Test Ride Harley-Davidson Pan America 1250 Special, Mulai Rp 800 juta!

Rangga Kosala - Kamis, 28 September 2023 | 11:44 WIB

Test Ride Harley-Davidson Pan American 1250 Special, motor adventure pertama dari HD (Rangga Kosala - )

Kalau posisi berkendara tentu khas big bike aliran adventure. Setang fatbar dimensinya lebar dan cenderung jauh saat diraih, sehingga lengan lurus tapi juga tinggi.

Aant/Otomotif
Setang fatbar Pan America khas motor adventure, juga dilengkapi handguard sebagai standar

Posisi ini bertujuan agar nyaman tapi juga sigap di berbagai kondisi jalan, khususnya saat off-road.

Sementara posisi pijakan kaki cenderung lurus dengan jok, jadi kaki nyaman untuk perjalanan lama, namun saat pengendara harus berdiri posisinya juga mudah menjepit area jok dan tangki.

Oiya joknya punya busa yang sangat tebal dan tentunya super empuk. Untuk perjalanan berjam-jam enggak ada istilah pantat pedas, super nyaman!

Aant/Otomotif
Jok Pan America 1250 Special sangat tebal dan empuk, diduduki sangat nyaman!

Nah bagaimana dengan handling? Ini tentu terkait dengan dimensi dan bobot.

Ukurannya memang termasuk panjang, bayangkan saja jarak sumbu rodanya mencapai 1.585 mm, itu lebih panjang dari R 1250 GS yang hanya 1.514 mm.

Bobotnya juga lebih berat, Pan America 1250 Special mencapai 258 kg, sedang R 1250 GS cuma 249 kg.

Baca Juga: Jajal Performa Super Meteor 650, Capai 0-60 km/jam Dalam 2 Detik!

Yang langsung paling dirasa apalagi saat harus memindahkan di parkiran adalah berat! Begitu dipakai jalan juga terasa beratnya, makanya bawa motornya cenderung harus kalem.

Enggak bisa langsung main gas pol, karena dengan bobot yang berat yang langsung paling terasa efeknya saat harus pindah haluan atau berbelok, harus main badan. Enggak bisa seperti bawa motor kecil.

Begitu juga dalam hal mengerem, karena berat tak bisa mendadak dan jarak dekat, harus lebih jaga jarak.

Karena itu pula, lengan ikut memikul beban berat. Kalau belum terbiasa dijamin lengan langsung pegal-pegal.

Namun ketika sudah adaptasi, asalkan poin-poin di atas selalu diperhatikan, maka membawa Pan America 1250 Special ternyata tak semenakutkan kesan awalnya. Bisa dibilang cukup nurut, diajak belok enggak begitu melawan.

Cuma karakter panjang, besar dan berat tak akan hilang saat dipakai di jalan kota yang padat. Akan sangat sulit diajak selap-selip di kemacetan. Benar-benar harus bersabar.

Oiya ban bawaan memang punya kembangan yang sudah cukup kasar, namun karakternya masih lebih cenderung untuk di jalan aspal dan maksimal menerabas gravel. Kalau dipakai di jalan off-road berat tentu kurang cocok.

Dari ukurannya yang pakai diameter 19 dan 17 inci dan tapaknya lebar, juga menguatkan karakternya kalau lebih pas di aspal atau maksimal gravel. Kalau yang lebih buat off-road berat biasanya kombinasi 21-18 dengan ukuran lebih ramping.

Catatan tambahan, standar samping posisinya tak seperti motor umumnya, posisinya di depan, jadi kaki kiri seperti harus mencari dahulu.

Baca Juga: Konsumsi Bensin Super Meteor 650, Bisa Jakarta - Jateng Sekali Isi Tangki

Lalu jika membuka standar tengah, sebaiknya standar samping dilipat dahulu, karena jadi tak akan bisa dilipat, mentok!

PERFORMA
Pan America 1250 Special andalkan mesin generasi baru berlabel Revolution Max, yang juga dipakai di Sportster S. Ini mesin yang bisa dibilang sudah enggak HD banget, meski konfigurasinya tetap khas HD yaitu v-twin.

Enggak lagi khas khas HD karena sudah sangat modern, kepala silindernya DOHC 4 katup dengan mekanisme penggerak rantai, bukan lagi pushrod dan pakai radiator.

Aant/Otomotif
Pan America 1250 Special menggendong mesin v-twin khas HD, tapi modern dan bertenaga

Girboks pun yang sudah menyatu dengan mesin, sehingga dimensinya kompak seperti halnya mesin motor Jepang atau Eropa. Performanya pun sangat bersaing dengan kompetitornya.

Kapasitasnya 1.252 cc dari ukuran bore x stroke 105 x 72,3 mm. Yang mengagetkan adalah rasio kompresinya, sangat tinggi yaitu 13:1.

Untuk motor adventure apalagi di Indonesia yang mayoritas suhu lingkungan tinggi dan cari bensin beroktan tinggi di daerah sulit, tentu kurang cocok. Karena sarannya minimal pakai RON 95!

Setelah dites ternyata juga sangat tidak cocok jika dikendarai di jalan perkotaan yang padat, pengendara akan berasa seperti sauna! Karena mesin sangat panas!

Terpantau saat dipakai macet-macetan suhu coolant bisa sampai 108° C. Kalau jalan kondisi lancar juga cuma manteng di 100° C. Bisa mencapai suhu kerja ideal di kisaran 90° C hanya saat malam hari dan kondisi jalan lancar.

Baca Juga: Intip Gagahnya Moto Guzzi V100 Mandello Langsung di Malaysia, Gabungan Motor Roadster dan Tourer

Rasa panas itu tentunya juga karena mesinnya berkonfigurasi v-twin, sehingga panas yang dihasilkan langsung terasa di area kaki. Ditambah lagi ada embusan dari kipas radiator di sisi kiri, sedang kaki kanan akan dapat tambahan panas dari pipa knalpot.

Aant/Otomotif
Radiator Pan America 1250 Special sangat lebar, di bagian bawahnya ada kiprok

Jadi Pan America 1250 memang cocoknya untuk turing luar kota yang kondisi jalan lancar. Beda dengan R 1250 GS yang mesinnya boxer, area kaki khususnya lutut ke atas tak terasa panas.

Performanya sih terbilang mantap untuk mesin HD, tenaga maksimal diklaim sampai 150 dk di putaran mesin 8.750 rpm, dengan torsi maksimal 128 Nm di 6.750 rpm. Tenaganya lebih besar dari R 1250 GS (135 dk), meski torsinya kalah (143 Nm).

Jangan heran saat pakai Riding Mode yang Sport akselerasinya sangat impresif!

Diukur pakai Racebox mencapai 100 km/jam dari berhenti hanya butuh waktu 3,85 detik! Kemudian 0-402 meter hanya 11,58 detik.

Itu lebih cepat dari catatan waktu R 1250 GS, yang di 0-100 km/jam mencatatkan waktu 4,2 detik dan 0-402 meter 12 detik. Mantap kan!

Makanya kalau untuk penggunaan harian, pakai Sport rasanya malah terlalu agresif, karena buka gas sedikit saja keluaran tenaga dan torsi terlalu melimpah.

Penggunaan harian atau turing paling cocok pakai yang Road, karakter performanya cenderung kalem tapi tetap bertenaga, jadi mudah dikendalikan, nyaman dan enggak bikin lekas lelah.

Baca Juga: Mencoba Langsung Riding Position & Handling Moto Guzzi V100 Mandello

Paling terasa khususnya saat akselerasi awal atau keluar tikungan, meski gas dibuka cukup besar jika pakai Road maka keluaran tenaga dan torsi tetap kalem dan linear. Pas!

Bagaimana dengan yang Off-Road? Nah ini respons mesin sedikit lebih kalem lagi dibanding yang Road, tentu untuk memudahkan pengendalian di lintasan yang sulit.

Kemudian yang paling kalem alias sangat lemot bisa dirasakan jika pakai yang Rain. Meski gas dibuka besar secara mendadak, keluaran tenaga dan torsinya sangat kecil. Tentunya biar lebih aman kala hujan.

KONSUMSI BENSIN
Berapa rata-rata jarak yang bisa ditempuh dengan bensin 1 liter di mesin yang kapasitasnya mencapai 1.252 cc?

Ternyata setelah dites untuk berbagai kondisi jalan, mulai dari macet-macetan di Jakarta sampai turing ke Puncak Dua, Bogor lewat Cibadak ternyata hanya dapat 16,5 km/liter.

Artinya seperti rata-rata mobil LCGC jika dipakai harian di dalam kota! Sedang menurut klaim HD rata-rata 18,2 km/liter.

Pengukuran tentunya pakai metode full to full karena tak ada info konsumsi bahan bakar rata-rata.

Dengan hasil segitu, artinya dengan kapasitas tangki 21,2 liter sekali isi bisa menempuh jarak sekitar 349,8 km.

Data tes:
0-60 km/jam: 1,98 detik (20 m)
0-100 km/jam: 3,85 detik (63 m)
0-201 m: 7,55 detik (@157,6 km/jam)
0-402 m: 11,58 detik (@194,5 km/jam)
Konsumsi bensin: 16,5 km/lt

Data spesifikasi:
Tipe mesin: Revolution Max 1250, 4 langkah v-twin DOHC 8 katup injeksi pendingin cairan
Kapasitas: 1.252 cc
Bore x stroke: 105 x 72,3 mm
Rasio kompresi: 13:1
Sistem bahan bakar: ESPFI
Tenaga maksimal: 150 dk @ 8.750 rpm
Torsi maksimal: 128 Nm @ 6.750 rpm
P x L x T: 2.270 mm x – x –
Tinggi jok: 850 mm (rendah), 875 mm (tinggi)
Jarak terendah: 210 mm
Rake: 25°
Trail: 108 mm
Jarak sumbu roda: 1.585 mm
Ban depan: 120/70R19 60 V
Ban belakang: 170/60R17 72 V
Kapasitas tangki: 21,2 liter
Kapasitas oli (dengan filter): 4,5 liter
Bobot: 242 kg (kering), 258 kg (basah)
Suspensi depan: upside down 47 mm, semi-aktif
Suspensi belakang: monosok linkage, dengan kontrol beban awal elektronik otomatis dan peredaman pantulan dan kompresi semi-aktif
Rem depan: cakram ganda, kaliper radial Brembo 4 piston + ABS
Rem belakang: cakram tunggal, kaliper Brembo 1 piston