GridOto.com - Selain mesin, aerodinamika dan elektronik, ban motor MotoGP memegang peranan penting dalam penentu hasil balapan.
Selain soal kecepatan, daya tahan ban selama balapan sangat diperhitungkan agar performa pembalap terus maksimal sampai akhir balapan.
Michelin selaku pemasok ban tunggal di MotoGP saat ini, menyediakan beberapa variasi kompon untuk setiap pekannya.
Secara garis besar pembagian kompon ban MotoGP disediakan untuk dua kondisi, yakni kering dan basah.
Untuk kondisi kering, ada 22 ban yang dipersiapkan untuk 1 pembalap di setiap pekannya, dari mulai sesi latihan pertama di Jumat pagi, hingga balapan di Minggu siang.
Terbagi dari 10 ban depan dan 12 ban belakang untuk kondisi kering, terbagi dalam 3 kompon dari lunak (soft), sedang (medium), dan keras (hard).
Jika pembalap berhasil ikut dalam kualifikasi 2 (Q2) ada tambahan jatah 1 set ban buat pembalap.
Dalam kondisi basah, pembalap akan diberi 13 set ban basah dengan 3 kompon berbeda, 6 buah ban depan, dan 7 belakang.
Jika minimal ada 4 sesi di antara Jumat dan Sabtu hujan, Michelin memberikan 1 set lagi ban untuk pembalap.
Kompon soft, medium, dan hard tersebut spesifikasinya berbeda pada tiap-tiap seri.
Semua tergantung dari karakter trek mencakup tikungan dan aspalnya, kondisi geografis, serta cuaca di sana.
Michelin punya semua data soal trek mana memakai ban apa saja, data ini didapat dari tes ataupun pada balapan sebelumnya.
Kompon soft, medium, dan hard untuk sirkuit A, tidak selalu sama untuk sirkuit B, juga soal simetrikal ban yang berbeda-beda juga.
Michelin memberikan ban asimetris untuk trek tertentu yang memang akan memaksa salah satu sisi ban bekerja lebih keras karena tikungannya.
Pabrikan ban sudah membagi-bagi jatah ban untuk pembalap dan timnya.
Di bagian sisi kanan kiri ban, ada tulisan dengan logo Michelin selaku pemasok.
Baca Juga: Enggak Sembarangan, Seting Suspensi Belakang Bisa Pengaruhi Keawetan Ban Motor MotoGP Juga Lho
Lalu ada barcode yang memberikan informasi ban tersebut milik siapa, di seri apa, dan beberapa data tertentu yang bisa dipakai Michelin.
Ada juga garis berwarna yang menunjukkan tipe kompon.
Untuk ban kering, kita akan melihat garis putih untuk ban soft, kuning untuk hard, sedangkan yang polos tanpa strip adalah medium.
Sedangkan ban basah, garis warna biru gelap adalah ban soft, putih untuk medium, biru terang untuk ekstra soft.
Selain itu, tekanan ban juga diatur oleh Michelin demi keselamatan pembalap.
Michelin biasanya memakai 2 bar untuk ban depan, 1,8 bar untuk ban belakang, tekanan ini dihitung dengan mengisi udara kering sehingga tidak bertambah meski suhu naik.
Soal suhu, ban depan biasanya bekerja optimal dalam suhu 100 derajat Celcius, kadang lebih dari 120 untuk ban belakang.
Untuk ban basah, kira-kira 60-80 derajat Celcius.
Michelin juga mengharuskan ban paling tidak berada 1 jam sampai 2 jam di pemanas sebelum dipakai ke trek, dengan suhunya 90 derajat untuk ban kering, 40 derajat untuk ban basah.
Para teknisi Michelin bertanggung jawab mengukur suhu aspal dan juga ban dengan metode khusus, para pembalap bisa melaju dengan bagus di trek.