Untungnya di sisi ekstreior, Kuda Grandia juga punya high mounted stoplamp yang sudah jadi perlengkapan standar, sementara buat Kijang atau Panther item ini merupakan peranti opsional.
Kemudian bagian headlamp-nya juga megadopsi dual reflector, tak seperti Kijang atau Panther yang cuma punya satu.
Soal performa mesin Kuda Grandia juga boleh membusungkan dada, sobat ingat enggak sih kalau MPV ini pakai mesinnya Galant VR lho.
Makanya tenaga Kuda Grandia ini tembus 86 dk, atau 8 dk lebih besar dari Panther yang cuma 78 dk.
Selain itu dari segi perbandingan bobot dan tenaga (power to weight ratio), per 1 dk tenaga Kuda Grandia setara menopang bobot 13,20 Kg.
Sementara Kijang, tiap 1 dk-nya setara membopong 14,95 Kg, makanya dengan perbandingan gigi yang sama Kuda bisa melesat lebih cepat.
Sekadar informasi, di tahun 2002 Mitsubishi Kuda Grandia dibanderol Rp 180 juta, sementara Kijang Krista matik 2.0 harganya Rp 193,9 juta.
Sedangkan versi dieselnya Kuda Grandia yang bertransmisi manual harganya Rp 164,5 juta, beda tipis dari Panther yang dipatok Rp 160 juta.
Tapi, memang segudang kelebihan yang dibawa Kuda Grandia tak semudah itu menumbangkan kompetitornya
Nama besar turut jadi pengaruh kenapa Kijang dan Panther mampu terus melenggang meski Kuda sudah sedemikian kuat mengadangnya.
Punya Kijang, berarti membeli reputasi sebagai mobil yang sudah diterima publik selama puluhan tahun, sehingga nilai jual kembalinya tetap tinggi.
Begitu pula Panther, yang terkenal sebagai raja diesel membuat konsumen enggak ragu memilihnya.
Nah, gimana pendapat kamu soal Kuda Grandia?