Dan yang asyik dari karakternya adalah, sejak 4.000 rpm respon torsinya sudah terasa kuat.
Apalagi jika sudah menyentuh 7.000 sampai ke limiter di kisaran 11.500 rpm, dorongan tenaganya sangat menyenangkan.
Dengan karakter yang kuat di putaran bawah tak perlu repot-repot gantung rpm setiap keluar tikungan.
Tuono 660 juga didukung dengan perangkat elektronik canggih A-PRC atau Aprilia Performance Ride Control.
Makanya ketika turun ke trek dan riding mode dipilih ‘Race’, panel indikatornya juga langsung berubah. Menampilkan lap timing dan takometer dengan ukuran cukup besar sebagai point of view.
Sedang setingan mesinnya ada ‘time attack’ dan ‘challenge’. Pada challenge, sudah terprogram fix dari Aprilia.
Sedang pada time attack, semua setingan bisa diatur. Dari engine map, engine brake, traction control hingga wheelie control bisa diatur ulang.
Sayangnya karena tidak ada quick shifter, pindah gigi tidak semulus Aprilia RS 660 khususnya saat downshift, meski tuas presneling tetap terasa empuk.
BOBOT RINGAN
Salah satu keunggulan Tuono 660 adalah bobotnya yang cuma 183 kg saja, itu cuma lebih berat 1 kg saja dari berat isi Kawasaki Ninja ZX-25RR yang 182 kg.
Rangka aluminium yang didesain ringkas jadi penyumbang bobotnya makin ringan. Rangka ini hanya dari komstir sampai ke engine mounting belakang bagian atas.
Sedang dudukan untuk swing arm aluminiumnya, suspensi belakang dan subframe menempel langsung di crank case mesin.
Efeknya, feeling mengendarai motor ini adalah sangat ringan! Berpindah arah terasa mudah.
Apalagi didukung suspensi yang sudah diseting sedikit lebih keras khusus gas pol di Mandalika. Suspensi depan dan belakang Tuono 660 dari KYB. Yang depan tipe upside down berdiameter as 41 mm.
Sedang rem cakramnya, terasa empuk dan pakem karena sudah dibekali master dan kaliper Brembo.