Test Ride Lengkap Royal Enfield Super Meteor 650, Cruiser Bertenaga & Nyaman!

Rangga Kosala - Kamis, 7 September 2023 | 11:41 WIB

Royal Enfield Super Meteor 650 jadi cruiser nyaman dan bertenaga (Rangga Kosala - )

Terbukti waktu diajak ke daerah Puncak Pass dengan banyak jalan berkelok, Super Meteor 650 agak keteteran saat diajak cornering.

Lain cerita kalau ketemu tikungan parabolik yang panjang, motor terasa sangat stabil. Namun, untuk dipakai jalan jauh dengan mayoritas aspal mulus dan lurus, Super Meteor terasa nikmat.

Impresi berkendara terasa halus dan stabil, bahkan di kecepatan tinggi sekalipun. Tak salah menjadi sebuah besutan cruiser.

Baca Juga: Torsi Kuat Tapi Minta Diurut, Performa Royal Enfield Scram 411 Masih Kalah Sama Motor 250 cc?

Performa
Ngomongin mesin, Super Meteor 650 dibekali oleh dapur pacu 648 cc SOHC 2 silinder segaris dengan injeksi bahan bakar elektronik.

Sistem pendinginan pakai udara dan oli dengan oil cooler berpenampang besar. Kapasitas 648 cc dihasilkan melalui ukuran bore & stroke 78 mm x 67,8 mm.

Rangga/Otomotif
Oil cooler Super Meteor 650 berpenampang besar

Mesin ini identik dengan dapur pacu yang digunakan oleh Interceptor dan Continental GT 650.

Meski ada sedikit perbedaan pada airbox filter, knalpot dan setingan ECU Bosch untuk optimalisasi di putaran bawah.

Meski secara garis besar wujudnya mirip Meteor 350, menurut Anindya Dwiasti, Marketing Head Royal Enfield Indonesia, Super Meteor didesain secara fresh dari awal.

Tidak sekadar menjejalkan mesin 2 silinder 650 cc ke rangka Meteor 350. "Benar-benar baru, untuk rangkanya dan segala macam berbeda dengan 'adiknya'," jelasnya ketika ditemui di GIIAS 2023 lalu.

Mesin ini diklaim dapat menghasilkan tenaga maksimum sebesar 46,3 dk (34,6 kW) pada 7.250 rpm dan torsi 52,3 Nm pada 5.650 rpm.

Tenaga tadi disalurkan ke roda belakang melalui rantai lewat transmisi manual 6 percepatan.

Baca Juga: Royal Enfield 650 Twin Versi 2023 Bersolek Simpel, Fitur Lebih Modern

Dengan Rasio kompresi hanya 9,5:1, seharusnya masih bisa menenggak bensin RON 90 seperti Pertalite, memudahkan ketika dipakai turing keluar kota.

Selain itu, rasio kompresi yang tergolong rendah membuat mesin tidak terasa panas ketika berkendara. Rasa hangat pada betis baru terasa pas berhenti ketika macet parah.

Walau begitu tentu tidak disarankan riding menggunakan celana pendek, karena posisi paha dekat dengan cylinder head. Beresiko bikin kaki terpanggang!

Royal Enfield mengklaim 80% torsi sudah keluar sejak 2.500 rpm. Torsi besar ini kami rasakan saat jalan pelan, cukup buka gas sedikit saja motor sudah melaju.

Melibas tanjakan pun pakai gigi 2 masih oke tanpa ada “drama”.

Dan dengan adanya balancer shaft pada mesin, sukses memberi rasa halus alias minim getaran. Memang masih ada getar tapi di putaran mesin tinggi dan terasa sedikit saja di setang.

Impresi kami ketika berjalan di kecepatan 80 km/jam pada gigi 4, mesinnya terasa halus. Sementara itu gigi 6 cenderung overdrive, jadi jarang terpakai buat harian.

Seberapa cepat akselerasinya? Dengan torsi besar di putaran rendah tak heran jika Super Meteor 650 hanya butuh waktu 2,78 detik untuk mencapai kecepatan 60 km/jam dari keadaan diam.

Sementara itu akselerasi 0 ke 100 km/jam ditempuh dalam waktu 7,06 detik saja.

Berdasarkan data dari Racebox, top speed yang berhasil di gapai 160 km/jam. Hasil ini bisa dibilang identik dengan tampil angka pada spidometer Super Meteor 650.

Baca Juga: Irit Juga! Sekali Isi Tangki Royal Enfield Scram 411 Bisa Jalan 406,5 Km

Data lengkap hasil tes akselerasi bisa disimak pada tabel ya!

Oiya suara mesin terdengar nikmat! Dengan konfigurasi crankshaft 270° membuatnya bersuara seperti mesin v-twin.

Apalagi Super Meteor 650 tidak dibekali dengan tabung katalitik besar seperti Meteor 350.

Suara mesin jadi lebih terdengar deh! Kebayang kalau sudah ganti knalpot aftermarket atau custom pasti lebih nikmat.

Konsumsi Bensin
Meski mesin dengan rasio kompresi rendah dapat menenggak bensin RON 90, selama pengetesan kami hanya menggunakan bensin dengan angka RON 92.

Pengukuran konsumsi bensin dilakukan dengan metode full to full. Hasilnya didapat rata-rata 22 km/liter.

Rute yang dilalui mulai jalan lengang antarkota, kemacetan lalu lintas dan sampai trek menanjak di daerah Puncak, Jawa Barat.

Untuk motor seberat 241 kg dengan mesin dua silinder 650 cc, konsumsi bensinnya masih dirasa moderat.

Data Spesifikasi
P x L x T           : 2.260 x 890 x 1.155 mm
Jarak sumbu roda    : 1.500 mm
Jarak terendah      : 135 mm
Tinggi jok          : 740 mm
Bobot               : 241 kg (basah)
Kapasitas tangki    : 15,7 Liter
Tipe rangka         : Steel tubular spine frame
Suspensi depan      : 43 mm upside down telescopic fork 120 mm travel
Suspensi belakang   : Twin shocks 5 step adjustable preload 101 mm travel
Ban depan           : 100/90-19 M/C 57H (Tubeless Type)
Ban belakang        : 150/80-16 M/C 71H (Tubeless Type)
Rem depan           : 320 mm disc twin piston floating caliper ABS
Rem belakang        : 300 mm disc twin piston floating caliper ABS
Tipe mesin          : 4-stroke SOHC 4 valve
Silinder            : Parallel twin
Kapasitas           : 648 cc
Bore x stroke       : 78 x 67,8 mm
Rasio kompresi      : 9,5:1
Cooling system      : Air & oil cooled
Tenaga maksimal     : 46,3 dk (34,6 kW) @ 7.250 rpm
Torsi maksimal      : 52,3 Nm @ 5.650 rpm
Sistem starter      : Electric
Sistem pelumasan    : Basah
Sistem pengabutan   : Electronic fuel injection
Tipe transmisi      : Manual 6 speed penggerak rantai
Kopling             : Wet multi-plate 

Data tes
0-60 km/jam    : 2,78 detik
0-100 km/jam   : 7,06 detik
0-201 m        : 9,56 detik
0-402 m        : 15,24 detik
Top speed spidometer: 160 km/jam
Top speed Racebox: 160 km/jam
Konsumsi bensin: 22 km/liter