GridOto.com – Bagi Rizal, ayah sepasang anak, tanggung jawab pekerjaan menuntutnya pergi kantor sejak pagi hingga pulang setelah matahari terbenam.
Rutinitas ini dilakukan di hari kerja. Jika ada proyek yang belum selesai, ia bahkan akan teruskan di weekend.
Kesibukannya menyita waktu, hingga intensitas hubungan dengan Abrizam, anak lelakinya, rendah.
Hal ini memang disadari Rizal seiring dengan bertambahnya usia si anak tertua.
Melihat perkembangan si anak, Rizal sadar dan berkeinginan untuk melakukan aktivitas bersama.
Turing berkendara bisa dimanfaatkan sebagai media keperawatan, termasuk dalam keperawatan anak.
International Labour Organization (ILO), atau Organisasi Perburuhan Internasional, mengampanyekan prinsip Merawat Bersama lewat 5R: Recognize (Mengakui), Reduce (Mengurangi), Redistribute (Membagi), Reward (Menghargai), dan Representation (Mewakili).
Lewat 5R, kita diajak mengenali beragam beban pekerjaan keperawatan yang diemban perempuan, dan bahwa ada banyak tugas yang perlu (dan bisa) dikurangi.
Baca Juga: Ini Ciri Pelumas Cocok Untuk Turing Jarak Jauh
Dalam konsep 5R yang diinisiasi ILO ini, ayah memiliki peran sentral sebagai pihak yang melakukan perawatan terhadap anaknya.
Dari hal ini, Rizal berupaya untuk melakukan turing bermotor bersama Abrizam.
Tidak perlu jauh-jauh. Rumahnya di kawasan Jakarta, jadi ia bisa memilih healing ke lokasi obyek wisata di seputaran Sentul, Bogor, atau Sukabumi. Waktu tempuhnya juga relatif singkat, hanya sehari.
Untuk perjalanan ini, Rizal berencana untuk mengambil cuti. Waktu yang dipilih telah disepakati.
Baginya, turing bukan sekadar membawa kendaraan ke satu tempat saja.
Di sana ia berharap Abrizam belajar bagaimana melatih emosi diri ketika menghadapi rintangan jalan yang tidak mudah. Macet, panas, belum lagi pengguna kendaraan lain yang seenaknya.
Mereka juga bisa belajar bagaimana menghargai alam. Lewat kegiatan turing ini, anak bisa melihat bahwa keindahan alam akan terjaga apabila mampu berempati terhadap kondisi lingkungan.
Rizal mencoba memakai pengalaman ini untuk memberikan pengertian tentang pentingnya safety riding, alias keselamatan berkendara, pada Abrizam.
Dimulai dari hal yang simpel terlebih dahulu, seperti memakai perlengkapan berkendara. Mulai dari helm, jaket, sarung tangan, dan sepatu, jika turing menggunakan motor.
Rizal dapat menjelaskan dengan bahasa yang mudah dicerna Abrizam, mengenai fungsi menggunakan perlengkapan berkendara.
Ia mencontohkan penggunaan helm, yang selain tertuang dalam aturan lalu lintas, peranti keselamatan ini melindungi kepala guna meminimalisir terjadinya cedera parah.
Baca Juga: 7 Poin yang Harus Dicek Pada Motor Setelah Dipakai Liburan Lebaran
“Gunakan helm, jaket, sarung tangan, dan sepatu, ya,” bilang Rizal ke Abrizam.
Di sela obrolan, Rizal menyelipkan fungsi helm dalam berkendara.
Sepanjang perjalanan Rizal juga menjalankan motornya sesuai aturan. Ia berhenti di belakang garis tanda berhenti di persimpangan lampu merah.
Ia ingin menunjukkan kepada Abrizam, bagaimana perilaku berkendara yang benar.
Taat pada aturan lalu lintas bukan sekadar menghindari tilang petugas Kepolisian, namun bentuk tanggung jawab agar tidak merugikan diri sendiri, terlebih orang lain.
Dengan adanya pemahaman semacam ini, diharapkan pengetahuan mengenai keselamatan berkendara pada anak bisa tertanam sejak dini.
Rizal sangat menyadari tanggung jawab merawat anak bukan hanya diletakkan pada ibu seorang. Ayah pun sebagai orang tua perlu mengambil peran.
Ia menggunakan waktu cutinya untuk menciptakan hubungan yang baik antara dirinya dengan Abrizam.
"Cuti ayah hanya salah satu sarana pelibatan ayah dalam pekerjaan pengasuhan,” jelas Early Dwi Nuriana selaku Staf Program ILO untuk Ekonomi Perawatan.
“Namun, ayah juga bisa terus berupaya meluangkan waktu untuk terlibat merawat bersama," tutupnya.
Persis keinginan Rizal untuk Abrizam, anaknya: Lebih banyak menghabiskan waktu melakukan aktivitas bersama, lewat turing-turing berikutnya. (*)