Jarvis awalnya tak terlalu yakin karena ada risiko besar.
Sampai ada anggapan jika sukses maka karena Valentino Rossi, tapi jika tidak maka yang salah adalah motornya.
"Tapi ketika dia menang di Afrika Selatan kami sadar semuanya mungkin. Sangat menyenangkan, tidak bisa dilupakan. Momen ajaib lainnya terjadi di Phillip Island, ketika dia menang gelar 2004," ungkap Jarvis.
Momen panas antara Yamaha dan Rossi mulai muncul kala datangnya Lorenzo mulai 2008.
Awalnya Lorenzo direncanakan untuk menggantikan Rossi yang gosipnya mau ke F1, tapi akhirnya malah jadi rekan setimnya.
Lorenzo langsung mampu tampil baik dan akhirnya jadi penantang gelar di tahun 2009 dan hal itu mengancam posisi The Doctor di Yamaha.
"Mengatur keduanya satu garasi bukan hal sederhana. Di 2010, dia bilang 'aku atau Lorenzo'. Hal itu tidak bisa kami terima. Hubungan kami mulai rusak dan mulai di sana ada banyak kepahitan," ungkap Jarvis.
Akhirnya Rossi yang tidak nyaman di Yamaha memutuskan pindah ke Ducati pada 2011.