GridOto.com - Dalam gelaran GIIAS 2023 di bulan Agustus silam, PT JLM Auto Indonesia selaku APM dan distributor resmi merek Harley-Davidson (HD) di Indonesia memperkenalkan dua motor baru, salah satunya Pan America 1250 Special.
Beda dengan kebanyakan HD yang bergaya cruiser, Pan America 1250 adalah model pertama yang alirannya adventure.
Di pasar, musuhnya tentu ada banyak, mulai dari penguasa pasar yaitu BMW R 1250 GS, lalu Ducati Multistrada V4 sampai Honda CRF110L Africa Twin.
OTOMOTIF TV dan GridOto sudah mengetesnya di berbagai kondisi jalan, baik untuk harian maupun turing, di jalan on-road sampai off-road dengan total jarak sekitar 350 km.
Apa kelebihan yang ditawarkan dari Pan America 1250 Special ini? Yuk simak hasil tesnya.
DESAIN
Sebagai produk HD yang beraliran adventure, desain Pan America 1250 Special membawa unsur ciri khas keduanya.
Khas HD yang utama bisa terlihat dari mesin yang diandalkan, tetap v-twin.
Berikutnya yang juga khas jika melihat dari desain bodi yang kesannya sangar, terlihat khususnya pada area depan lampu utama yang bentuknya pipih.
Baca Juga: Harley-Davidson Luncurkan Motor Adventure dan Chopper di GIIAS 2023
Geser ke belakangnya yaitu tangki bensin yang tampak memanjang, juga seperti halnya moge cruiser keluaran pabrikan asal Amerika itu.
Yang khas besutan adventure tentu bisa dilihat dari posturnya yang jangkung lengkap dengan windshield menjulang, ground clearance tinggi, jarak main suspensi panjang, dan ukuran roda depan dan belakang belang.
Sayang, ciri khas motor adventure masa kini yaitu adanya “moncong bebek” di atas roda depan tak dihadirkan oleh desainer HD. Yang ada malah semacam frame guard, yang terpasang dari bawah lampu utama sampai kanan kiri radiator.
Oiya Pan America aslinya ada 2 versi, yang biasa dan Special. Ciri khas paling mudah membedakan keduanya adalah dari bagian roda, yang versi Special pakai pelek jari-jari.
Harga HD Pan America 1250 Special ini mulai dari Rp 811.965.000 untuk yang warna Vivid Black seperti yang dites, Rp 816.405.000 yang berwarna tunggal, dan termahal Rp 818.403.000 untuk yang dua warna. Harga dalam kondisi masih off the road.
FITUR & TEKNOLOGI
Membahas fitur dan teknologi sebuah motor adventure, mari kita awali dari yang menunjang kenyamanan perjalanan jauh.
Pertama ada windshield yang tergolong tinggi dan bisa disetel beberapa tingkat secara manual. Setelannya ada tuas di sisi kiri dalam dekat spidometer.
Baca Juga: Harley-Davidson Bawa Motor Buatan Thailand di GIIAS 2023, Kualitas Sama Bagusnya?
Saking tingginya ukuran windshield, pakai setelan terendah pun badan enggak kena angin secara langsung. Tentunya sangat mendukung untuk perjalanan jauh, apalagi di kondisi dingin.
Namun, cukup menyiksa jika sedang melintas di jalan kota yang padat di siang hari, embusan angin terasa sangat minim sehingga terasa gerah.
Fitur perlindungan bawaan juga ada handguard di kedua setang. Yang tentunya berfungsi melindungi tangan dari angin dan empasan batu atau ranting saat masuk ke jalur off-road.
Sayang konstruksi pemasangan di bagian ujung setang mirip huruf U, sehingga justru mudah lepas.
Geser sedikit di bawahnya windshield terdapat dua lampu dalam posisi atas-bawah. Yang bawah adalah lampu utama, tentu untuk lampu dekat dan jauh.
Sorotnya tentu putih khas LED, yang lampu dekat sorotnya biasa saja tak begitu tebal, malah setelan standarnya terlalu menunduk.
Beda dengan lampu jauhnya, sorotnya tebal dan tentunya tinggi, lurus dengan pandangan. Sangat efektif untuk menyinari jalan saat kondisi sepi.
Namun jika melintas jalan berkabut tebal, seperti yang dirasakan saat turing melintasi daerah Puncak Dua, Bogor, rasanya masih perlu tambahan foglamp warna kuning.
Lalu yang sisi atas lampu apa? Nah itu adalah cornering lamp, yang akan menyala tiap motor mulai miring untuk berbelok. Semakin miring maka sorot sinarnya semakin terang.
Baca Juga: Lihat Detail Motor Adventure Harley-Davidson Pertama Di Dunia
Dengan adanya lampu ini, sangat membantu daya pandang setiap menikung, karena sisi dalam tikungan jadi ikut terang. Mantap!
Oiya kalau lampu sein yang letaknya di bawah dekat radiator berbentuk bulat khas HD. Lampu sein belakang pun bentuknya sama.
Sedang lampu remnya secara bahasa desain mirip lampu utama, pipih yang tentu juga sudah LED.
Geser ke area belakang windshield, terdapat panel instrumen yang ukurannya termasuk besar, 6,8 inci dan tentunya sudah TFT. Info yang ditampilkan tentunya banyak.
Ada info kecepatan, takometer, odometer, tripmeter A & B, range, fuelmeter, jam, voltmeter, suhu sekitar, suhu coolant, gear position, cruise control, pengingat standar samping, sampai navigasi, notifikasi pesan dan panggilan masuk yang tentunya jika sudah menginstal aplikasi HD di smartphone dan dihubungkan pakai Bluetooth.
Selain itu, tentunya ada juga info lampu-lampu dan peringatan lain. Termasuk juga Riding Mode yang digunakan, yaitu ada Road yang merupakan setingan standar setiap motor dinyalakan, lalu ada Sport, Rain, Off-Road dan Custom.
Namun dari sekian banyak info, ada satu hal yang dilupakan HD, tak ada info konsumsi bahan bakar real time maupun rata-rata.
Mungkin orang Amerika tak peduli dengan seberapa boros atau irit sebuah mesin, hehee...
Baca Juga: Deretan Motor Gede Harley-Davidson di GIIAS 2023, Unit Ready!
Untuk memilih atau mengaktifkan fitur yang ada di panel instrumen, tentu menggunakan tombol yang ada di setang.
Pada area setang kanan terdapat tombol untuk memilih Riding Mode yang bertuliskan MODE, di belakangnya ada sakelar engine cut off berikut on, serta di tengahnya ada tombol untuk starter. Pada sebelah kirinya ada tombol hazard.
Kemudian berderet tombol untuk mengatur hiburan jika sudah terkoneksi dengan smartphone, yaitu untuk mengontrol jika menyalakan lagu. Lalu di bagian paling bawah ada tombol untuk voice command dan pengaturan Traction Control System (TCS).
Geser ke setang kiri, tombolnya tak kalah banyak. Paling depan ada sakelar lampu jauh-dekat dan pass beam. Di belakangnya ada sakelar yang untuk mengaktifkan dan mengatur Cruise Control.
Di sisi kanannya ada tombol untuk menyalakan dan mematikan fitur pemanas handgrip. Di belakangnya ada tombol untuk mengganti info MID.
Berikutnya berderet tombol yang untuk memilih dan mengganti info yang disajikan, ada tombol atas, bawah, kanan, kiri dan tengah untuk memilih.
Di kanannya untuk membuka menu dan kembali ke Home. Salah satu yang ada di dalamnya adalah info tekanan ban atau TPMS (Tire Pressure Monitoring System).
Baru di bawahnya ada sakelar lampu sein dan tombol klakson. Oiya di sisi kanan panel instrumen terdapat power outlet model type c.
Baca Juga: Test Ride Lengkap Royal Enfield Super Meteor 650, Cruiser Bertenaga & Nyaman!
Nah kalau sistem kontaknya tentu sudah keyless, untuk menyalakan sistem kelistrikan sakelar utama tinggal diputar ke posisi on.
Namun untuk membuka tangki masih andalkan kunci mekanis, begitu juga untuk mengunci setang yang letak lubangnya ada di segitiga atas.
Nah di dekatnya terdapat fitur Steering Damper dari Ohlins, yang tentunya membantu kestabilan setang dan roda depan khususnya di kecepatan tinggi.
Masih berhubungan dengan sistem elektronik, Pan America 1250 Special dibekali dengan suspensi semi-aktif elektronik.
Makanya baik suspensi depan maupun belakang ada kabel yang masuk ke dalamnya, yang tentu untuk mengontrol redamannya lewat solenoid di dalamnya.
Seperti disinggung di pembahasan desain, salah satu ciri versi Special adalah pakai pelek jari-jari, tapi meski begitu bannya tetap tubeless.
Karena pakai pelek yang jari-jarinya tembus ke samping, seperti halnya di R 1250 GS. Dan di dalamnya juga terpasang sensor TPMS.
Baca Juga: Bahas Desain Royal Enfield Super Meteor 650, Beneran Motor Cruiser!
Masih di area roda, sebagai pengurang laju Pan America 1250 Special dibekali rem cakram ganda di depan yang pakai kaliper radial 4 piston dari Brembo, sedang belakang cakram tunggal kaliper tunggal 1 piston juga dari Brembo.
Tentunya juga ada sistem ABS, bahkan cornering ABS dan Electronic Linked Braking (ELB).
Fitur berikutnya bisa ditemukan di area jok. Untuk pengendara, ketinggiannya bisa dipilih antara yang standar 875 mm atau yang rendah 850 mm.
Kalau jok pembonceng fix. Namun, di kanan kirinya terdapat dudukan pannier atau side box. Sisi belakangnya ada behel yang juga bisa untuk top box.
RIDING POSITION & HANDLING
Sebagai motor adventure, maka jangan heran jika posturnya tinggi! Kesannya sangat mengintimidasi!
Bahkan jok pengendara meski diseting yang posisi rendah tetap saja termasuk tinggi, 850 mm! Tapi apakah menyulitkan saat dinaiki? Ternyata tidak!
Hal itu tentunya karena Pan America 1250 Special dibekali Semi-Active Front and Rear Suspension with Vehicle Load Control dan Adaptive Ride Height.
Jadi saat berhenti dalam posisi sistem kelistrikan menyala, motor akan otomatis lebih ceper.
Baca Juga: Bedah Fitur Royal Enfield Super Meteor 650, Pertama Pakai Sok USD dan Ada Navigasi
Sehingga untuk postur sekitar 170 cm bobot 65 kg, bisa dengan mudah menapakkan kedua kaki saat berhenti. Tentunya hal itu membuat pengendara jadi lebih percaya diri.
Ciri motor otomatis jadi lebih ceper bisa dilihat dari lambang suspensi yang di dekat gear position berkedip, itu terjadi ketika kecepatan motor sedang pelan atau merayap.
Dalam kondisi itu bisa dirasakan motor perlahan memendek dan karakter suspensi jadi sangat empuk.
Tentu karena preload diposisikan ke yang paling rendah, serta compression dan rebound yang paling lembut.
Kemudian saat motor kembali jalan dan kecepatan naik, maka perlahan karakternya akan kembali berubah sesuai Riding Mode yang dipilih.
Jika pakai Road, maka karakter redaman cenderung sedang, masih nyaman untuk penggunaan harian tapi juga masih cukup stabil.
Kalau pakai Riding Mode yang Sport, maka otomatis jadi terasa paling kaku, karena untuk menunjang kestabilan dalam kecepatan tinggi.
Jika ganti ke yang Off-road, maka karakter suspensi berubah jadi yang paling empuk, tentunya karena diperuntukkan untuk melahap jalan keriting. Sedang yang Rain cenderung sedang, mirip Road.
Baca Juga: Jajal Langsung Royal Enfield Super Meteor 650 Pas Buat Jalan Jauh
Kalau posisi berkendara tentu khas big bike aliran adventure. Setang fatbar dimensinya lebar dan cenderung jauh saat diraih, sehingga lengan lurus tapi juga tinggi.
Posisi ini bertujuan agar nyaman tapi juga sigap di berbagai kondisi jalan, khususnya saat off-road.
Sementara posisi pijakan kaki cenderung lurus dengan jok, jadi kaki nyaman untuk perjalanan lama, namun saat pengendara harus berdiri posisinya juga mudah menjepit area jok dan tangki.
Oiya joknya punya busa yang sangat tebal dan tentunya super empuk. Untuk perjalanan berjam-jam enggak ada istilah pantat pedas, super nyaman!
Nah bagaimana dengan handling? Ini tentu terkait dengan dimensi dan bobot.
Ukurannya memang termasuk panjang, bayangkan saja jarak sumbu rodanya mencapai 1.585 mm, itu lebih panjang dari R 1250 GS yang hanya 1.514 mm.
Bobotnya juga lebih berat, Pan America 1250 Special mencapai 258 kg, sedang R 1250 GS cuma 249 kg.
Baca Juga: Jajal Performa Super Meteor 650, Capai 0-60 km/jam Dalam 2 Detik!
Yang langsung paling dirasa apalagi saat harus memindahkan di parkiran adalah berat! Begitu dipakai jalan juga terasa beratnya, makanya bawa motornya cenderung harus kalem.
Enggak bisa langsung main gas pol, karena dengan bobot yang berat yang langsung paling terasa efeknya saat harus pindah haluan atau berbelok, harus main badan. Enggak bisa seperti bawa motor kecil.
Begitu juga dalam hal mengerem, karena berat tak bisa mendadak dan jarak dekat, harus lebih jaga jarak.
Karena itu pula, lengan ikut memikul beban berat. Kalau belum terbiasa dijamin lengan langsung pegal-pegal.
Namun ketika sudah adaptasi, asalkan poin-poin di atas selalu diperhatikan, maka membawa Pan America 1250 Special ternyata tak semenakutkan kesan awalnya. Bisa dibilang cukup nurut, diajak belok enggak begitu melawan.
Cuma karakter panjang, besar dan berat tak akan hilang saat dipakai di jalan kota yang padat. Akan sangat sulit diajak selap-selip di kemacetan. Benar-benar harus bersabar.
Oiya ban bawaan memang punya kembangan yang sudah cukup kasar, namun karakternya masih lebih cenderung untuk di jalan aspal dan maksimal menerabas gravel. Kalau dipakai di jalan off-road berat tentu kurang cocok.
Dari ukurannya yang pakai diameter 19 dan 17 inci dan tapaknya lebar, juga menguatkan karakternya kalau lebih pas di aspal atau maksimal gravel. Kalau yang lebih buat off-road berat biasanya kombinasi 21-18 dengan ukuran lebih ramping.
Catatan tambahan, standar samping posisinya tak seperti motor umumnya, posisinya di depan, jadi kaki kiri seperti harus mencari dahulu.
Baca Juga: Konsumsi Bensin Super Meteor 650, Bisa Jakarta - Jateng Sekali Isi Tangki
Lalu jika membuka standar tengah, sebaiknya standar samping dilipat dahulu, karena jadi tak akan bisa dilipat, mentok!
PERFORMA
Pan America 1250 Special andalkan mesin generasi baru berlabel Revolution Max, yang juga dipakai di Sportster S. Ini mesin yang bisa dibilang sudah enggak HD banget, meski konfigurasinya tetap khas HD yaitu v-twin.
Enggak lagi khas khas HD karena sudah sangat modern, kepala silindernya DOHC 4 katup dengan mekanisme penggerak rantai, bukan lagi pushrod dan pakai radiator.
Girboks pun yang sudah menyatu dengan mesin, sehingga dimensinya kompak seperti halnya mesin motor Jepang atau Eropa. Performanya pun sangat bersaing dengan kompetitornya.
Kapasitasnya 1.252 cc dari ukuran bore x stroke 105 x 72,3 mm. Yang mengagetkan adalah rasio kompresinya, sangat tinggi yaitu 13:1.
Untuk motor adventure apalagi di Indonesia yang mayoritas suhu lingkungan tinggi dan cari bensin beroktan tinggi di daerah sulit, tentu kurang cocok. Karena sarannya minimal pakai RON 95!
Setelah dites ternyata juga sangat tidak cocok jika dikendarai di jalan perkotaan yang padat, pengendara akan berasa seperti sauna! Karena mesin sangat panas!
Terpantau saat dipakai macet-macetan suhu coolant bisa sampai 108° C. Kalau jalan kondisi lancar juga cuma manteng di 100° C. Bisa mencapai suhu kerja ideal di kisaran 90° C hanya saat malam hari dan kondisi jalan lancar.
Baca Juga: Intip Gagahnya Moto Guzzi V100 Mandello Langsung di Malaysia, Gabungan Motor Roadster dan Tourer
Rasa panas itu tentunya juga karena mesinnya berkonfigurasi v-twin, sehingga panas yang dihasilkan langsung terasa di area kaki. Ditambah lagi ada embusan dari kipas radiator di sisi kiri, sedang kaki kanan akan dapat tambahan panas dari pipa knalpot.
Jadi Pan America 1250 memang cocoknya untuk turing luar kota yang kondisi jalan lancar. Beda dengan R 1250 GS yang mesinnya boxer, area kaki khususnya lutut ke atas tak terasa panas.
Performanya sih terbilang mantap untuk mesin HD, tenaga maksimal diklaim sampai 150 dk di putaran mesin 8.750 rpm, dengan torsi maksimal 128 Nm di 6.750 rpm. Tenaganya lebih besar dari R 1250 GS (135 dk), meski torsinya kalah (143 Nm).
Jangan heran saat pakai Riding Mode yang Sport akselerasinya sangat impresif!
Diukur pakai Racebox mencapai 100 km/jam dari berhenti hanya butuh waktu 3,85 detik! Kemudian 0-402 meter hanya 11,58 detik.
Itu lebih cepat dari catatan waktu R 1250 GS, yang di 0-100 km/jam mencatatkan waktu 4,2 detik dan 0-402 meter 12 detik. Mantap kan!
Makanya kalau untuk penggunaan harian, pakai Sport rasanya malah terlalu agresif, karena buka gas sedikit saja keluaran tenaga dan torsi terlalu melimpah.
Penggunaan harian atau turing paling cocok pakai yang Road, karakter performanya cenderung kalem tapi tetap bertenaga, jadi mudah dikendalikan, nyaman dan enggak bikin lekas lelah.
Baca Juga: Mencoba Langsung Riding Position & Handling Moto Guzzi V100 Mandello
Paling terasa khususnya saat akselerasi awal atau keluar tikungan, meski gas dibuka cukup besar jika pakai Road maka keluaran tenaga dan torsi tetap kalem dan linear. Pas!
Bagaimana dengan yang Off-Road? Nah ini respons mesin sedikit lebih kalem lagi dibanding yang Road, tentu untuk memudahkan pengendalian di lintasan yang sulit.
Kemudian yang paling kalem alias sangat lemot bisa dirasakan jika pakai yang Rain. Meski gas dibuka besar secara mendadak, keluaran tenaga dan torsinya sangat kecil. Tentunya biar lebih aman kala hujan.
KONSUMSI BENSIN
Berapa rata-rata jarak yang bisa ditempuh dengan bensin 1 liter di mesin yang kapasitasnya mencapai 1.252 cc?
Ternyata setelah dites untuk berbagai kondisi jalan, mulai dari macet-macetan di Jakarta sampai turing ke Puncak Dua, Bogor lewat Cibadak ternyata hanya dapat 16,5 km/liter.
Artinya seperti rata-rata mobil LCGC jika dipakai harian di dalam kota! Sedang menurut klaim HD rata-rata 18,2 km/liter.
Pengukuran tentunya pakai metode full to full karena tak ada info konsumsi bahan bakar rata-rata.
Dengan hasil segitu, artinya dengan kapasitas tangki 21,2 liter sekali isi bisa menempuh jarak sekitar 349,8 km.
Data tes:
0-60 km/jam: 1,98 detik (20 m)
0-100 km/jam: 3,85 detik (63 m)
0-201 m: 7,55 detik (@157,6 km/jam)
0-402 m: 11,58 detik (@194,5 km/jam)
Konsumsi bensin: 16,5 km/lt
Data spesifikasi:
Tipe mesin: Revolution Max 1250, 4 langkah v-twin DOHC 8 katup injeksi pendingin cairan
Kapasitas: 1.252 cc
Bore x stroke: 105 x 72,3 mm
Rasio kompresi: 13:1
Sistem bahan bakar: ESPFI
Tenaga maksimal: 150 dk @ 8.750 rpm
Torsi maksimal: 128 Nm @ 6.750 rpm
P x L x T: 2.270 mm x – x –
Tinggi jok: 850 mm (rendah), 875 mm (tinggi)
Jarak terendah: 210 mm
Rake: 25°
Trail: 108 mm
Jarak sumbu roda: 1.585 mm
Ban depan: 120/70R19 60 V
Ban belakang: 170/60R17 72 V
Kapasitas tangki: 21,2 liter
Kapasitas oli (dengan filter): 4,5 liter
Bobot: 242 kg (kering), 258 kg (basah)
Suspensi depan: upside down 47 mm, semi-aktif
Suspensi belakang: monosok linkage, dengan kontrol beban awal elektronik otomatis dan peredaman pantulan dan kompresi semi-aktif
Rem depan: cakram ganda, kaliper radial Brembo 4 piston + ABS
Rem belakang: cakram tunggal, kaliper Brembo 1 piston