Didesain oleh Spark, perusahaan milik bos tim Alfa Romeo F1 Frederic Vasseur, bekerja sama dengan Renault, mobil Formula E Gen1 diberikan kode sasis SRT_01E.
Ketika pertama kali dipakai balapan, SRT_01E memiliki tenaga maksimal 268 dk dan torsi puncak 140 Nm dari motor listrik buatan McLaren.
Namun para tim akhirnya diperbolehkan mendesain motor listrik dan sistem kontrol elektronik (ECU) masing-masing sejak musim kedua.
Salah satu regulasi unik yang sering diingat dari era mobil Formula E Gen1 adalah diwajibkannya pit stop untuk mengganti mobil di tengah-tengah balapan.
Pasalnya, baterai berkapasitas 28 kWh produksi Williams Advanced Engineering milik mobil Formula E Gen1 tidak cukup besar untuk menyelesaikan balapan.
Ketika mobil Formula E Gen2 tiba pada musim kelima (2018-2019), regulasi tersebut pun dihapuskan.
Karena kapasitas baterai mobil Formula E Gen2 yang kini diproduksi McLaren tersebut sudah membengkak menjadi 54 kWh.
Ditambah oleh kemampuan regenerasi energi yang jauh lebih baik, berarti mobil balap Formula E kini bisa menyelesaikan balapan dalam satu kali pengecasan.
Tapi tidak hanya kapasitas baterai, mobil Formula E Gen2 juga memiliki beberapa perubahan drastis lainnya dibandingkan mobil Gen1.