kebersihan dan melatih kemandirian anak dalam persiapan bekal perjalanan.
Di sisi lain, para ibu dan/atau PRT yang ada di rumah dapat beristirahat sejenak dan melalukan kegiatan lain yang mereka sukai, dan anak-anak pun gembira berjalan bersama ayah.
“Ini merupakan satu pendekatan kreatif yang perlu menjadi inspirasi pada ayah yang punya minat di bidang otomotif atau bidang lain dengan melakukan peran nyata dalam mengenalkan tugas perawatan (Recognize), mengurangi beban perawatan para ibu dan PRT di rumah (Reduce), membagi beban perawatan dengan pelibatan ayah (Redistribution), memberi penghargaan dengan ucapan terima kasih dan makan bersama (Reward) dan mempersilahkan anak untuk memilih bekal yang mereka sukai (Representation),” pungkas Early.