Efeknya buat yang tinggi badannya lebih dari 170 cm kaki terasa nangkring, buat perjalanan lama bikin paha pegal.
Dengan penggunaan ban yang lebih lebar dan bobot yang bertambah, perubahannya terasa pada karakter handlingnya.
Genio 2022 kini 93 kg (versi CBS-ISS), naik 3 kg dari Genio 2019 yang hanya 90 kg.
Ketika dirasakan karakter setangnya berbeda jadi sedikit lebih berat, selain bannya lebih berat, permukaan yang menyentuh aspal juga lebih lebar. Rasanya kini jadi serasa memegang setang Scoopy.
Perubahan juga terasa ketika berkendara, handlingnya jadi tak seenteng Genio 2019, tentunya juga efek dari profil ban dan bobotnya.
Baca Juga: New Honda Genio Resmi Meluncur, Berikut Ini Pilihan Warna dan Harganya
Tapi bukan berarti mengurangi kelincahan. Karakternya tetap khas skutik bersasis eSAF (enhanced Smart Architecture Frame), buat harian membelah jalanan perkotaan tentu tetap sangat lincah.
Bedanya saat dipakai untuk bermanuver kencang, dengan ban yang lebih lebar, belak-belok miring kini jadi makin mantap!
Walaupun karakter suspensi sebenarnya kurang begitu mendukung, karena terlalu empuk.
Yang mana kalau buat jalan santai sih bikin nyaman, enggak bikin tangan dan pinggang sakit, karena memang empuk dan tak mudah mentok. Tapi memang kalau buat ngebut membuat motor jadi kurang “diam”.
PERFORMA
Mesin yang diusung tentu tak berubah, generasi eSP terbaru, 109,4 cc 4 langkah SOHC 2 katup injeksi berpendingin udara.
Punya langkah piston sangat panjang, 63,1 mm dipadu piston kecil 47 mm, rasio kompresi 10:1.
Tenaga maksimalnya tetap 8,9 dk di putaran mesin 7.500 rpm dan torsi maksimal 9,3 Nm di 5.500 rpm.
Karakternya mesinnya khas, di tarikan awal dari berhenti sampai sekitar 50 km/jam terasa ringan yang diiringi suara knalpot garing.
Tapi di kecepatan sekitar 50-60 km/jam lajunya tertahan atau terasa ngeden seakan motor memaksa pengendara untuk tak menambah kecepatan, tentunya biar irit bensin.
Tapi hal itu menyulitkan saat akan menyalip atau menaklukkan tanjakan, jadi pengendara dituntut harus pintar-pintar jaga kecepatan.
Untungnya setelah memasuki 70 km/jam lajunya kembali ringan sampai dapat top speed.
Adanya penambahan bobot 3 kg tentunya berpengaruh pada performa dan bikin power to weight ratio jadi mengecil, paling kentara dari hasil tes akselerasi pakai Racelogic dan raihan top speed.
Dari berhenti ke 60 km/jam, memang Genio 2022 malah lebih singkat 0,1 detik, dari 7 ke 6,9 detik, tapi setelah itu semua unggul Genio 2019. Contoh 0-80 km/jam, versi baru 14,2 detik, Genio 2019 hanya 13,7 detik.
Malah Genio 2022 ini kecepatan maksimal tak bisa menyentuh angka 100 km/jam, terekam di Racelogic mentok cuma 92,9 km/jam, sedang di spidometernya 102 km/jam.
Padahal Genio 2019 bisa dapat 109 km/jam di spidometer dan 103,1 km/jam di Racelogic.
Begitu pula dengan hasil catatan waktu di jarak tertentu, dari 0-100 meter, 0-201 meter dan 0-402 meter, Genio 2022 kalah cepat dari versi 2019.
Itu artinya dengan penggunaan ban baru yang berkontribusi pada penambahan bobot, secara signifikan menurunkan performa.
KONSUMSI BENSIN
Mesin 110 cc eSP terbaru yang karakternya overstroke milik Genio yang juga diturunkan ke BeAT dan Scoopy, didesain punya konsumsi bahan bakar yang irit.
Meski dipakai harian dengan gaya berkendara agresif, sering bejek gas sampai mentok, konsumsi rata-ratanya Genio 2022 ini masih main di angka 51 km/liter. Cuma beda 0,3 km/liter dibanding model 2019 yang bobotnya lebih enteng 3 kg.
Tentunya jika berkendara secara eco riding, angka 59,1 km/liter seperti klaim AHM sangat bisa diraih.